BERUSAHA TANI SAYURAN MENOPANG EKONOMI RUMAH TANGGA

By : Ir. Fransiskus Mbapa, M.Si

Kiat berusaha tani memegang peranan penting dalam meningkatkan taraf hidup bagi para pelaku usaha yang menjalankan profesi tersebut. Kegiatan berusaha tani tidak dapat dilepaspisahkan dari seorang petani yang keberadaanya sangat tergantung dari kegiatan usahatani yang dilaksanakannya.

            Kegiatan usaha tani seperti dimaksudkan di atas merupakan suatu tuntutan yang harus dijalankan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup dalam dunia usaha yang penuh kompetisi. Berusaha tani sayuran merupakan salah satu alternatif usaha yang dapat diandalkan untuk meningkatkan penerimaan usaha sebagai kontribusi nyata yang dapat diperoleh seorang pelaku usaha.

            Hal serupa dilakukan oleh sebagian dari para siswa Praktek Kerja Lapangan dari SMK Pollen, Timor Tengah seatan dan SMK Kilobesa yang sedang menjalankan masa PKL dalam kurun waktu 3  bulan di BBPP Kupang. BBPP Kupang sebagai salah satu lembaga pelatihan Kementerian Pertanian dengan tugas pokok dan fungsi melaksanakan pelatihan bagi aparatur dan non aparatur yang bergerak di dunia usaha pertanian.

                Berkeitan dengan hal tersebut maka BBPP Kupang sebagai lembaga yang menyediakan jasa pelatihan perlu memiliki Laboratorium lapangan yang menyediakan model-model kegiatan usaha di bidang pertanian agar dapat menjadi contoh bagi para stakeholder yang membutuhkan jasa konsultasi berkaitan dengan kegiatan usaha di bidang pertanian baik usaha pertanian tanaman pangan, palawija, hortikultura, peternakan yang bergerak di on farm maupun kegiatan usaha yang bergerak di of farm.

            Kegiatan usaha tani yang bergerak di bidang hortikultura termasuk komoditas sayuran dapat dilakukan mengingat jenis kegiatan usaha tersebut menyentuh keperluan banyak orang, karena merupakan salah satu sumber utama kebutuhan pokok manusia. Usahatani sayuran yang dilaksanakan di BBPP Kupang terdiri dari beberapa varian komoditas sayuran diantaranya brokoli, bayam, kangkung, sawi, tomat, cabai yang secara berkala terus dilakukan sesuai dengan masa produksi dari masingmasing komoditas yang dibudidayakan.

            Para siswa PKL mengikuti kegiatan pelaksanaan budidaya sayuran dimulai dari penyediaan sarana produksi, proses budidaya, pemanenan, sampai kepada pemasaran hasil usaha tani yang dilakukan secara  rutin sesuai dengan sikllus kegiatan usaha yang dijalankan.

Keberadaan para siswa PKL ini  diharapkan dapat mempelajari kegiatan rutin setiap hari yang menyajikan kiat-kiat usaha yang dijalankan oleh para tenaga teknis BBPP Kupang yang secara rutin dilakukan agar dapat diadopsi, dipahami, dan diaplikasikan di lokasi usahanya setelah menyelesaikan program kegiatan PKL yang berlangsung selama 3  bulan di BBPP Kupang.

            Oleh karena para siswa PKL selama menjalankan masa pendidikan di sekolah merupakan model pendidikan dengan komposisi rasio teori dan praktek yang menitikberatkan pada praktek dengan komposisi 70 sampai 80%. Sementara teori hanya 20 sampai 30%. Hal ini mau menunjukan bahwa para siswa dibekali dengan ketrampilan praktis dalam menjalankan kegiatan usaha tani yang dilakukan. Model kegiatan yang dilakukan di BBPP Kupang dapat diadopsi sebagai acuan dalam melaksanakan  kegiatan usaha di lokasinya masing-masing.

            Kegiatan budidaya sayuran cukup memberikan kontribusi dalam sumbangan penerimaan usaha yang diperoleh setiap kali panen yang terjual habis dengan konsumen utama adalah para karyawan BBPP Kupang. Dilihat dari rasio penerimaan dan biaya usaha tani yang dikeluarkan memberikan tingkat pendapatan yang signifikan. Dalam prakteknya para siswa melaksanakan kegiatan  usahatani budidaya sayuran dimulai dari tahap perencanaan usaha, pelaksanaan kegiatan usaha, sampai kepada pemasaran hasil usaha.

Dengan mengikuti alur kegiatan tersebut di atas para siswa PKL diharapkan dapat menguasai semua tahapan proses kegiatan usaha agar dapat tertular nalura wirausahanya sehingga mau melakukan kegiatan usaha selepas menyelesaikan pendidikan di Bangku sekolah, khusus bagi siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi.

Keadaan ini tentunya akan memberikan kontribusi angkatan kerja di dunia pertanian Indonesia yang bergejala menurunnya angka petani yang melaksanakan kegiatan usaha di bidang pertanian. Mereka adalah petani milenial yang dapat diandalkan  untuk meningktkan kemajuan di bidang pertanian. 

Dipublikasi Pada : 29-11-2024