By : Hendro Cahyono, S.Pt., M.M., M.Sc
Lombok Tengah, salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dikenal dengan sektor pertaniannya yang memiliki potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Namun, tantangan besar yang dihadapi oleh petani di daerah ini adalah masalah irigasi dan ketersediaan air yang tidak merata, terutama di musim kemarau. Untuk mengatasi masalah ini dan mendukung program swasembada pangan, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Kupang mengadakan pelatihan pompanisasi bagi petani penerima bantuan pompa.
Pentingnya Pelatihan Pompanisasi
Pelatihan pompanisasi yang dilaksanakan oleh BBPP Kupang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada petani di Lombok Tengah dalam mengoperasikan, mengelola dan perawatan sederhana pada pompa. Pompa ini menjadi solusi yang efektif untuk mengatasi kekurangan air pada musim kemarau, sehingga petani dapat terus menjalankan aktivitas pertaniannya tanpa terganggu oleh masalah ketersediaan air. Hal ini terbukti manfaat pomp aini sudah mulai menampakan hasil. Terbukti di Kelompok tani Sopok Ati Dusun Pengerok Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat berhasil melakukan panen raya pada lahan seluas 25 ha dengan produktivitas 5 ton/ha pada MT 3, hal ini baru pertama kali kelompok ini bisa panen pada MT 3 setelah mendapatkan bantuan pompa.
Dengan penggunaan teknologi pompa yang tepat, petani di Lombok Tengah diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian mereka, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air yang sangat vital bagi keberhasilan pertanian, terutama dalam budidaya tanaman padi, dalam mendukung swasembada pangan yang telah dicanangkan oleh Presiden.
Tujuan dan Manfaat Pelatihan Pompanisasi
Pelatihan ini memiliki beberapa tujuan penting, antara lain:
- Meningkatkan keterampilan petani dalam penggunaan dan merawat pompa: Petani diberikan pelatihan teknis untuk mengoperasikan dan merawat pompa air dengan benar, sehingga mereka dapat memanfaatkan teknologi ini secara maksimal untuk kebutuhan irigasi pertanian.
- Meningkatkan produktivitas pertanian: Dengan ketersediaan air yang cukup, petani dapat memastikan tanaman mereka mendapatkan pasokan air yang optimal, terutama pada musim kemarau.
- Mendukung swasembada pangan: Melalui peningkatan produktivitas pertanian, diharapkan petani di Lombok Tengah dapat lebih mandiri dalam memproduksi bahan pangan lokal, yang pada gilirannya dapat berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan di tingkat nasional.
- Efisiensi pengelolaan sumber daya air: Pelatihan ini juga mengajarkan petani cara-cara efisien dalam memanfaatkan air, mengurangi pemborosan, dan memaksimalkan penggunaan air yang tersedia.
Langkah-Langkah Pelatihan Pompanisasi
Pelatihan pompanisasi ini dilaksanakan secara praktis dan teoretis. Dalam sesi teoritis, petani mendapatkan pemahaman tentang pentingnya pompanisasi dalam mendukung ketahanan pangan serta cara mengoperasikan dan merawat pompa air yang sesuai dengan kebutuhan pertanian mereka. Selain itu, mereka juga diajarkan prinsip-prinsip dasar irigasi, seperti perhitungan debit air dan cara mendistribusikan air dengan efektif.
Sedangkan dalam sesi praktik, petani diberikan kesempatan untuk melihat pompa Submersible yang masih jarang, langsung mencoba mengoperasikan pompa air. Mereka dilatih dalam berbagai teknik, mulai dari pemasangan sistem pompa hingga perawatan rutin untuk memastikan pompa tetap berfungsi dengan baik.
BBPP Kupang juga melibatkan teknisi dan ahli di bidang pertanian dan teknologi irigasi, yang memberikan pengetahuan tentang jenis-jenis pompa yang paling sesuai dengan kondisi di Lombok Tengah, serta cara memilih pompa dengan kapasitas yang sesuai dengan kebutuhan area pertanian yang dikelola.
Dukungan untuk Swasembada Pangan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa Swasembada Pangan adalah gagasan besar dari Presiden Prabowo yang akan dijalankan secara intensif untuk mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia. Dalam menghadapi krisis pangan global dan mencapai swasembada pangan, Kementerian Pertanian telah menyusun langkah strategis yang tertuang dalam blueprint swasembada pangan. Hal ini disampaikan Mentan Amran saat memberikan materi program swasembada pangan bagi para menteri Kabinet Merah Putih. Ketersediaan air yang memadai adalah salah satu faktor penting dalam mencapai swasembada pangan, dan pelatihan pompanisasi ini dapat memainkan peran yang krusial. Dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya air melalui pompanisasi, para petani akan dapat meningkatkan produksi pangan mereka secara signifikan, terutama pada musim kemarau ketika suplai air seringkali terbatas.
Melalui program pelatihan ini, petani tidak hanya memperoleh keterampilan baru, tetapi juga mendapatkan dukungan dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan perubahan iklim yang mempengaruhi pola curah hujan. Keberhasilan inisiatif ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia dalam meningkatkan ketahanan pangan melalui pemanfaatan teknologi yang tepat. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menjelaskan bahwa Pelatihan ini adalah bagian dari upaya BPPSDMP dalam mensukseskan program Menteri Pertanian dalam rangka peningkatan produktivitas padi nasional dalam mendukung swasembada pangan nasional.
“Pelatihan ini bertujuan untuk membekali petani dengan pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi pompanisasi. Kami berharap para peserta dapat menerapkan ilmu yang didapat untuk mendukung percepatan peningkatan produksi padi,” jelas Santi.
Pelatihan pompanisasi yang diselenggarakan oleh BBPP Kupang di Lombok Tengah merupakan langkah strategis dalam mendukung program swasembada pangan di Indonesia. Dengan meningkatkan keterampilan petani dalam mengelola irigasi dan pemanfaatan pompa air, program ini tidak hanya memberikan solusi terhadap masalah kekurangan air, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan produktivitas pertanian di daerah tersebut.
Melalui inisiatif ini, petani di Lombok Tengah diharapkan dapat menjadi lebih mandiri dalam mengelola pertanian mereka, meningkatkan kesejahteraan mereka, dan berperan aktif dalam mendukung ketahanan pangan nasional.