By : Sukmawati
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Kupang kembali sukses menyelenggarakan kegiatan Bertani On Cloud (BOC) Volume 308 hari ini. Mengusung tema "Strategi Kaum Milenial untuk Mendapatkan Cuan dengan Pemanfaatan Combine Harvester," Acara ini menarik perhatian banyak peserta, terutama generasi muda yang tertarik dengan inovasi di bidang pertanian.
Acara ini selaras dengan visi Kementerian Pertanian dalam memodernisasi sektor pertanian Indonesia. Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan) modern seperti combine harvester untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
"Kita harus bertransformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern. Dengan pengoperasian alat panen, bisa menekan biaya 60-70 persen, dan meningkatkan produksi," tegas Mentan Amran. Beliau juga mendorong terbentuknya Brigade Pangan yang dilengkapi alsintan lengkap seperti combine harvester, traktor, dan drone untuk mempercepat swasembada pangan.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti juga turut menggarisbawahi peran teknologi dan pengembangan SDM unggul dalam pembangunan pertanian.
"Pemanfaatan teknologi pertanian, termasuk combine harvester, adalah kunci untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Kami mendorong milenial untuk aktif terlibat dan memanfaatkan teknologi ini demi masa depan pertanian yang lebih maju," ujarnya,
BOC Vol 308 kali ini menghadirkan narasumber istimewa, Mahendra Bella, seorang petani milenial sekaligus Ketua P4S Daun Muda yang merupakaan salah satu P4S binaan BBPP Kupang yang dikenal inovatif. Dalam sesinya, Mahendra Bella secara gamblang menjelaskan seluk-beluk combine harvester, alat mesin pertanian (alsintan) modern yang kini menjadi primadona di dunia pertanian.
Mahendra mengawali penjelasannya dengan memperkenalkan apa itu combine harvester, alat berat yang berfungsi untuk memanen, merontokkan, dan membersihkan gabah secara bersamaan.
"Combine harvester ini adalah solusi efisien untuk panen. Bayangkan berapa tenaga dan waktu yang bisa dihemat dibandingkan panen manual," ujar Mahendra.
Lebih lanjut, ia memaparkan berbagai kegunaan combine harvester yang tak hanya mempercepat proses panen, tetapi juga mengurangi kehilangan hasil panen dan meningkatkan kualitas gabah. "Dengan alat ini, kita bisa meminimalisir kerugian akibat panen yang telat atau cuaca buruk," tambahnya.
Bagian yang paling dinanti adalah penjelasan Mahendra mengenai cara menghasilkan uang dari alsintan tersebut. Ia membagikan strateginya bagaimana kaum milenial bisa meraup keuntungan dari investasi combine harvester. Salah satunya adalah dengan menyewakan jasa combine harvester kepada petani lain. "Ini adalah peluang bisnis yang sangat menjanjikan, terutama di daerah sentra produksi padi. Milenial bisa menjadi penyedia jasa panen modern," jelas Mahendra. Ia juga menyoroti pentingnya manajemen alsintan yang baik, mulai dari perawatan hingga pemasaran jasa agar keuntungan bisa maksimal.
Sementara itu, mewakili Plt. Kepala BBPP Kupang, Fabianus Kowa Keraf selaku Ketua Tim Kerja Pelatihan Aparatur Dan Non Aparatur dalam pembukaan BOC menyampaikan apresiasinya terhadap antusiasme peserta, khususnya milenial.
"BBPP Kupang berkomitmen penuh untuk menjadi garda terdepan dalam mencetak SDM pertanian yang adaptif terhadap teknologi. Melalui kegiatan seperti BOC ini, kami berharap semakin banyak milenial yang tergerak untuk memanfaatkan combine harvester dan alsintan modern lainnya guna meningkatkan kesejahteraan dan mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern di Nusa Tenggara Timur (NTT)," tutur Fabi.
Acara BOC Vol 308 ini diharapkan dapat memotivasi lebih banyak milenial untuk terjun ke sektor pertanian dengan memanfaatkan teknologi modern. BBPP Kupang, di bawah arahan Kementerian Pertanian dan BPPSDMP, akan terus mendukung pengembangan pertanian berbasis inovasi, membuka jalan bagi generasi muda untuk meraih kesuksesan di bidang agraris