By: Sukmawati
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang menggelar kick off meeting bersama tim perumus untuk menyusun Rencana Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) dalam bidang Inseminasi Buatan pada Ternak Babi. Pertemuan ini diadakan sebagai langkah dalam upaya meningkatkan kualitas pembibitan dan produksi ternak babi di Indonesia, terkhusus di wailayah Timur Indonesia atau NTT.
Kick Off Meeting dalam rangka hasil kerjasama BBPP Kupang bersama Promoting Rural Incomes Through Support For Markets In Agriculture (PRISMA) yang telah melakukan MOU pada bulan Oktober 2023.
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pangan asal hewan untuk kebutuhan 270 juta penduduk Indonesia tidak hanya berasal dari daging ayam atau sapi, namun banyak pilihan produk peternakan lainnya dan bagaimana pemerintah Indonesia membuat langkah strategis untuk produksi daging mudah di dapatkan masyarakat serta harga murah sehingga terjangkau untuk semua kalangan.
“Untuk pemenuhan hak atas pangan bagi masyarakat yang berkualitas gizi dapat dilakukan dengan produksi menggunakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sehingga perlu di perhatikan tata kelola peternakan yang sinergi mulai dari aspek diperhatikan tata kelola peternakan yang sinergi mulai dari aspek hulu, off farm, hilir sampai dengan pemanfaatan produk untuk masyarakat dan juga pemerintah harus mulai mengambil langkah strategis guna pemenuhan daging untuk masyarakat, daging yang murah namun berkualitas,” ujar Amran.
Disampaikan juga Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan Kementan melalui BPPSDMP terus konsisten memperhatikan dan mendorong usaha peternakan rakyat serta meprioritaskan keberadaan ternak lokal dalam pemenuhan pangan asal ternak dalam Negeri.
“Kami terus berupaya, konsisten memperhatikan dan mendorong usaha peternakan khususnya ternak lokal dalam pemenuhan pangan ternak dalam negeri. Salah satu usaha peternakan yang mempunyai prospek adalah ternak babi yang dapat dikembangkan di beberapa wilayah seperti NTT dimana harga daging tergolong mahal jika dibandingkan dengan daging lainnya,” ungkap Dedi.
Kiff Off Meeting dihadiri oleh para ahli IB ternak babi, peneliti, praktisi serta perwakilan dari instansi terkait. Acara ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan dalam praktik inseminasi buatan pada ternak babi serta merumuskan standar kompetensi kerja yang diperlukan untuk melaksanakan proses tersebut secara efektif dan efisien.
Yulia Asni Kurniawati, Kepala BBPP Kupang dalam sambutannya menyampaikan pentingnya pengembangan RSKKNI untuk menciptakan peternak babi yang berkualitas dan profesional dalam melaksanakan inseminasi buatan.
“Melalui kerja sama yang erat antara tim perumus dan para pemangku kepentingan, kami yakin RSKKNI yang dihasilkan akan menjadi pedoman yang tepat guna dalam meningkatkan produktivitas dam kesejahteraan peternak babi di Indonesia.”ujar Yulia
Selama pertemuan, para peserta secara aktif berdiskusi untuk mengidentifikasi aspek-aspek kunci yang harus dicakup dalam RSKKNI tersebut. Kick Off Meeting ini menjadi tonggak awal dalam proses penyusunan RSKKNI Inseminasi Buatan pada Ternak Babi diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan peternak babi di Indonesia terkhususnya Provinsi Nusa Tenggara Timur.