By: Rip Krishaditersanto
Sejak awal mula manusia ada di bumi makanan merupakan kebutuhan pokok yang sampai saat ini tidak tergantikan dan tidak mungkin dapat digantikan selama manusia hidup. Pada awalnya manusia 100 persen mengandalkan alam untuk memenuhi kebutuhan makannannya dengan berburu dan juga mengandalkan buah atau umbi dari hutan.
Seiring perkembangan pengetahuan dan pengalaman manusia mulai membudidayakan tanaman maupun ternak untuk mencukupi kebutuhan pangannya. Bahkan sekarang ini pertanian dan peternakan sudah berkembang begitu pesatnya dengan berbagai variasi sumber pangan yang dibudidayakan. Akan tetapi seiring meningkatnya suplai pangan diikuti pula dengan peningkatan jumlah penduduk sehingga kebutuhan makananpun ikut meningkat.
Kondisi ini memaksa lahan untuk dapat berproduksi lebih besar lagi guna memeuhi kebutuhan pangan tersebut, disisi lain luas lahan yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya pertanian semakin sempit akibat alih fungsi baik itu industri maupun pemukiman penduduk.
Di negara negara maju penerapan teknologi tinggi di sektor pertanian menghasilkan pertanian yang efisien, dengan produksi tinggi dan kualitas yang baik, sangat berbeda dengan negara negara terbelakang hingga berkembang dimana pada saat ini masih banyak menggunakan teknologi sederhana yang masih sangat tergantung pada kemurahan alam dan penggunaan tenaga manusia yang cukup banyak.
Demikian juga dengan tingakt kesejahteraan petani di negara miskin – berkembang juga masih termaginalkan, profesi petani masih dianggap profesi rendahan sehingga kurang dihargai, berbeda dengan negara negara maju profesi petani dihargai tidak kalah dengan profesi lain seperti pengacara, dokter dll.
Indonesia pada saat ini pada masa transisi dari pertanian yang sederhana menuju pertanian yang modern, saat ini mulai bermunculan petani yang telah menggunakan teknologi baik dari cara budidaya, pasca panen dan pemasaran dengan memanfaatkan teknologi dan informasi. Yang lebih menarik lagi anak anak muda lah yang menjadi penggerak perubahan tersebut. Stigma bahwa petani itu kotor dan miskin sedikit demi sedikit mulai tergerus dengan perkembangan teknologi dan pertanian yang efisien dengan sistem pemasaran yang baik sehingga pertanian menjadi bisnis yang menguntungkan.
Dari gambaran tersebut maka terlihat bahwa yang dapat merubah dan juga melakukan terobosan di sektor pertanian adalah generasi muda yang energik, penuh dengan kreatifitas dan menyukai tantangan. Oleh karena itu Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang sebagai salah satu UPT kementerian pertanian yang bertanggung jawab untuk melaksanakan pengembangan sumber daya manusia melalui permagangan dan pelatihan harus konsen terhadap generasi muda agar pertanian di Indonesia dapat berkembang dengan cepat.
Upaya yang dilakukan oleh BBPP Kupang antara lain adalah dengan pengembangan agro edu wisata dengan memanfaatkan fasilitas pelatihan yang dimiliki menjadi tempat berwisata bagi siswa mulai dari tingkat PAUD hingga mahasiswa yang menjalankan praktek kerja lapangan. Bagi siswa PAUD, TK, dan SD kunjungan ke BBPP Kupang selain mngenalkan pertanian sejak dini, juga merupakan merupakan sarana mereka belajar tentang makluk hidup dan ilmu pengetahuan alam.
Sumber: