Sumber : pertanianku.com
Saat ini gaharu menjadi komoditas yang diminati karena permintaannya cukup tinggi, seperti untuk industri wewangian. Tahukah Anda, gaharu terbentuk pada jaringan kayu pohon penghasil dengan mekanisme dan proses biologis yang didahului oleh luka alami pada batang. Setelah itu, luka tersebut terinfeksi penyakit.
Penyakit sebagai benda hayati secara biologis memerlukan energi hara untuk perkembangannya dengan memanfaatkan komponen dari isi sel-sel jaringan kayu (karbohidrat, protein, lemak, vitamin, hormon, mineral, dan lain-lain). Dalam proses pemanfaatan energi hara pada jaringan kayu, sesuai dengan intensitas dan kapasitas infeksi, secara fisiologis akan mengganggu sistem pertumbuhan pohon.
Sama seperti makhluk hidup lainnya, tumbuhan yang sedang terserang penyakit secara biologis akan berusaha melakukan pertahanan dengan membentuk antibodi. Saat antibodi tersebut berhasil memproteksi tanaman dari gangguan, secara biologis tanaman tidak akan menghasilkan gaharu.
Sementara itu, pada tanaman yang rentan terhadap penyakit, energi hara dalam sel-sel pada jaringan kayu akan dikonsumsi dan diubah oleh penyakit untuk menghasilkan residu berupa resin gaharu.
Hasil pengamatan terhadap isolat dari pohon terinfeksi, sesuai dengan jenis dan kondisi ekologis lingkungan tempat tumbuh, teridentifikasi adanya jamur (fungi). Beberapa jenis jamur tersebut antara lain Fusarium sp., Phytium sp., Rhizoctonia sp., Libertella sp., Lasiodiplodia sp., Thielaviopsis sp., Trichoderma sp., Botrydiplodia sp., Diplodia sp., Penicillium sp., Cylindrcarpon sp., dan Acremonium sp.
Berdasarkan hasil uji dominasi, penyakit dari genus Fusarium sp. diduga kuat merupakan penyakit utama dalam proses terbentuknya gaharu pada berbagai jenis pohon penghasil.
Saat ini proses pembentukan gaharu perlu didukung oleh kemajuan teknologi untuk memenuhi kebutuhan komoditas ini di pasaran. Salah satu teknologi yang sudah dipakai adalah teknik manipulasi pada tanaman jenis tertentu untuk menghasilkan gaharu. Dengan begitu, usaha tersebut dapat mengurangi atau menekan ketergantungan pada hasil gaharu di alam.
Gaharu mempunyai beberapa nama, seperti eaglewood (Amerika), aloeswood (Inggris), jinkoh (Jepang), dan oud (Arab). Komoditas hasil hutan ini tidak hanya dicari oleh industri wewangian, tetapi juga sering digunakan sebagai bahan baku untuk obat dan upacara ritual keagamaan.