Sumber : pertanianku.com
Melon berkualitas bisa dihasilkan dari teknik budidaya organik. Anda bisa membuat buah melon organik yang sudah dipanen bertahan selama 30–35 hari, padahal lazimnya hanya bisa bertahan selama 10 hari. Berikut ini beberapa kiat budidaya melon organik agar hasil panen yang didapatkan berkualitas.
Kunci keberhasilan budidaya melon organik terletak pada larutan fermentasi yang terbuat dari starter yang merupakan mikroba pengurai dari cairan usus halus dan lambung sapi atau kerbau. Anda bisa mendapatkan cairan tersebut di rumah pemotongan hewan. Satu liter cairan rumen yang didapatkan dari satu ekor sapi atau kerbau bisa digunakan untuk memfermentasikan 40 liter bahan organik.
Setelah mendapatkan cairan rumen, campur cairan dengan bahan organik yang sudah dimiliki hingga rata di sebuah drum. Apabila bahan organik yang Anda gunakan 200 liter dan cairan rumen yang digunakan 5 liter, tambahkan molase 2 kg, 1 kg terasi, dan 3 buah nanas yang sudah diblender.
Proses fermentasi berlangsung selama 21 hari dalam keadaan tertutup. Fermentasi dikatakan berhasil ketika muncul aroma masam yang harum. Proses fermentasi tersebut berupa dekomposer atau larutan kaya bakteri pengurai.
Siapkan 5 larutan kaya bakteri pengurai, 2 kg dedak, 1 kg terasi, dan 10 liter molase, dan 200 l air. Campurkan seluruh bahan tersebut, lalu tambahkan 7,5 ton kotoran ayam, 2.500 kg limbah pertanian, dan 2.500 kg limbah gergaji kayu. Campurkan seluruh bahan, kemudian tutup dengan terpal selama tiga hari.
Setelah tiga hari, buka penutup dan aduk kembali bahan fermentasi agar suhunya yang tinggi turun. Proses fermentasi bahan pupuk organik ini berlangsung minimal 21 hari. Setelah pupuk matang, Anda sudah bisa menggunakannya sebagai pupuk dasar.
Pupuk dasar yang sudah dibuat bisa digunakan sebagai pupuk dasar untuk lahan seluas 1 hektare. Pupuk tersebut ditabur secara merata di atas bedengan, kemudian diaduk dengan tanah, lalu bedengan ditutup dengan mulsa plastik hitam perak.
Pupuk yang digunakan harus pupuk matang dengan ciri-ciri tidak panas dan baunya masam harum.
Selama pemeliharaan, tanaman juga perlu diberikan pupuk tambahan, misalnya pada fase berbuah tanaman perlu diberikan MOL berbahan guano dari bonggol atau batang pisang.