By : Rudiansyah
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa penyuluh pertanian adalah ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan.“Penyuluh pertanian adalah ujung tombak pembangunan pertanian di lapangan yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,” kata Mentan Amran.
Senada dengan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan Kementan terus memprioritaskan berbagai program dan kegiatan yang mendukung ketahanan pangan dalam negeri.
“Pasalnya, penyuluh menjadi garda terdepan dalam peningkatan produksi dan produktivitas komoditas yang berdaya saing guna mewujudkan pencapaian swasembada pangan dan penerapan teknologi pertanian yang modern,” tutur Santi
Pelatihan pengolahan dan pengawetan pakan ternak yang diselenggarakan oleh Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang pada tanggal 1 hingga 7 Juli 2024 telah memberikan dampak signifikan bagi para peserta, baik penyuluh maupun petugas peternakan dari berbagai daerah. Kegiatan yang berlangsung selama seminggu ini dirancang untuk meningkatkan kapasitas peserta dalam menyediakan pakan ternak berkualitas tinggi secara efisien dan berkelanjutan.
Salah satu peserta Bapak Yance Umbu Rauta, A.Md, seorang penyuluh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Sumba Tengah, berbagi kisah suksesnya setelah mengikuti pelatihan ini. Sebelumnya Bapak Yance menghadapi kendala dalam mendampingi peternak lokal, terutama dalam hal ketersediaan pakan ternak di musim kemarau. Setelah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan dari pelatihan ini, ia mampu menerapkan teknik fermentasi pakan dan silase yang diajarkan oleh para Widyaiswara.
“Sebelumnya, peternak di desa binaan saya sering menghadapi kesulitan karena kurangnya pakan ternak. Namun setelah pelatihan, saya berhasil membantu mereka membuat silase dari tanaman jagung dan rumput gajah. Hasilnya, produktivitas ternak mereka meningkat, dan biaya pakan pun lebih hemat,” ujar Bapak Yance
Pelatihan ini tidak hanya memberikan materi teori, tetapi juga praktik langsung di lapangan. Peserta diajarkan cara memilih bahan baku, proses fermentasi yang tepat, hingga teknik penyimpanan agar pakan tahan lama. Selain itu, pelatihan juga menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya lokal untuk menciptakan solusi pakan ternak yang ramah lingkungan.
Kepala BBPP Kupang, Indra Zakariya Rayusman, SH., MH, menyatakan bahwa pelatihan ini bertujuan untuk memberdayakan penyuluh dan petugas peternakan agar mereka dapat menjadi agen perubahan di daerah masing-masing. “Kami berharap ilmu yang diperoleh dapat ditransfer kepada para peternak, sehingga tercipta kemandirian dalam penyediaan pakan ternak yang berkualitas,” ungkapnya.
Kesuksesan pelatihan ini juga terlihat dari dampaknya di lapangan. Selain Bapak Yance, beberapa peserta lain melaporkan adanya peningkatan hasil ternak di wilayah binaan mereka. Salah satunya adalah Ibu Maria Indriani Bano, S.TP dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab. Malaka, yang kini aktif mengajarkan teknik pengolahan pakan kepada kelompok ternak di desanya.
Dengan keberhasilan para peserta, BBPP Kupang terus berkomitmen untuk menyelenggarakan pelatihan serupa di masa mendatang. Program ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan peternakan yang berkelanjutan di Indonesia, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur.