By: Sukmawati Ukkas
Ancaman krisis dunia menjadi salah satu antisipasi yang harus di hadapi pemerintah di Indonesia. Salah satunya krisis pangan, krisis pangan adalah kondisi kelangkaan pangan yang di alami sebagian besar masyarakat di suatu wilayah yang disebabkan oleh antara lain kesulitan distribusi pangan, dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan serta konflik sosial termasuk akibat perang.
Kementerian Pertanian selalu menekankan bahwa sektornya adalah salah satu kunci penting dalam menghadapi krisis pangan. Salah satu upaya Kementerian Pertanian dalam menghadapi krisis pangan global adalah dengan program diversifikasi pangan. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan Indonesia sangat kaya dengan pangan lokal.
“Semua daerah di Indonesia memiliki pangan lokal. Oleh karena itu, kita mengajak masyarakat diversifikasi pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan pangan,” ujar Syahrul.
Syahrul menambahkan program ini tidak akan mungkin berjalan tanpa bantuan semua pihak “kita kampanyekan gerakan diversifikasi pangan lokal. Kita nyatakan diversifikasi pangan lokal adalah kekayaan dan budaya bangsa, bukan hanya beras yang kita miliki. Tapi kita miliki berbagai pangan lainnya seperti umbi-umbian, jagung, sorgum, sagu, kentang, labu, dan lainnya,” kata Syahrul.
Hal senada juga disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi bahwa saat ini terdapat krisis pangan global dan ada 32 negara yang hampir bangkrut karena tidak sanggup membayar hutang.
“Krisis pangan ditandai dengan harga pangan yang melejit, saat ini beras stabil, tahun ini Indonesia swasembada pangan dan sukses di level swasembada pangan selain itu kita harus kurangi ketergantungan impor, kita ganti dengan diversifikasi impor ke pangan lokal,” ungkap Dedi.
Dedi menambahkan, sesuai dengan arahan Menteri Pertanian mengajak masyarakat untuk mengkonsumsi telur, daging dan susu sebagai salah satu cara menjaga daya tahan tubuh juga bisa menjadi diversifikasi pangan.
“protein hewani asal ternak dapat bersumber dari telur, daging dan susu. Telur saat ini merupakan sumber protein hewani yang mudah di jangkau dan murah harganya,” ujar Dedi
Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, Yulia Asni Kurniawati mengungkapkan, BBPP Kupang akan terus mendukung program Kementerian Pertanian untuk diversifikasi pangan sebagai upaya antisipasi krisis pangan. upaya yang dilakukan ditandai dengan melakukan pelatihan diversfikasi pangan, integrasi pengenalan pola pangan/gizi berimbang dalam kurikulum agriculture training camp bagi siswa/ pelajar dan pembinaan atau bimbingan lanjutan terhadap purnawidya diversifikasi pangan.
“Kami telah melaksanakan pelatihan pengolahan hasil diversifikasi pangan kepada penyuluh, pengurus PKK, P4S dan tokoh masyarakat sebagai salah satu wujud kami mensukseskan program diversifikasi pangan di BBPP Kupang dan masih banyak upaya kedepan yang akan kami lakukan, salah satunya dengan pengolahan hasil” ungkap Yulia.
Hal senada juga di ungkapkan Wiwik Yuniarti Costa, Widyaiswara Ahli Utama BBPP Kupang pada saat menghadiri Baper Podcast Eps. 32, senin (03/07/2023) menyampaikan diversifikasi pangan melalui pengolahan hasil telah diterapkan oleh BBPP Kupang, salah satu kegiatan yang telah dilakukan adalah pelatihan pengolahan hasil telur menjadi abon. telur mempunyai kandungan gizi yang luar biasa. Satu butir telur mengandung sekitar 6 gram protein, vitamin B,vitamin D, vitamin K, magnesium, zink dan lainnya. Telur juga bisa masuk dalam diversifikasi pangan.
“hal umum dalam mengkonsumsi telur biasanya cukup di goreng atau direbus, padahal telur bisa di olah dengan berbagai cara salah satunya dengan membuat telur menjadi abon. Ini bisa menjadi salah satu nilai tambah dan menjadi nilai jual jika ada yang ingin membuka usaha, abon telur jadi solusinya,” ujar Wiwik.
Telur merupakan salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Telur yang dikonsumsi oleh manusia umumnya berasal dari beberapa jenis unggas, seperti ayam, bebek dan angsa. Telur salah satu bahan pangan asal hewan yang disebut juga bahan pangan hewani. Selain menjadi bahan utama dalam pembuatan kue, telur yang dikonsumsi pada umumnya biasa di masak dengan cara di goreng atau direbus bahkan di campur dengan berbagai bumbu. Selain itu ternyata telur juga bisa di olah menjadi abon. Hal yang tentu masih asing ditelinga masyarakat pada umumnya.
Pembuatan abon telur ayam merupakan suatu produk pangan hasil pengolahan dari telur yang diolah secara tradisonal dengan cara yang sangat sederhana namun memiliki kandungan protein yang tinggi. Masyarakat pada umumnya mengetahui abon terbuat dari daging, namun bagaimana dengan abon telur ala BBPP Kupang? Yuk kita intip resepnya:
ABON TELUR ALA BBPP KUPANG
Bahan :
- Telur kocok lepas
- Bawang merah
- Bawang putih
- Ketumbar sangrai
- Lada sangrai
- Daun seledri
- Cabai merah iris tipis atau sesuai selera
- Bawang merah goreng
- Minyak goreng
- Garam
- Penyedap masakan
- Gula pasir
Cara pembuatan:
- Panaskan minyak
- Telur di kocok lepas (tidak sampai mengembang) tambahkan garam dan penyedap masakan kemudian di saring dengan menggunakan saringan stainless ke dalam minyak panas
- Goreng telur sampai berubah warna golden brown atau menyerupai warna abon, angkat dan tiriskan
- Haluskan Bawang putih, bawang merah kemudian tumis dan sisihkan.
- Campurkan seledri, bawang yang sudah di tumis ketumbar, lada, cabai dan bawang merah kedalam telur yang sudah matang. Aduk sampai merata dan abon telur siap dinikmati.