KIAT MENJAGA KESEHATAN TERNAK SAAT MUSIM HUJAN

By : Eni Mulyanti, S.Pt., M.Si

Musim hujan di sebagian besar wilayah Indonesia biasanya terjadi pada bulan Oktober sampai dengan Maret.  Namun untuk wilayah Nusa Tenggara Timur, musim hujan umumnya terjadi mlai bulan November sampai dengan Maret, dengan puncak hujan pada Januari.  Salah satu karakteristik musim hujan di NTT adalah banyak hujan konvektif (hujan deras disertai angin kencang dan petir dalam durasi singkat). Kondisi ini tentunya sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan, salah satunya ternak.

Kondisi ternak saat awal musim hujan rentan mengalami penurunan daya tahan tubuh dan berbagai penyakit akibat perubahan suhu, kelembapan, dan lingkungan. Penyakit umum yang muncul meliputi diare, kembung, cacingan, dan gangguan pernapasan, terutama karena lingkungan yang lembap dan pakan yang basah. Selain itu, lalat dan serangga lain juga lebih banyak berkembang biak, sehingga meningkatkan risiko infeksi.

Pada awal musim hujan biasanya rumput atau hijauan pakan alami mulai tumbuh. Hijauan pakan yang basah dan muda sangat berisiko menyebabkan diare dan kembung (bloat), karena kandungan air yang tinggi dan risiko kontaminasi kotoran atau agen penyakit.  Genangan air di sekitar kandang dapat meningkatkan risiko cacingan karena larva cacing dapat menempel pada rumput dan termakan oleh ternak.  Peningkatan kelembapan di kandang menciptakan lingkungan ideal bagi bakteri, virus, dan jamur. Kondisi ini juga dapat memicu penumpukan amonia, yang mengganggu saluran pernapasan.  Penyakit seperti Bovine Ephemeral Fever (BEF) atau demam tiga hari lebih sering terjadi karena peningkatan populasi nyamuk sebagai vektor penyakit Kandang yang licin dapat menyebabkan ternak terpeleset dan terluka. Luka ini rentan terinfeksi lalat yang berkembang biak lebih banyak saat musim hujan. 

Pada ternak ayam, suhu dingin dapat menyebabkan cold stress, terutama pada anak ayam yang belum mampu mengatur suhu tubuhnya dengan baik.  Stres dingin dan kelembapan tinggi membuat kekebalan tubuh ayam menurun, sehingga lebih mudah terinfeksi penyakit dan respons terhadap vaksinasi menjadi kurang efektif.  Selanjutnya ayam yang stres cenderung malas makan, berkumpul dalam kelompok, yang menghambat perkembangan organ dan pertumbuhan.

Dampak buruk diatas dapat diatasi dengan menjaga kondisi tubuh ternak.  Untuk menjaga kondisi ternak saat awal musim hujan,  kandang diupayakan agar selalu terjaga kebersihannya dan tetap kering, perbaiki ventilasi, hindari genangan air, dan optimalkan manajemen pakan dengan menghindari hijauan basah. Selain itu, perkuat imunitas ternak dengan suplemen vitamin, lakukan desinfeksi kandang rutin, dan pantau kesehatan ternak secara teratur untuk mendeteksi penyakit sedini mungkin. 

Untuk menjaga agar ternak tetap dalam kondisi sehat, maka perlu pengelolaan kandang beserta lingkungannya serta nutrisi. Hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan kandang dan lingkungannya antara lain menjaga kebersihan kendang, ventilasi, penghangat serta penahan angin.  Kebersihan kandang harus selalu dijaga dengan rutin membersihkan kandang dari kotoran dan memastikan lantai selalu kering.  Lantai yang rusak diperbaiki dan saluran air dijaga agar tidak tersumbat sehingga tidak terjadi genangan air. Kandang harus memiliki ventilasi yang baik untuk mengurangi kelembapan dan mencegah pertumbuhan jamur.  Jika diperlukan, terutama untuk anak ayam atau babi, pasang lampu penghangat di dalam kandang atau alas lantai dengan jerami kering untuk menjaga kehangatan.  Kandang juga harus terlindung dari angin dengan membuat penahan angin di sekitar kandang untuk melindungi ternak dari angin dingin yang bisa menurunkan daya tahan tubuhnya.

Pengelolaan pakan nutrisi pada saat musim penghujan bertujuan utuk menghindarkan ternak dari gangguan metabolisme dan meningkatkan daya tahan tubuh ternak.  Peternak perlu memperhatikan kondisi pakan.  Pakan ternak dalam keadaan basah dan terlalu muda hendaknya dilayukan dahulu sebelum diberikan, untuk mencegah terjadinya kembung.  Selanjutnya ternak diberi pakan berkualitas dalam jumlah yang cukup untuk menjaga nutrisi ternak tetap terpenuhi.  Daya tahan tubuh ternak perlu diperkuat dengan memberikan tambahan vitamin atau suplemen seperti Injeksi Vitamin B Kompleks untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Pencegahan penyakit perlu dilakukan dengan melakukan desinfeksi kandang secara rutin menggunakan desinfektan untuk mengurangi bibit penyakit.  Program pemberian obat cacing perlu dilakukan secara teratur (setiap 2-3 bulan) untuk membasmi cacing.  Selanjutnya pemantauan kesehatan ternak juga perlu dilakukan secara rutin dengan mengamati perilaku ternak seperti nafsu makan, tingkat lesu, atau gejala tidak normal lainnya (diare, kembung, dan lain-lain) untuk penanganan dini. 

Untuk ternak-ternak yang digembalakan, perlu diwaspadai telur cacing.  Saat memanen rumput, perlu dihindari bagian yang terlalu dekat dengan tanah yang mungkin mengandung telur cacing. Jika ternak digembalakan, jangan biarkan terlalu lama di rumput basah karena bisa terserang cacing.  Waktu penggembalaan juga perlu dibatasi.  Ternak-ternak dikeluarkan di pagi hari setelah matahari terbit dan dimasukkan kembali sore hari sebelum matahari terbenam untuk mengurangi risiko penyakit.

Dipublikasi Pada : 25-11-2025