“Tepung Lamtoro Adalah Mutiara dari Timur Sebagai Pakan Unggulan Untuk Ternak Sapi”

By : Manix Etwan Manafe, S.Pt,M.Si 

Indonesia, khususnya wilayah Timur seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Lombok, diberkahi dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Di antara kekayaan hayati tersebut, terdapat satu tanaman yang sering luput dari perhatian namun menyimpan potensi luar biasa bagi dunia peternakan, yaitu Lamtoro (Leucaena leucocephala). Dalam hal ini, tepung lamtoro dapat dijuluki sebagai "Mutiara dari Timur" sebuah sumber protein lokal yang berharga, terutama untuk pakan unggulan ternak sapi.

Lamtoro dikenal sebagai tanaman leguminosa yang memiliki daya tahan tinggi terhadap kekeringan, menjadikannya sangat cocok untuk dikembangkan di daerah beriklim kering. Keistimewaan utamanya terletak pada kandungan nutrisinya yang fantastis, khususnya pada daunnya yang diolah menjadi tepung.

Keunggulan kandungan Nutrisi Tepung Lamtoro sebagai berikut :

  • Protein Kasar (PK) Tinggi : Daun lamtoro mengandung protein kasar yang sangat tinggi, berkisar antara 22% hingga 34% berdasarkan bahan kering. Angka ini setara, bahkan melampaui, beberapa sumber protein pakan ternak komersial lainnya.
  • Sumber Energi : Selain protein, lamtoro juga merupakan sumber energi yang baik, menjadikannya komponen lengkap dalam ransum ternak.
  • Mineral dan Vitamin : Lamtoro kaya akan asam-asam amino esensial, mineral, karotenoid, dan vitamin yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kesehatan sapi.

Penggunaan tepung lamtoro dalam pakan ternak sapi adalah salah satu solusi efektif untuk mengatasi masalah ketersediaan pakan hijauan bermutu, terutama saat musim kemarau.

Manfaat nyata dari tepung lamtoro untuk ternak sapi :

  1. Suplementasi lamtoro dalam ransum terbukti mampu meningkatkan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) sapi potong, memungkinkan sapi mencapai bobot potong lebih cepat dan efisien.
  2. Sapi yang diberi pakan campuran lamtoro dapat menghasilkan daging dengan kualitas premium, yang cenderung lebih empuk, berair (juicy), dan rendah kandungan asam lemak jenuh.
  3. Lamtoro tumbuh subur sepanjang tahun dan tahan kering, menjamin ketersediaan bahan baku pakan berprotein tinggi secara berkelanjutan.
  4. Pemanfaatan sumber daya lokal seperti lamtoro dapat menghemat biaya pakan konsentrat komersial, sehingga meningkatkan efisiensi dan keuntungan usaha peternakan.

Meskipun lamtoro kaya nutrisi, namun lamtoro mengandung senyawa anti-nutrisi berupa mimosin dan produk degradasinya, DHP, yang jika diberikan dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan kerontokan rambut dan gangguan tiroid pada ternak. Inilah sebabnya mengapa lamtoro diolah menjadi tepung dan diberikan dalam batas persentase tertentu, biasanya 20-30% dari total ransum. 

Kesimpulan :

Tepung lamtoro bukan hanya sekadar alternatif pakan, melainkan sebuah mutiara yang tersembunyi, sebuah sumber daya lokal yang Ketika dikelola dengan baik dan rutin akan menjadi kunci peningkatan produktivitas ternak sapi di Indonesia. Dengan budidaya lamtoro yang terencana dan pengolahan yang tepat, peternak di seluruh Nusantara dapat memanfaatkan 'Mutiara dari Timur' ini untuk mencapai kemandirian pakan dan mendorong kemajuan peternakan sapi nasional.

 

Dipublikasi Pada : 30-10-2025