ABON SAPI KHAS BBPP KUPANG

By: Wiwiek Yuniarti Costa

Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) – Kupang merupakan Unit Pelaksana Teknis yang memiliki unit usaha agribisnis yang disebut dengan Pusat Inkubator Agribisnis (PIA),adalah suatu unit usaha yang dibentuk dan memiliki fungsi pembinaan, pendampingan, dan pengembangan kewirausahaan pegawai di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP)- Kupang. Peranan PIA sangat strategis yaitu sebagai unit yang fokus dalam meningkatkan atmosfer kewirausahaan di BBPP Kupang yang menjadi stimulasi bagi peningkatan peran Balai dalam pembangunan masyarakat dan pembangunan sektor pertanian khususnya di Provinsi NTT, sekaligus dapat menumbuhkan usaha bagi BBPP Kupang sebagai income generator.

Dalam PIA disiapkan outlet yang diberi nama Singgako Mart yang menampung semua hasil dari setiap divisi yang dimulai dari hulu sampai hilir. Produk-produk hasil dari setiap divisi dapat berupa bahan baku sayur segar, sampai kepada produk-produk olahan hasil pertanian maupun peternakan yang akan dijual kepada konsumen internal balai maupun eksternal. Salah satu produk olahan dari divisi pengolahan hasil adalah produk Abon Sapi.

Produk pangan Abon tentunya tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Panganan Abon sangat disukai konsumen baik anak-anak maupun orang dewasa. Abon merupakan salah satu produk olahan yang sudah dikenal oleh orang banyak dan umumnya abon diolah dari daging sapi (Leksono dan Syahrul, 2001). Menurut SNI (1992), definisi abon adalah suatu jenis makanan kering berbentuk khas, dibuat dari daging, direbus, disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan di pres.

Karakteristik abon, tampak seperti serat-serat kapas karena didominasi serat-serat otot yang mengering dan disuwir. Abon bersifat kering dan nyaris tak memiliki sisa kadar air. Makanan ini umumnya awet disimpan dalam jangka waktu yang lumayan panjang, asalkan dalam kemasan kedap udara. Abon adalah jenis makanan pelengkap serba guna. Biasanya dimakan sebagai lauk taburan di atas nasi, mie pangsit, bubur ayam, isi lemper, dan biasa pula dimakan langsung seperti memakan atau mengonsumsi camilan.

Bahan dasar pembuatan abon pada umumnya adalah dari daging sapi namun dalam perkembangan nya, abon bisa juga dibuat dari bahan dasar ikan, bahkan dari bahan pertanian seperti papaya, bahkan dari telur ayam. Nilai ekonomi abon sangat tinggi, apalagi jika bahan dasarnya dari daging sapi. Abon memiliki prospek ekonomi yang baik karena konsumennya luas. Kalangan masyaidak hanya masyarakat kota saja tetapi masyarakat desa pun banyak yang menyukainya.

Abon memiliki harga cukup beragam tergantung pada biaya produksi dan bahan baku yang digunakan. Abon yang terbuat dari daging atau ikan biasanya memiliki harga cukup tinggi, tetapi walaupun harga abon dari bahan tertentu cukup tinggi namun peminatnya cukup banyak.

Untuk menekan harga agar terjangkau oleh masyarakat menengah ke bawah maka produk abon dapat dibuat dari bahan nabati yang dikombinasikan dengan bahan hewani. Upaya pengembangan industri abon tidak begitu sulit karena bahan baku untuk pembuatan abon mudah di dapat di setiap daerah. Pemilihan bahan baku dapat didasarkan atas ketersediaan jenis bahan baku yang terdapat di daerah tersebut dan kemudahan memperolehnya.

Abon sapi memiliki nilai gizi yang sangat tinggi, yaitu: Protein 14 gram, karbohidrat 60 gram. Lemak 17 gram, Kalsium 150 miligram, Fosfor 209 miligram dan zat besi 12, 4 miligram. Kandungan gizi yang cukup tinggi pada abon menjadikan produk pangan ini sebagai suatu produk yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan prospek bisnis yang sangat menjanjikan karena selain bernilai tinggi, juga memiliki rasa yang enak sehingga sangat digemari oleh konsumen.

Cara pembuatan abon juga cukup mudah sehingga dapat dikerjakan oleh anggota keluarga sebagai industri rumah tangga (Home industri). Teknologi dan peralatan yang digunakan juga sederhana dan relatif tidak memerlukan investasi modal yang besar dengan mempertimbangkan sarana produksi, teknologi dan prospek pasar yang cerah, pembuatan abon layak dijadikan salah satu alternatif usaha.

Cara pengolahan abon sapi khas BBPP Kupang sangat mudah dan memiliki spesifikasi rasa yang khas dibandingkan dengan rasa abons sapi yang dijual di pasaran. Hal disebabkan karena abon khas BBPP Kupang dibuat dari bahan baku pilihan, yaitu dari daging sapi klas premium, bagian Tenderloin yang bahasa lokalnya adalah isi Has dalam, yang diberi bumbu-bumbu yang khas, diolah dengan cara yang hygienis sehingga menghasilkan abon yang bekualitas dari sisi kandungan gizi dan nilai rasa.

Cara mengolah abon sapi khas NTT adalah sebagai berikut:

Menyiapkan alat dan bahan seperti pisau steinless, papan iris, kompor, wajan, sutil, serok, alat pencabik daging, alat pengepres minyak, saringan, toples. Menyiapkan bahan seperti daging sapi sebanyak 1 kg dari potongan premium (tenderloin/sirloin), bumbu – bumbu seperti daun sereh 3 batang, gula merah 5 lempeng dan gula putih secukupnya, garam 1 sendok teh, kemiri 20 butir, pala 5 buah, ketumbar 4 sendok makan, merica 1 sendok makan asam jawa ½ lempeng, b.putih 12siung, b. merah 6 siung besar, jintan 3 sendok makan, minyak goreng secukupnya, kelapa parut (dari 1 buah kelapa) yang diambil santan kentalnya. Langkah dalam proses pembuatan abon tidak terlalu rumit apalagi jika

Dipublikasi Pada : 06-06-2024