By: Ami Daiman
Berdasarkan prediksi global International Research Institute (IRI) for Climate and Society dan juga BMKG bahwa saat ini telah terjadi penguatan intensitas El Nino dengan perkiraan puncak El Nino terjadi pada Agustus 2023 dan berdampak menurunnya produksi dan ketersediaan pangan sebesar 20-30%.
El Nino adalah fenomena alami yang terjadi ketika suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur menjadi lebih hangat dari biasanya. Hal ini menyebabkan perubahan pola cuaca global yang dapat berdampak signifikan pada iklim di berbagai wilayah. Selama periode El Nino, terjadi perubahan aliran angin dan distribusi suhu di atmosfer. Dampaknya dapat meluas ke seluruh dunia dan mempengaruhi cuaca dan iklim di berbagai daerah. El Nino adalah fenomena alam yang dapat memiliki dampak signifikan terhadap sektor pertanian. Dalam sektor pertanian, El Nino dapat menjadi tantangan besar karena dapat mengganggu pola cuaca yang berdampak pada produksi pertanian dan kesejahteraan petani.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan bahwa efek yang ditimbulkan dari kejadian El Nino akan sangat berdampak bagi masyarakat sehingga penting untuk masyarakat mengetahui upaya – upaya mitigasi terhadap kejadian El Nino ini salah satunya melalui kegiatan pelatihan dan penderasan informasi kepada masyarakat melalui Penyuluh Pertanian yang melakukan pendampingan kepada masyarakat.
"Fenomena El Nino merupakan ancaman serius terhadap produksi pangan, baik di subsektor tanaman pangan, peternakan dan perkebunan. Oleh karena itu, sekali lagi diperlukan langkah antisipasi dan adaptasi dengan pelatihan petani dan penyuluh," katanya.
ditambahkannya " ada beberapa upaya yang dapat kita dilakukan, diantaranya yaitu dengan melakukan peningkatan ketersediaan air dengan membangun/memperbaiki embung dan parit, sumur dalam, sumur resapan, saluran irigasi, introduksi varietas tahan kering, perlu dilakukan percepatan tanam untuk mengejar sisa hujan serta pengembangan komoditas 1000 hektar dan pengembangan pupuk organik secara masif dan mandiri" tutur SYL
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk mempersiapkan mitigasi menghadapi musim kemarau ekstrem atau El Nino yang diperkirakan akan mencapai puncaknya Agustus mendatang.
"Saya meminta kepada jajaran untuk menyiapkan langkah mitigasinya. Dan saya kira, langkah-langkah tersebut telah disiapkan dengan baik. Kita berharap dampak yang ditimbulkannya tidak akan mengganggu ketahanan pangan nasional," kata Mentan Syahrul.
Senada dengan Menteri pertanian SYL Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi menjelaskan, masa musim kemarau ekstrem mulai melanda Indonesia pada akhir Mei hingga awal Juni. Hanya saja, skalanya masih rendah.
"Fenomena ini akan semakin menguat, hingga puncaknya terjadi pada Agustus-September. Oleh karenanya, seluruh stakeholder pertanian harus mengerti dan paham apa itu El Nino," terang Dedi.
Dedi berharap langkah mitigasi dan adaptasi yang telah disiapkan Kementan dapat diimplementasikan dengan baik di lapangan. Sebab, air merupakan faktor produksi penting dalam pertanian.
"40 persen faktor peningkatan produktivitas pertanian itu berasal dari pengairan atau irigasi. Maka keberadaannya sangat vital. Oleh karenanya El Nino ini harus diantisipasi dengan baik, karena sebagian besar sistem pengairan pertanian kita mengandalkan curah hujanJika air hujan berkurang, maka pertanian akan mengalami penurunan yang signifikan. Secara otomatis, produktivitas pertanian akan terancam, " terang Dedi.
Menyikapi hal tersebut Balai besar Pelatihan Peternakan Kupang menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan Budidaya Tanaman Padi Antisipasi Elnino bagi Non Aparatur Angkatan VI di Kab. Rote diikuti oleh 30 orang peserta yang dari tanggal 2 sd 4 Juni 2023. pelatihan ini bertujuan untuk membekali peserta dengan pemahaman yang lengkap mengenai budidaya tanaman padi yang baik, cara-cara antisipasi terhadapa elnino dll, Kegiatan pelatihan dibuka oleh Sekretaris BPPSDMP Dr. Ir. Siti Munifah, M.Si dan di dampingi oleh Kepala BBPP Kupang Dr. Ir. Yulia Asni Kurniawati, MSi dan Kepala Dinas pertanian dan ketahanan Pangan Kab. Rote Salmun Haning, SE
Dalam sambutan Pembukaan pelatihan Sekretaris BPPSDMP Dr. Ir. Siti MUnifah, M.Si memastikan pada 2023 ini, El Nino diprediksi lebih kering dan sangat kuat intensitasnya hingga tidak karuan-karuan, khususnya terhadap daerah yang El Ninonya kuat seperti di Jawa, Sulawesi, NTT dan Papua.
“Daerah ini El Nino kenceng, ada juga daerah yang sedang-sedang saja dan ada yang kecil dan tidak terpengaruh sama sekali,” jelasnya.
Dr. Siti Munifah menginginkan kewaspadaan terhadap El Nino agar tidak ada dampak kekurangan bahan pangan. Meski diakuinya El Nino adalah fenomena alam dan iklim ekstrem yang tidak bisa dicegah.
“Harus kita hadapi dengan cara bijak dan mudah-mudahan El Nino intensitasnya tidak kencang,” kata dia.
Meski demikian, petani, penyuluh, dan stakeholder diminta harus mengerti langkah-langkah agar profuktivitas pertanian tidak menurun. Sebab kalau semua pihak lalai dan diam kata dia, tidak menutup kemungkinan akan terjadi kesulitan bahan pangan.
“Kalau semua cuek dan diam produktivitas pasti turun, tapi kalau semua cari antisipasi, tindakan mitigasi dan adaptasi tentu dampak bisa kita minimalisir. Ya sekarang mitigasi dan adaptasi,” jelas munifah.
pada kesempatan yang sama Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kab, Rote Salmun Haning, SE menyambut baik adanya kegiatan pelatihan ini.
" saya mewakili teman-teman di Kab. Rote sangat berterimaksih dengan adanya pelatihan ini karena pelatihan ini sangat dibutuhkan oleh petani agar dapat di aplikasikan ke kehidupan sehari-hari sehingga dapat meningkatkan kapasitas petani itu sendiri dan kami pesankan kepada peserta agar tetap semangat, dan harus bersyukur kab. Rote mendapat dua angkatan pelatihan oleh karena itu gunakanlah kesempatan ini sebaik baiknya karena masih banyak kabupaten belum mendapat kesempatan ini" ungkap Haning
Selain itu Ka BBPP Kupang Dr. Ir. Yulia Asni Kurniawati, MSi. dlm sambutannya menyampaikan bahwa dengan adanya perubahan iklim yang tidak menentu dan akan adanya kemarau panjang perlu dilakukan langkah-langkah antisipasi.
" Dalam sektor pertanian, El Nino dapat menjadi tantangan besar karena dapat mengganggu pola cuaca yang berdampak pada produksi pertanian dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu, pemantauan dan pemahaman yang baik tentang El Nino sangat penting agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan penyesuaian yang tepat untuk mengurangi dampaknya " ungkap Dr. Yulia
Menurutnya, dengan mengambil langkah-langkah tersebut, petani dapat meningkatkan ketahanan terhadap dampak El Nino dan menjaga produktivitas sektor pertanian.
"Penting untuk melakukan perencanaan yang baik dan beradaptasi dengan perubahan iklim guna menjaga keberlanjutan dan ketahanan pangan," papar Dr. Yulia.
ditambahkannya El Nino yang diprediksi terjadi pada musim kemarau tahun 2023 fenomena El Nino adalah kondisi musim kemarau menjadi lebih panjang dan sebaliknya, La Nina mengakibatkan musim hujan seakan menjadi lebih lama karena hujan tetap turun meskipun sedang kemaraudan segera buat antisipasinya.
" kita harus mempersiapkan sumur-sumur pantek di wilayah-wilayah yang akan mengalami dampak pemanjangan musim kering, sumur-sumur resapan air, untuk jangka panjang mestinya Selain itu menyiapkan jenis-jenis tanaman pangan yang lebih adaptif terhadap kekeringan yakni mengganti jenis-jenis varietas tanaman yang biasa ditanam dengan varietas-varietas yang tahan terhadap kondisi kering," jelasnya.
Pada pelatihan ini disampaikan sejumlah materi oleh fasilitator - faslitator yang mumpuni di bidangnya antara lain budidaya tanaman padi yang baik, pemupukan, dan langkah antisipasi terhadap elnino dan materi lainnya.