By: Ir. Fransiskus Mbapa, M.Si
Lele adalah salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dibudidaya oleh masyarakat Indonesia. Kata lele sangat erat sekali hubungannya dengan saudara kita yang beretnis Jawa, karena rata-rata pembudidaya ternak lele banyak dilakukan di Jawa. Namun dewasa ini pembudidaya lele tidak saja di Pulau Jawa, tapi sudah berkembang hampir seantero bumi Indonesia.
Melakukan usaha budidaya ternak lele sebenarnya tidak susah-susah amat, karena hanya membutuhkan satu modal utama yaitu “kemauan dan tekad yang kuat untuk berusaha”. Pepatah bijak mengatakan dimana ada kemauan di situ ada jalan. Pepatah ini sesungguhnya mau memberikan dorongan kepada kita agar mampu melihat segala potensi yang kita miliki agar dapat kita pergunakan semaksimal mungkin sehingga menghasilkan sesuatu yang berharga dan bermanfaat. Salah satunya adalah potensi pikiran kita agar mampu berpikir dan berjiwa besar. Berpikir dan berjiwa besar dalam hal apa saja yang menguntungkan buat kita. Salah satunya adalah bagaimana kita berpikir untuk melakukan budidaya lele sebagai salah satu alternatif sumber pendapatan kita yang bisa kita lakukan di sela-sela waktu kesibukan kita.
Pengalaman menunjukkan bahwa pekerjaan budidaya lele sebenarnya pekerjaan yang amat menyenangkan sekaligusya menguntungkan bagaimana tidak, saya ilustrasikan saja kalau kita melakukan budidaya lele per 1000 ekor. Rincian kebutuhan biaya untuk melakukan budidaya lele 1000 ekor dapat disajikan dalam uraian di bawah ini.
Kita membutuhkan modal Rp 1.000.000 untuk pembelian bibit lele dengan ukuran 5/7 yang harga per ekornya Rp 1.000. Selanjutnya sebuah kolam terpal bulat berdia meter 2 seharga Rp 350.000. dan yang paling penting adalah pakan yang kita gunakan selama masa pelaksanaan budidaya. Pakan yang dianjurkan adalah pakan produksi PT charoon Poh Pahn dengan merek produksi P 781-1, 781-2, dan 781-3.
Pada awal masa budidaya ketika bibit masih berukuran 5/7 diberikan pakan 781-1. Aplikasi pakan ini berlangsung selama kurang lebih 2 minggu dan menghabiskan sekitar 6 kg per 1000 ekor bio masa. Selanjutnya diberikan pakan 781-2 selama kurang lebih satu bulan. Selanjtnya bisa diaplikasikan terus pakan 781-2 atau diganti dengan 781-3. Perlu diketahui bahwa baik 781-1, 781-2, maupun 781-3 measing-masing mengandung kadar protein yang sama yaitu 31-33%.
Lele yang kita budidaya secara intensif yang pada awal masa budidaya dengan ukuran bibit tersebut 5/7 akan mulai di panen pada 2 bulan pertama sekita 15-20% dari populasi. Selanjutnya dapat dipanen lagi setiap 2 minggu dan akan habis pada bulan ke 4 dari masa pemeliharaan. Perlu diketahui bahwa ternak lele sangat efisien dalam hal konversi pakan. Dari hasil pengalaman yang diukur nilai konversi pakan untuk lele yang saya peroleh 1,2. Nilai FCR (Feed Conversion Ratio) sebesar 1,2 artinya setiap penggunaan pakan 1,2 kg menghasilkan atau menambah bio masa lele sebesar 1 kg. Berdasarkan pengalaman, selama masa pemeliharaan kurang lebih 4 bulan menghabiskan pakan sebanyak 7 karung dengan harga per karung Rp 420.000. kalau dikali dengan 7 karung = Rp 2.940.000, ditambah dengan 6 kg 781-1 dikali Rp 17.000 per kg = Rp 102.000. jadi total biaya pakan sebesar Rp 3.042.000.
Kalau ditotal biaya pakan dan bibit semuanya sebasar Rp 4.042.000. Harga lele konsumsi per kg sebesar Rp 40.000 – Rp 50.000, dengan kisaran rata-rata Rp 45.000 per kg. Kalau ukuran lele konsumsi 5 ekor per kg, maka per 1000 ekor menghasilkan 200 kg lele konsumsi. Kalau harga per kg lele Rp 40.000 saja maka jumlah penerimaan dari 200 kg lele konsumsi sebesar Rp 8.000.000 Sehungga kalau dihitung keuntungan budidaya lele per 1000 ekor adalah Rp 8.000.000 – Rp 4.042.000 = Rp 3.958.000. dengan demikian usaha budidaya lele per 1000 ekor layak diusahakan oleh siapapun dengan nilai R/C = 1,98 atau B/C = 0,98. Indeks angka ini mau menunjukkan kepada kita bahwa usaha budidya lele menguntungkan.
Informasi yang tersaji di atas memang memberikan harapan kepada kita untuk segera terjun dalam kegiatan usaha. Namun ada beberapa catatan yang perlu kita perhatikan dan laksanakan. Hal yang perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh adalah usahakan agar tingkat mortalitas bibit selama masa pemaliharaan tidak boleh melebih 10%. Karena pada saat kita membeli bibit di farm kita sudah dikasi cadangan resiko sebesar 5-10% dari jumlah pembelian bibit. Jadi kalu kita beli 1000 ekor kita memiliki cdangan resiko sejumlah 50 – 100 ekor, tergantung kemurahan hati pemilik farm juga. Cadangan resiko diperhitungkan karena yang kita beli adalah makhluk hidup apalagi bibit lele yang masih sangat kecil sehingga rawan akan resiko kematian. Kematian dapat disebabkan oleh karena terserang penyakit ataupun karena kanibal, dimana lele memakan sesamanya.
DAFTAR PUSTAKA
https//gdm.idpeternakan. Analisa Usaha Ternak Bebek Pedaging 100 ekor. 6 Agustus 2021.
Hidayat, 2019. Diversifikasi Usahatani Dalam Meningkatkan Pendapatan Petani Dan Ketahanan Pangan Lokal. Jurnal Universitas Medan Area Indonesia.
Magelangkota.go.id. 2017. Diversifikasi Tanaman. http//Pertanian.Magelangkota.go.id. 29 Desember 2017.
Santoso,dkk 2019. Cited by 2----2. Buku Ajar. Kewirausahaan Pertanian.http//repository.lppm. unila.ac.id. Pusahka Media Perpustakaan RI. Katalog Dlam Terbitan (KDT).cetakan April 2019. Penerbit Pstaka Media jl. Endro SuratminBandarlampung 082280035489. Email : csultural [email protected].
Yosia, Legibalon dkk. 2020. Sikap Mental petani dalam Kegiatan Usaha tani Tanaman Pangandi Desa Jirene, Kabupaten Lanny Jaya. Propinsi Papua. Jurnal Volume 13 nomor 2 /April-Juni 2020
https//www.cimb.niaga.co.id. 6 Step Bisnis Budidaya Ikan LeleUntuk Pemula. Langkah-langkah Memulai budidaya Ikan Lele. CIMB. Niaga
https//baim.uma.ac.idBlog Detail Budidaya Ikan Lele dan Modal Hingga Keuntungan. Universitas Medan Area 27 November 2023.