By: Fitri M. Manihuruk
Telur merupakan bahan pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan sangat bermanfaat bagi tubuh, karena mengandung protein, lemak, vitamin mineral dan karbohidrat serta mengandung asam amino esensial. Kandungan gizi yang tinggi tersebut selain dibutuhkan oleh tubuh ternyata juga sangat disukai oleh mikroorganisme sehingga menyebabkan telur dikategorikan sebagai bahan pangan yang mudah mengalami kerusakan (perishable food). Kerusakan telur tersebut dapat berpotensi menimbulkan bahaya (potentially hazardous food) bagi kesehatan konsumen yang mengkonsumsi telur yang telah mengalami kerusakan tersebut. Penanganan telur yang baik akan memperpanjang masa simpan dan menjaga nutrisi yang terkandung dalam telur tersebut.
Pisahkan telur yang bersih dan kotor.
Sebelum disimpan sebaiknya telur dipisahkan antara yang bersih dan kotor karena biasanya bagian luar telur kerap kali ditemukan kotoran ayam yang banyak mengandung bakteri berbahaya yang dapat merusak kualitas telur sehingga untuk memudahkan proses selanjutnya sebaiknya pisahkan antara telur yang bersih dengan telur yang kotor.
- Cuci telur yang kotor
Kemudian setelah dipisahkan, cucilah telur yang kotor dengan menggunakan air bersih tanpa disikat kemudian dikeringkan. Menyikat telur akan mengakibatkan pori-pori pada permukaan kulit (kerabang) telur menjadi terbuka sehingga bisa menjadi jalan masuk mikroorganisme ke dalam telur.
- Pisahkan telur yang baru dengan yang lama
Telur yang lama dipisah dengan cara dipisahkan tempatnya untuk memudahkan mengingat ataupun bisa dengan memberikan label pada kerabang telur atau wadah telur sehingga telur yang lama bisa digunakan terlebih dahulu.
- Pisahkan telur yang besar dan yang kecil
Pemisahan bertujuan untuk memudahkan ketika akan mengkonsumsi sehingga kita bisa langsung memilih sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
- Pisahkan telur yang retak dengan yang tidak retak
Telur retak sudah hampir dapat dipastikan tercemar mikroorganisme, dengan memisahkan telur yang retak tersebut berarti dapat memutus rantai penyebaran cemaran mikroorganisme ke telur lainnya.
- Gunakan telur yang telah lama disimpan terlebih dahulu
Tips ini mengadopsi sistim FIFO (first in first out) di gudang penyimpanan dimana barang yang lebih dahulu masuk ke dalam gudang maka barang tersebutlah yang pertama kali dikeluarkan nantinya. Dengan mengkonsumsi telur yang telah lama disimpan akan mencegah terjadinya penumpukan telur yang lebih lama dalam ruang penyimpanan dimana kita ketahui seiring berjalannnya waktu kualitas telur pun akan semakin menurun.
- Simpan di tray di lemari pendingin dengan posisi bagian pumpul di atas
Menyimpan telur pada tray akan lebih baik karena sirkulasi udara di area luar kerabang berjalan dengan baik, pada posisi bagian tumpul telur terdapat gelembung udara yang berfungsi untuk menahan telur dari benturan dan mengetahui umur telur yaitu semakin luas gelembung udara berarti umur telur semakin tua. Dengan perlakuan yang tepat, penyimpanan dilemari pendingin (suhu 7-10 °C) diyakini dapat memperpanjang masa simpan telur. - Umur simpan telur pada suhu ruang 14 hari dan lemari pendingin 35 hari
Menurut hasil riset dari Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Produk Hewan – Bogor, dengan melakukan penanganan telur yang baik sebelum disimpan dapat membuat telur bertahan disimpan pada suhu ruang selama 14 hari dan dapat bertahan disimpan selama 35 hari di lemari pendingin suhu 13 °C.
Sumber:
Ismoyowati, Purwantini D. 2013. Produksi dan kualitas telur itik lokal di daerah sentra peternakan itik. Jurnal Pembangunan Pedesaan, 13(1):11-16.
Suhardi AT. 1992. Karakteristik telur itik tegal. Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.