BBPP Kementan Sukses Panen Padi di Lahan Tidur, Bukti Optimalisasi Lahan Kering Tingkatkan Produksi Pangan

By : Sukmawati 


Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, Nusa Tenggara Timur, berhasil menunjukkan terobosan signifikan dalam optimalisasi lahan. Lahan kering seluas ±500 M² yang sebelumnya merupakan lahan tidur di area BBPP Kupang, kini berhasil diubah menjadi sawah produktif dan sukses dipanen.
Pemanfaatan lahan kering, yang dikenal memiliki tingkat produktivitas rendah dan ketersediaan air terbatas, menjadi solusi penting untuk meningkatkan produksi pertanian, terutama di wilayah dengan potensi lahan kering yang tinggi. BBPP Kupang, melalui Tim Kerja Sertifikasi Profesi, Layanan Konsultasi, dan Pengelolaan Inkubator Agribisnis, menunjukan bahwa lahan kering pun bisa disulap menjadi lahan sawah.
Mereka menanam padi jenis Inpari 42 dengan menerapkan sistem tanam Jajar Legowo (Jarwo) 2:1. Dengan pengelolaan intensif selama lebih dari tiga bulan, lahan seluas ±500 M² ini menghasilkan panen memuaskan, yaitu 500 kg gabah kering giling (GKG), yang setara dengan 320 kg beras setelah digiling. Hasil panen ini didistribusikan kembali kepada pegawai BBPP Kupang.
Menariknya, proses tanam hingga panen yang umumnya memakan waktu 3 bulan 15 hari, kali ini berhasil dipersingkat menjadi 3 bulan 4 hari. Penggunaan combine harvester saat panen menjadi kunci efisiensi, menghemat waktu pengerjaan secara signifikan.
Kepala BBPP Kupang, Gunawan menyambut baik keberhasilan ini sebagai bagian dari komitmen unit kerja.
"Kami ingin memastikan bahwa tanah kembali subur dan mikroorganisme penyubur tanah tumbuh optimal, sehingga produksi pertanian tetap stabil di tengah meningkatnya kebutuhan," terang Gunawan. Ia menambahkan bahwa inisiatif ini sejalan dengan upaya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan kosong, termasuk pekarangan.
Keberhasilan ini selaras dengan arahan dan komitmen dari pimpinan tertinggi Kementan dalam mengenjot produksi pangan nasional.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, secara konsisten mendorong upaya Optimasi Lahan (Oplah) untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan mewujudkan swasembada.
"Optimalisasi lahan menjadi kunci sukses peningkatan produksi beras yang signifikan. Dari yang sebelumnya hanya mampu tanam sekali setahun, kini indeks pertanaman padi bisa meningkat menjadi dua hingga tiga kali setahun," ujar Mentan Amran. Beliau juga menegaskan percepatan cetak sawah dan optimasi lahan sebagai strategi utama Kementan.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan pentingnya pemanfaatan lahan di seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan.
"Kami terus mendorong agar 160 UPT jangan biarkan ada lahan tidur," tegas Kepala Badan. Ia juga menambahkan bahwa pertanian modern dicirikan dengan pemanfaatan teknologi dan alat mesin pertanian (alsintan) dalam melakukan usaha budidaya di lahan pertanian, yang menjadi bagian dari upaya pemerintah mencapai swasembada pangan sesingkat-singkatnya melalui program Optimasi Lahan dan Cetak Sawah Rakyat.
Pemanfaatan lahan tidur BBPP Kupang menjadi contoh nyata bagaimana UPT Kementerian Pertanian berperan aktif dalam mendukung program strategis ini.

Dipublikasi Pada : 09-10-2025