By: Ami Daiman
Pertambahan Areal Tanam (PAT) melalui kegiatan pompanisasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan indeks pertanaman (IP) dan memperluas area tanam padi nasional di tengah gempuran masalah cuaca. Dalam mendukung keberhasilan program tersebut, kementerian pertanian membentuk satuan tugas (satgas) antisipasi darurat pangan di setiap provinsi dan kabupaten kota. Selain membentuk satgas, kementerian pertanian juga melibatkan TNI dan Polri, khususnya BABINSA dalam melakukan pengawalan dan pendampingan program PAT, khususnya pompanisasi.
Dalam rangka percepatan kegiatan perluasan areal tanam dan pompanisasi, maka dipandang perlu untuk membekali tim satgas dan pendamping lapangan dalam hal pendampingan kegiatan pompanisasi guna mendukung program PAT khususnya pompanisasi melalui kegiatan Pelatihan Manajemen Pendampingan Pompanisasi bagi Pendamping Lapangan/Tim Gugus Tugas Pompanisasi.
Dan hari ini Rabu (16/10/2024) Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Manajemen Pendampingan Pompanisasi bagi Bintara Pembina Desa (BABINSA) Nusa Tenggara Timur (NTT) yang merupakan bagian dari Gugus Satuan Tugas Darurat Pangan di Kodim 161 Wirasakti Kupang yang merupakan wilayah Kodam IX/ Udayana secara Hybrid sebanyak 2460 orang Babinsa kegiatan tersebut dilaksanakan selama 3 (tiga) hari efektif mulai tanggal 16 – 18 Oktober 2024. dan acara pelatihan ini di buka resmi oleh Danrem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, S.E., M.M.
Pelatihan ini merupakan Kerjasama antara Kementerian Pertanian dan TNI AD dalam rangka percepatan Swasembada Pangan Nasional.
Kepala BBPP Kupang, Indra Z. Rayusman, S.H., M.H. pada sambutannya menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam rangka percepatan kegiatan perluasan areal tanam dan pompanisasi.
"Pelatihan ini dipandang perlu guna membekali Babinsa Tim satgas dan pendamping lapangan dalam hal pendampingan kegiatan pompanisasi guna mendukung program Perluasan Areal Tanam (PAT) khususnya pompanisasi melalui kegiatan Pelatihan Manajemen Pendampingan Pompanisasi bagi Pendamping Lapangan/Tim Gugus Tugas Pompanisasi," jelas Kepala BBPP Kupang.
Lebih lajut dikatakan, bahwa pelatihan ini dilaksanakan selama 3 (tiga) mulai tanggal 16 s.d 18 Oktober 2024, dengan metode pembelajaran klasikal dan On The Job Training.
"Pelatihan ini kita laksanakan di 14 Kodim jajaran Korem 161/Wira Sakti Prov Nusa Tenggara Timur, dan petugas kami berjumlah 65 orang yang tersebar di 14 Kodim tersebut".ujarnya.
Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni, S.IP., M.Si., dalam sambutannya yang di bacakan oleh Komandan Korem 161/Wira Sakti Brigjen TNI Joao Xavier Barreto Nunes, S.E., M.M menyampaikan tujuan dari kegiatan ini.
"Program Pompanisasi ini bertujuan untuk menyediakan air dari hulu hingga ke lahan sehingga dapat mewujudkan perluasan areal tanam dan peningkatan produksi pertanian sebagai upaya percepatan Swasembada Pangan Nasional, guna mengantisipasi dan mencegah terjadinya krisis rawan pangan di wilayah Indonesia termasuk di Nusa Tenggara Timur, " tegasnya
Dikatakannya bahwa, pelatihan ini memiliki arti sangat penting, khususnya para Babinsa sebagai ujung tombak dalam memberikan arahan dan membimbing para petani untuk mengoptimalkan kelancaran dan suksesnya pelaksanaan program pompanisasi di Nusa Tenggara Timur wilayah teritorial Korem 161/Wira Sakti.
Menurut Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman pelibatan Babinsa untuk menambal kekurangan penyuluh petani lapangan (PPL) dalam rangka peningkatan produksi padi di berbagai wilayah.
Lanjut Amran, tidak bisa dipungkiri bahwa berkat bantuan prajurit Babinsa, Indonesia bisa mencapai swasembada beras secara total pada tahun 2017, 2019, dan 2020.
“Ini swasembada sempurna dan itu berkat bantuan TNI, khususnya Babinsa di seluruh Tanah air,” kata Amran.
Senada pernyataan Mentan Amran, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan adanya sinergi dan kolaborasi Kementan dengan TNI akan menguatkan upaya dalam peningkatan produktivitas pertanian dan mewujudkan Indonesia lumbung pangan dunia di tahun 2045 mendatang.