By: drh. Helda Gadja
Kegiatan Farmer Field Day (FFD) Sekolah Lapang merupakan metode pemberdayaan petani melalui pertemuan antara petani, penyuluh dan instansi-instansi terkait agar dapat saling bertukar informasi terkait teknologi pertanian yang diterapkan. Pada kegiatan ini diadakan unjuk teknologi yang telah diterapkan agar nantinya dapat dikembangkan secara meluas dan mendapatkan umpan balik dalam penyelesaian masalah maupun hambatan yang dihadapi.
Kegiatan Farmer Field Day (FFD) Sekolah Lapang (SL) Tematik Penerapan Teknologi Pertanian Organik dilaksanakan pada Rabu, 11 Oktober 2023, kegiatan FFD terpusat di Poktan Bunga Tani Kelurahan Naibonat. Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kupang, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang, Penyuluh dan Poktan Pelaksana.
Sebelumnya pelaksanaan Kegiatan Sekolah Lapang (SL) Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) telah dilaksanakan di 10 kelompok tani di BPP Naibonat, Kecamatan Kupang Timur. Pelaksanaan kegiatan ini didasarkan atas Petunjuk Teknis SL Tematik Genta Organik dari Dinas Pertanian Kabupaten Kupang-Provinsi NTT. Tahapan pelaksanaan kegiatan Sekolah Lapang Genta Organik ini meliputi Identifikasi CPCL di 10 Poktan di 4 Kelurahan dan 6 desa; Penetapan CPCL; Pembuatan Proposal dan RAB Poktan Peserta; Implementasi serta Pendampingan di tingkat kelompok tani; FFD (Temu Lapang) serta Evaluasi dan Pelaporan.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, maka ouput kegiatan yang didapatkan berupa Pembuatan Pupuk Organik (padat dan cair), Pembuatan Pupuk Hayati, Pembuatan Pembenah Tanah, Pembuatan Pestisida Nabati, Panen dan Profitas Komoditi di lahan demplot.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menjelaskan bahwa yang bisa menyuburkan tanah bukan hanya pupuk kimia melainkan pupuk organik, pupuk hayati dan pembenah tanah.
"Pupuk organik, pupuk hayati, dan pembenah tanah itu petani bisa di buat sendiri asal ada kemauan. Artinya, untuk menyuburkan tanah tidak ada alasan karena pupuk mahal kita diam. Proses penyuburan tanah, peningkatan produktivitas, dan produksi harus terus kita lakukan kalau kita tetap ingin eksis di muka bumi ini”, ujar Dedi.
Dedi menegaskan bahwa Genta Organik bukan berarti mengharamkan penggunaan pupuk kimia. Penggunaan pupuk anorganik masih boleh digunakan, tapi dengan ketentuan tidak berlebihan atau mengikuti konsep pemupukan berimbang.
"Genta Organik bukan berarti mengharamkan pupuk kima. Jadi, di dalam Genta Organik untuk mengatasi pupuk mahal di dalamnya ada pupuk organik, pupuk hayati, pembenah tanah dan pemupukan yang berimbang", tegas Dedi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT yang hadir pada kegiatan FFD menyampaikan bahwa penggunaan pupuk organik lebih efektif dan efisien.
“Kalau menggunakan pupuk kimia maka makin lama makin naik jumlahnya. Tapi kalau pupuk organik makin lama makin berkurang pupuknya sehingga lebih efisien dan efektif, apa lagi ditambah PGPR maka sistem pengakaran makin banyak dan tumbuh tunas-tunas baru. Biaya Input produksi akan berkurang dari pupuk dan obat-obatan”, Ungkapnya
Kepala BBPP Kupang Yulia Asni Kurniawati yang juga hadir pada kegiatan tersebut berkesempatan menyampaikan sambutan. Kepala BBPP Kupang mengatakan bahwa Sekolah Lapang merupakan metode pembelajaran dan penyuluhan yang sangat efektif dan efisien dalam mendukung peningkatan produksi dan produktivitas pertanian.
“SL ini sangat bagus karena bisa sebagai pusat pembelajaran manajemen maupun teknologi selain itu bisa sebagai tempat untuk bertukar informasi maupun pengalaman-pengalaman yang tentunya bermanfaat”, Ujar Yulia