By. drh. Helda Gadja
Mahasiswa PKL asal Universitas Pertahanan RI yang sedang melakukan PKL di Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang melaksanakan praktikum di instalasi ternak sapi dengan melakukan palpasi perektal pada ternak sapi (23/11/2023)
Didampingi pertugas instalasi Maslon M.A.Salama, mahasiswa dibimbing untuk dapat melakukan palpasi perektal sesuai tata cara pelaksanaan yang benar dan tepat. Teknik palpasi perektal penting untuk diketahui dan dipraktekan oleh mahasiswa mengingat cara ini dapat membantu untuk mengetahui kondisi/status kesehatan organ reproduksi dan mendeteksi kebuntingan ternak khususnya sapi.
Dikalangan peternak, palpasi perektal dianggap lebih praktis dan mudah prosedurnya serta memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi. Palpasi perektal tersebut didasarkan atas kondisi uterus, ovarium dan pembuluh darah uterus. Cara melakukan palpasi perektal, yaitu dengan cara memasukkan tangan ke dalam rektum lalu meraba ke kiri, kanan, bawah atas dan ke depan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan palpasi, yaitu induk yang akan dipalpasi diikat dengan baik agar ternak lebih terkontrol dan petugas aman pada saat melakukan palpasi. Setelah itu, petugas wajib menggunakan sarung tangan plastik yang diberikan sabun sebagai pelicin dengan tujuan agar petugas aman dari agen penyakit yang berada dalam tubuh ternak, selanjutnya kotoran ternak dikeluarkan agar tidak ada penghalang ketika melakukan palpasi kemudian dilakukan palpasi pada saluran reproduksi mulai dari serviks, uterus hingga oviduk. Palpasi perlu dilakukan secara optimal agar dapat dirasakan setiap perubahan/perbedaan yang terjadi pada organ reproduksi.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa fokus terhadap peningkatan populasi dan produksi sapi secara berkelanjutan perlu ditingkatkan sebagai komitmen untuk mengurangi dominasi impor daging sapi di Indonesia.
“Upaya untuk menggenjot dan meningkatkan populasi sapi lokal bisa dilakukan dengan optimalisasi program Inseminasi Buatan (IB), harapannya dalam beberapa tahun ke depan produksi dan produktivitas ternak sapi dalam negeri dapat terus meningkat. Petugas di lapangan juga perlu untuk terus meningkatkan skill dalam pemeriksaan kebuntingan maupun IB pada ternak,” ujar Amran
Ditambahkannya bahwa peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang pertanian harus terus dilakukan.
“Peningkatan SDM bisa dilakukan melalui pendidikan, pelatihan vokasi, sertifikasi profesi hingga pembimbingan terhadap siswa/i serta mahasiswa magang dan PKL,” kata Amran
Oleh karena itu, BBPP Kupang di bawah naungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian mempunyai peran penting dalam pengembangan SDM Pertanian. Pengembangan kapasitas SDM Pertanian menjadi salah satu tugas pokok BPPSDMP dalam pembangunan pertanian. Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi mengatakan, pihaknya berada di garis terdepan dalam pembangunan SDM pertanian. "Itu berarti segala sesuatu yang terkait peningkatan kapasitas SDM merupakan tugas BPPSDMP," katanya.
Ditemui disela-sela kesibukan kerjanya, Kepala BBPP Kupang Dr. Ir. Yulia A. Kurniawati, M.Si menyampaikan bahwa beliau sangat mendukung dan akan terus mendorong mahasiwa PKL untuk dapat sebanyak-banyaknya menimba ilmu dan pengalaman di BBPP Kupang.
“Adik-adik mahasiswa ini perlu diberikan bekal ilmu pengetahuan yang memadai agar ketika menjadi petugas di lapangan mereka memiliki wawasan yang luas serta keterampilan khususnya untuk bisa menentukan status reproduksi dan bunting atau tidaknya seekor ternak,” Ujar Yulia