By: drh. Fitri Salih
Kemajuan sektor pertanian Indonesia sangat dipengaruhi oleh tata pengolahan pertanian dimulai dari tahap penyiapan lahan dan pemilihan bibit untuk awal kegiatan produksi hingga pengolahan hasil pertanian menjadi produk berkualitas tinggi yang siap untuk dipasarkan.
Pengolahan produk pertanian pasca panen merupakan salah satu tahapan penting untuk meningkatkan nilai suatu produk pertanian. Karena melalui pengolahan produk pertanian pasca panen yang dilakukan dengan benar banyak keuntungan yang dapat diperoleh.
Diantaranya adalah masa simpan produk menjadi lebih lama. memudahkan penyimpanan dan distribusi. meningkatkan nilai tambah ekonomis dan nilai tambah sosial. mengurangi tingkat kerugian serta mengurangi pencemaran lingkungan karena lebih banyak bagian dari suatu produk pertanian yang dapat diolah.
Demi mewujudkan tujuan pembangunan pertanian Indonesia yang termasuk didalamnya pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia. peningkatan ekspor produk pertanin serta peningkatan kesejahteraan petani maka pengolahan produk pertanian pasca panen merupakan suatu hal yang harus diperhatikan pelaksanaannya dengan baik karena berkaitan erat dengan presentasi suatu produk dimata konsumen yang akan mempengaruhi nilai jual.
Menteri Pertanian Indonesia Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan. Kementerian Pertanian selama ini tidak hanya menekankan pada upaya peningkatan produksi pangan.
Melainkan juga pada upaya peningkatan nilai tambah. daya saing. hilirisasi. pemasaran dan ekspor produk pertanian yang diharapkan dapat memberikan efek pengganda (multiplier effect) untuk sektor pembangunan lainnya.
?Pertanian itu sangat strategis. permasalahan didalamnya juga sangat kompleks dan sangat mendalam. permasalahan terjadi tidak hanya sebatas di produksi. tetapi juga terjadi pada tahapan pascapanen.? ugkap Syahrul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP). Dedi Nursyamsi. juga menyampaikan bahwa SDM pertanian memegang peran penting sebagai pelaku utama dalam menangani pascapanen produknya dengan baik untuk menekan kehilangan hasil.
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis dibawah BPPSDMP yang bertanggung jawab dalam kegiatan pelatihan dibidang pertanian dan peternakan diwilayah NTT dan sekitarnya terus memaksimalkan perannya dalam memajukan pembangunan pertanian Indonesia.
Upaya yang dilakukan melalui peningkatan kualitas SDM Pertanian dan pemberdayaan petani yang dikemas dalam berbagai kegiatan pelatihan yang disesuaikan dengan potensi Sumber Daya Alam lokal setiap daerah.
Salah satu kegiatan pelatihan yang dilaksanakan oleh BBPP Kupang adalah Pelatihan Teknis terkait Pengolahan Hasil Pertanian di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) pada tanggal 23-25 Agustus 2021.
Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi SDM masyarakat dalam memanfaatkan secara maksimal potensi alam yang dimiliki melalui pemanfaatan produk yang jumlahnya berlimpah namun masih sangat minimal pengolahannya sehingga tidak memiliki nilau jual yang tinggi.
Pengolahan produk pasca panen yang menjadi fokus dalam pelatihan ini adalah produk jambu mete. Jambu mete sendiri merupakan produk pertanian yang selama ini hanya dimanfaatkan biji nya sedangkan daging buahnya tidak dimanfaatkan secara maksimal sehingga memiliki nilai jual yang rendah.
Berperan sebagai fasilitator dalam pelatihan tersebut Ir. Wiwiek Yuniari Costa. M.Si. Widyaiswara Ahli Utama yang sehari-harinya mengkoordinir segala kegiatan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian BBPP Kupang.
Masyarakat peserta pelatihan diajarkan tata cara pengolahan daging buah jambu mete menjadi berbagai produk olahan seperti sirup dan abon yang memiliki rasa yang lezat dan harga jual yang tinggi.
Hal ini juga secara tidak langsung akan mengurangi tingginya limbah jambu mete di lingkungan karena tidak dimanfaatkan.
Kepala BBPP Kupang drh Bambang Haryanto. MM yang berkesempatan menghadiri acara pembukaan kegiatan pelatihan tersebut menyampaikan pentingnya peran masyarakat dalam melihat potensi alam yang dimiliki serta didukung oleh pemerintah setempat.
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan pihak-pihak yang berkaitan lainnya. pemberdayaan masyarakat dapat ditingkatkan sejalan dengan peningkatan ekonomi dan peningkatan taraf hidup masyarakat