By: drh Fitri Salih
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat di era digital ini menuntut setiap orang untuk bisa beradaptasi dengan segala kemudahan yan ditawarkan oleh teknologi berbasis internet khususnya dalam hal penyebaran informasi. Hal ini semakin menjadi perhatian saat kondisi dunia tidak kondusif dikarenakan adanya pandemi covid 19. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian yang merupakan konsentrasi utama Badan Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian adalah dengan tetap melakukan Pelatihan secara daring dibawah komando Pusat Pelatihan Pertanian. Dalam pelaksanaannya setiap UPT diminta berkontribusi aktif melakukan pelatihan dengan tema-tema yang menarik di bidang pertanian.
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang sebagai salah satu UPT dibawah BPPSDMP secara rutin berkontribusi melakukan pelatihan online yang sering disebut dengan istilah Bertani on Cloud dengan tema-tema pertanian lahan kering serta pengolahan hasil-hasil pertanian asal Nusa Tenggara Timur. Salah satu tema pelatihan yang baru saja dilaksanakan oleh BBPP Kupang dalam kegiatan Bertani on Cloud adalah Menentukan Kelayakan Akseptor Pada Sapi Bali. Tujuan diadakannya Pelatihan dengan judul tersebut adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang faktor-faktor yang harus dipenuhi sebelum menentukan seekor sapi betina menjadi akseptor baik secara kawin alam maupun Inseminasi Buatan sehingga individu baru yang dihasilkan memiliki mutu genetik yang baik.
Pelatihan yang dibuka oleh Kepala BBPP Kupang Drh Bambang Haryanto. MM tersebut berlangsung selama 1 jam 30 menit melalui aplikasi zoom meeting serta live facebook dan youtube. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa penentuan kelayakan akseptor pada sapi bali ini sangat penting dikarenakan akseptor yang layak merupakan salah satu syarat keberhasilan Inseminasi Buatan. Secara lebih luas beliau menjelaskan kepentingan kelayakan akseptor dan keberhasilan IB sebagai langkah utama dalam mendukung salah satu program utama kementerian pertanian yakni Sikomandan atau Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri yang dalam wujud nyatanya adalah meningkatkan jumah populasi sapi dan kerbau dengan mutu genetik yang baik untuk memenuhi kebutuhan produksi daging secara nasional. Menteri Pertanian Indonesia Syahrul Yasin Limpo dalam beberapa kesempatan sering menyampaikan bahwa kebutuhan produk peternakan di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun sehingga peningkatan produksi ternak merupakan suatu hal yang wajib untuk dilakukan. Sejalan dengan pernyataan Menteri Pertanian. Kepala BPPSDMP Prof. Dr. Ir. Dedi Nusyamsi juga selalu menyampaikan bahwa salah satu tugas BPPSDMP adalah mendukung penuh program utama Kementerian Pertanian salah satunya adalah Sikomandan yang dapat dilakukan dengan mengedukasi masyarakat melalui pelatihan-pelatihan untuk tujuan peningkatan pemahaman dan SDM Pertanian masyarakat.
?Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Bertani on Cloud ini dua orang widyaiswara asal BBPP Kupang yakni Drh Fajar Okta Undari dan Drh Mutya Fadhilah. Dalam penjelasan materinya kedua narasumber ini menyampaikan kelayakan akseptor pada sapi Bali dapat ditentukan melalui beberapa faktor diantaranya Penilaian skor kondisi tubuh. umur. status kesehatan. bangsa dan postur sapi serta status reproduksi sapi tersebut. Pelatihan daring ini sendiri diikuti secara langsung oleh masyarakat dari berbagai pelosok negeri serta materi yang disampaikan dalam pelatihan tetap dapat diakses di website elearningpuslatan.com