By: Sukmawati
Sebelumnya Pemerintah terus berjuang untuk menekan angka stunting yang terjadi di Indonesia, sedangkan pada tahun 2024 sendiri Indonesia masih jauh dari target penurunan sebesar 14%. Hal inilah yang membuat pemerintah melakukan beberapa upaya untuk mencegah stunting melalui program peningkatan gizi masyarakat.
Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak peran lintas sektoral bersinergi untuk meningkatkan pendidikan masyarakat agar mengkonsumsi pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Hakak sebegai gerakan masyarakat hidup sehat dan pencegahan stunting
Pencegahan stunting yang dilakukan Kementerian Pertanian adalah dengan mengadakan pelatihan, pengajaran kepada penyuluh dan masyarakat untuk mengkonsumsi makan bergizi salah satunya dengan mengkonsumsi olahan hasil ternak seperti daging.
Produk olahan hasil ternak merupakan salah satu bahan pangan strategis dalam menunjang pembangunan nasional khususnya dalam penciptaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Mengingat produk olahan hasil ternak seperti daging memiliki kandungan gizi esensial berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral seimbang yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang sebagai salah satu UPT pelatihan dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Kementerian Pertanian (Kementan) mengadakan Pelatihan Pengolahan Hasil Ternak bagi Penyuluh/Petugas.
Kegiatan di laksanakan di BBPP Kupang di mulai pada tanggal 11 September s/d 17 September 2024 (selama 7 hari ) dan diikuti 30 Penyuluh perwakilan dari Dinas Peternakan dan Pertanian se Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kepala BBPP Kupang, Indra Zakariya Rayusman dalam sambutan pembukaan mengatakan agar kegiatan seperti ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para peserta, karena peserta adalah penyuluh garda terdepan dalam ketahanan pangan Indonesia dapat menjadi Influencer bagi Masyarakat.
“Pelatihan selama 7 hari di harapkan dapat diikuti bapak/ibu dengan sebaik-baiknya, bagaimana setelah pelatihan dapat membuka wawasan pikiran tentang pengetahuan gizi yang terdapat dalam pengolahan hasil ternak ini,” kata Indra
Indra juga menambahkan bahwa produk hasil pertanian dan peternakan mengalami perubahan seiring dengan adanya teknologi saat ini. “Bapak/ibu ini akan menjadi influencer di daerah masing-masing, maksimalkan teknologi yang ada juga. Hasilkan produk olahan ternak yang berkualitas, memenuhi standar dan bisa dikonsumsi banyak orang. Yang terpenting dari pelatihan ini adalah outcome dan incomenya,” tambahnya.
Hal ini selaras dengan apa yang disampaikan selama ini oleh Kepala BPPSDMP Kementan, Idha Widi Arsanti yang mengatakan bahwa BPPSDMP berada di garis terdepan dalam pembangunan SDM Pertanian maupun Peternakan.
“Itu berarti segala sesuatu yang terkait peningkatan kapasitas SDM merupakan tugas BPPSDMP,” kata Santi.
Diharapkan setelah kembali ke tempat tugas masing, peserta dapat mempraktekan atau mentransferkan ilmu yang di peroleh selama pelatihan dan menjadi agen perubahan untuk meningkatkan produksi serta produktivitasnya.
Sebelumnya dalam setiap arahan, Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman menekankan pentingnya peran penyuluh dalam sektor pertanian, termasuk dalam pengolahan hasil ternak. Penyuluh memiliki peran strategis sebagai ujung tombak pembangunan pertanian, terutama dalam membantu petani dan peternak meningkatkan produksi dan efisiensi pengolahan hasil.
“Penyuluh tidak hanya berperan dalam mengedukasi peternak mengenaik teknik beternak yang baik, tetapi juga harus terlibat dalam mendukung inovasi dan teknologi untuk pengolahan hasil ternak agar memiliki nilai tambah. Peran penyuluh sangat penting dalam mewujudkan kemandirian pangan dan meningkatkan daya saing produk peternakan di pasar lokal dan internasional,” tekan Amran.