By: drh. Legowo Budi Raharjo
Salah satu fokus dari Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman ketika dilantik adalah peningkatan produksi pangan.
'Peningkatan produksi pangan dilakukan dengan penggunaan teknologi, pendampingan petani melalui penyuluh, mekanisasi pertanian, penggunaan benih unggul serta optimalisasi lahan marjinal seperti lahan rawa mineral' ujar Amran
Untuk mewujudkan Peningkatan produksi pangan tersebut dibutuhkan peran serta dari semua komponen pelaku pertanian diantaranya Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S).
Kepala BBPPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan “Akibat dampak dari covid 19, perubahan iklim atau climate change, serta perang Rusia dan Ukraina mengakibatkan produksi dan produktivitas pangan global menurun secara signifikan. Sedangkan permintaan bahan pangan terus meningkat mengakibatkan harga komunitas pangan melejit, kpastian ini perlu disikapi dengaKetidan upaya peningkatan produksi dan produktivitas pada subsektor budi daya dengan menerapkan konsep efisiensi dan konservasi lingkungan" ujarnya.
Ditambahkan Dedi melihat kondisi ini, "diharapkan P4S menjadi garda terdepan mengatasi krisis pangan global. Untuk itu P4S diharapkan menjadi pembaharu perdesaan dalam upaya untuk meningkatkan ketersediaan pangan lokal melalui pemanfaatan teknologi smart farming dan penumbuh kembangan petani milenial"
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang sebagai pembina dari P4S di wilayah kerjanya terus melakukan identifikasi dan penumbuhan di beberapa P4S sebagai langkah untuk menumbuh kembangkan kelembagaan P4S. Identifikasi dan penumbuhan ini untuk memperoleh pengakuan sebagai Kelembagaan Pelatihan Pertanian Swadaya.
Kegiatan identifikasi dan penumbuhan P4S dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 30 November 2023 dengan mengunjungi kelompok Tani Tunas Muda Buraen yang berlokasi di Kecamatan Amarasi Selatan, Kabupaten Kupang yang akan diusulkan sebagai calon P4S.
Pada kesempatan tersebut Kepala BBPP Kupang, Yulia Asni Kurniawati menyampaikan bahwa proses Penumbuhan P4s dimulai dari tahap identifikasi, fasilitasi untuk menumbuhkan kesadaran dan minat Pelaku Utama dan/atau Pelaku Usaha melalui pemberian pengetahuan baru tentang maksud, tujuan dan manfaat P4S dan kebutuhan pelatihan sampai terbentuknya kelembagaan yang memperoleh pengakuan sebagai Kelembagaan Pelatihan Pertanian Swadaya.
Rendi Baok sebagai Ketua kelompok Tani Tunas Muda Buraen menyampaikan bahwa dialahan seluas 1,6 hektar yang mereka kelola sudah dijadikan agroeduwisata yang menerapkan integratedfarming dimana didalam lahan tersebut terdapat lahan tanaman hortikultura, peternakan babi dan kolam pembudidayaan ikan sekaligus tempat pemancingan. Selain itu kelompok Tani Tunas Muda Buraen juga sudah memproduksi sendiri pakan untuk ikan berupa pelet dan pakan untuk ternak babi berbentuk tepung berbahan lokal yang berasal dari isi batang pohon Gewang atau yang biasa disebut”Putak” oleh masyarakat setempat.
“Kelompok Tani Tunas Muda Buraen juga telah menjalin kerjasama dengan Fakultas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Universitas Nusa Cendana untuk tempat Praktek Kerja Lapangan bagi mahasiswanya dan besar harapan kami agar kelompok Tani Tunas Muda Buraen bisa segera ditetapkan menjadi P4S”, ujar Rendi.
Turut hadir pada kunjungan tersebut, Metriana Yuliati Taloim dan Wilybardus Seran penyuluh pertanian yang dari Dinas Pertanian Kabupaten Kupang yang memfasilitasi pembentukan P4S dari Kelompok Tani Tunas Muda Buraen.