By: Legowo Budi Raharjo
Senin (27/11/2023) bertempat di Hotel Harper Kota Kupang, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang mengikuti Lokakarya dengan tajuk “ Menumbuhkan pasar, Mengakarkan pengetahuan: Lokakarya Pembangunan Industri Babi di NTT” yang digelar oleh pemerintah provinsi NTT yang berkolaborasi dengan PRISMA ( Promoting Rural Incomes Trough Support For Markets In Agriculture). PRISMA merupakan program kemitraan inovatif antara pemerintah Australia melalui Departmen of Foreign Affairs Trade (DFAT) dan pemerintah Indonesia melalui Kementerian PPN/Bappenas.
Hadir dalam lokakarya tersebut seluruh pemangku kepentingan di sektor peternakan babi diantaranya Kementerian PPN/Bappenas, Kementerian Pertanian, Forkompinda Provinsi NTT, Pemerintah daerah yang membidangi fungsi peternakan di kabupaten/kota Provinsi NTT, akademisi, pihak swasta, asosiasi profesional, pemuka agama serta pelaku industri babi dan peternak rumahan.
Dalam beberapa kesempatan Menteri Pertanian Dr. Ir. Andi Amran Sulaiman., M.P menyatakan bahwa kebutuhan masyarakat terhadap pangan asal hewan tidak hanya berasal dari daging ayam atau sapi namun banyak pilihan produk peternakan lainnya.
“ Untuk pemenuhan hak atas pangan bagi masyarakat yang berkualitas gizi tersebut dapat dilakukan dengan cara produksi menggunakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sehingga perlu diperhatikan tata kelola peternakan yang sinergi mulai dari aspek hulu, off farm, hilir sampai dengan pemanfaatan produk ditingkat masyarakat.” Ujar Amran
Lanjut Amran “ langkah terpenting dari pemerintah saaat ini adalah bagaimana membuat daging tersebut mudah didapatkan oleh masyarakat dan harganya terjangkau.’ ungkapnya
Di kesempatan yang berbeda Kepala Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSMP) Kementerian Pertanian, Profesor Dr. Ir. Dedi Nursyamsi,. M.Agr mengatakan bahwa kementerian pertanian terus konsisten memperhatikan dan mendorong usaha peternakan rakyat .
“ Kementerian pertanian terus konsisten memperhatikan dan mendorong usaha peternakan rakyat serta memprioritaskan keberadaan ternak lokal dalam pemenuhan pangan asal ternak dalam negeri.’ Ujar Dedi
Dedi menambahkan “ Salah satu usaha peternakan yang mempunyai prospek adalah ternak babi dapat dikembangkan dibeberapa wilayah, antara lain NTT dimana harga daging tergolong mahal jika dibandingkan dengan dengan daging lainnya namun tidak menurunkan animo pembeli dalam mengkonsumsi daging babi karena menjadi sumber protein berkualitas tinggi dan kaya akan vitamin B jika diolah dengan tepat.’ tuturnya
Dalam kegiatan lokakarya bertajuk “ Menumbuhkan pasar, Mengakarkan pengetahuan: Lokakarya Pembangunan Industri Babi di NTT” terdapat tiga poin diskusi utama yaitu: pertama, peningkatan penggunaan pakan ternak unggulan dikalangan peternak rumahan. Kedua, pemanfaatan teknologi Inseminasi Buatan (IB) untuk memproduksi babi yang berkualitas dan yang ketiga, mendorong lebih banyak kolaborasi pemerintah dan pihak swasta untuk menciptakan ekosistem bisnis yang lebih baik. Selain itu juga dibahas mengenai pencegahan dan penanggulangan penyakit pada ternak babi melalui manajemen biosekuriti yang baik.
CEO PRISMA, Mr. Mohasin Kabir mengatakan Kerjasama antara PRISMA dan Pemerintah Provinsi NTT telah terjalin selama sepuluh tahun untuk mengembangkan industri peternakan babi di NTT dan akan berakhir pada tahun 2024.
“Dalam waktu yang tinggal satu tahun lagi, program PRISMA akan berfokus untuk menghimpun pengetahuan yang bersumber dari pengalaman-pengalaman dengan pemangku kepentingan di sektor peternakan babi sehingga memperoleh rumusan terbaik dalam kemajuan industri peternakan babi di NTT.’ Tutur Mohasin
Pejabat Gubernur Provinsi NTT, Ayodhia Kalake, SH., M.D.C dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Johana E. Lisapaly SH., M.Si mengatakan, Peternakan Babi merupakan jaring pengaman ketahanan pangan masyarakat NTT.
“ setiap orang dapat memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan pasar babi dengan mendorong penggunaan pakan berkualitas dan pengembangbiakan yang lebih baik. Penggunaan pakan yang lebih baik dapat diadopsi oleh peternakan rumahan lainnya untuk peningkatan kualitas ternak babi.’ Ungkap Johana
Sementara itu, Dr. Ir Yulia Asni Kurniawati., M.Si selaku Kepala BBPP Kupang yang hadir pada kegiatan tersebut menginformasikan bahwa salah satu bentuk dukungan BBPP Kupang terhadap kemajuan peternakan babi di NTT melalui kegiatan pelatihan yang bersumber dari DIPA BBPP Kupang tahun 2023.
“ Bentuk dukungan BBPP Kupang terhadap kemajuan peternakan babi di NTT melalui kegiatan pelatihan yang bersumber dari DIPA BBPP Kupang tahun 2023.Pelatihan Tematik Pembuatan Pakan Ternak Babi di Kabupaten Timor Tengah Utara dan Pelatihan Tematik Kesehatan Ternak Sapi dan Babi di Kabupaten Belu.’ Ungkap Yulia
Di tambahkan Yulia “ Selain kegiatan yang bersumber dari DIPA, BBPP Kupang juga melakukan kerjasama dengan PRISMA dalam pelaksanaan Lokakarya penyusunan Kurikulum IB Pada Ternak Babi yang diselenggarakan pada tanggal 16 s/d 17 November 2023 dan akan dilanjutkan dengan Pilot Project Pelatihan IB Ternak Babi bagi Inseminator di Provinsi NTT pada bulan Desember 2023.”