By : Sukmawati
Kementerian Pertanian berkomitmen untuk terus membantu para peternak dalam meningkatkan produksi dan produktivitas mereka, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan peternak dan masyarakat.
Upaya Kementerian Pertanian untuk terus menghadirkan sumber daya manusia pertanian yang berkualitas guna memaksimalkan pembangunan pertanian dan peternakan sangat gencar dilakukan.
Ternak babi merupakan salah satu ternak yang di budidayakan di Indonesia. Usaha peternakan babi bersifat Prolific atau produktif karena induknya mampu menghasilan banyak anak setiap kelahiran. Selain itu, babi juga menjadi hewan ternak yang paling efisien dalam mengubah pakan menjadi daging. Setiap 3,6 Kg pakan bisa menghasilkan 1 Kg bagian daging yang dapat dikonsumsi.
Menteri pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa pangan asal hewan untuk kebutuhan 270 juta penduduk Indonesia tidak hanya berasal dari daging ayam atau sapi, namun banyak pilihan produk peternakan lainnya dan bagaimana pemerintah Indonesia membuat langkah strategis untuk produksi daging mudah di dapatkan masyarakat serta harga murah sehingga terjangkau untuk semua kalangan.
“Untuk pemenuhan hak atas pangan bagi masyarakat yang berkualitas gizi dapat dilakukan dengan produksi menggunakan sistem pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, sehingga perlu diperhatikan tata kelola peternakan yang sinergi mulai dari aspek hulu, off farm, hilir sampai dengan pemanfaatan produk untuk masyarakat dan juga pemerintah harus mulai mengambil langkah strategis guna pemenuhan daging untuk masyarakat daging yang murah namun berkualitas,” sebut Amran.
Plt. Kepala Badan penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan Kementan melalui BPPSDMP akan terus konsisten memperhatikan dan mendorong usaha peternakan rakyat serta memprioritaskan keberadaan ternak lokal dalam pemenuhan pangan asal ternak dalam negeri.
“Kami (BPPSDMP) terus berupaya dan konsisten memperhatikan dan mendorong usaha peternakan khususnya ternak dalam negeri, salah satunya dengan melalui berbagai pelatihan kami terus berkomitmen,” kata Dedi.
Program Bertani on Cloud (BOC) adalah program BPPSDMP menggunakan revolusi industri 4.0 dengan moto berlatih kapan saja, dimana saja, tanpa terbatas jarak, ruang dan waktu. BOC berbeda dengan pelatihan online lainnya, karena program ini diberikan sesi interaktif dengan memberikan materi praktek teknis baik pertanian atau peternakan secara live.
Kamis, (11/07/2024), Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang kembali menyapa Sobat Tani melalui BOC Vol. 267 dengan tema “Peningkatan Populasi Ternak Babi Akibat ASF Melalui Inseminasi Buatan”.
BOC Vol. 267 adalah sambungan materi pada BOC Vol. sebelumnya yang telah dilaksanakan oleh BBPP Kupang yang sebelumnya pada series 1 membahas cara meraup untung melalui inseminasi buatan. Pada series 2 membahas persiapan akseptor dan pejantan. Dan kali ini masuk pada series 3 yang membahas cara mendeteksi birahi pada babi. Sebuah pengetahuan penting bagi para peternak untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha peternakan.
Dibuka oleh Plt. Kepala BPPSDMP dalam hal ini diwakili oleh Kepala BPP Kupang dan juga menghadirkan dua narasumber yang ahli di bidangnnya masing-masing. Narasumber yang dihadirkan adalah Rip Krishaditersanto, Widyaiswara Ahli Madya di BBPP Kupang dan juga Prof. Dr. Ir. Wilmientje Marlene Nalley, MS yang juga pendiri, pemilik Happy Farm Tilong sekaligus Guru Besa Bioteknologi Peternakan dan Ilmu Reproduksi Ternak pada Fakultas Peternakan (Fapet) Univerisitas Nusa Cendana (Undana).
Acara yang dilaksanakan secara daring dilaksanakan di lokasi Happy Farm Tilong yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah. Menghadirkan narasumber berpengalaman yang membagikan pengetahuan serta teknik-teknik praktis dalam mendeteksi tanda-tanda birahi pada babi.
Pendeteksi birahi yang tepat waktu dan akurat sangat penting dalam program reproduksi ternak yang berdampak langsung pada keberhasilan inseminasi buatan dan peningkatan populasi ternak babi.
Dalam series ini, sobat tani diajarkan tentang berbagai tanda fisik dan perilaku yang menunjukkan babi betina sedang dalam masa birahi, seperti perubahan dalam aktivitas makan, peningkatan keinginan untuk kawin, dan perubahan fisik seperti pembengkakan vulva.
Kepala BBPP Kupang, Yulia Asni Kurniawati menyatakan komitmen BBPP Kupang untuk mendampingi dan mendukung para peternak melalui berbagai program pelatihan dan edukasi. BOC adalah salah satu wadah kami untuk menyebarkan informasi dan pengetahuan terbaru kepada para peternak agar mereka dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi ternak mereka.
“BBPP Kupang akan terus memberikan pelatihan guna mendampingi dan mendukung para peternak. Hampir rata-rata di NTT sendiri, ternak babi adalah hewan yang paling sering di temui di rumah-rumah pedesaan sebagai salah satu usaha mata pencaharian. Melalui berbagai pelatihan kami bukan cuma menyebarkan informasi tetapi kami mengenalkan teknologi baru dalam mengembangkan produksi ternak babi, ini tentu akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi,” ujar Yulia.
Dengan hadirnya BOC Vol. 267 series 3, BBPP Kupang menyapa sobat tani dan menunjukan komitmennya dalam memajukan sektor peternakan di Indonesia, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur. Sobat tani diharapkan dapat terus mengikuti dan memanfaatkan berbagai program yang disediakan oleh BBPP Kupang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang peternakan. Dengan demikian, dapat membantu meningkatkan produktivitas peternakan dan kesejahteraan peternak.