BBPP Kupang Study Banding Cara Penggunaan Mesin Tetas Di BPTP Ntt
By: drh. Mutya Fadhilah
Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang melaksanakan study banding ke Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP ) Prov NTT pada tanggal 8 Juli 2019. study banding ini mempelajari cara penetasan telur ayam KUB dengan menggunakan mesin tetas. Study banding melibatkan 1 orang staf instalasi ayam KUB dan 2 orang Dokter Hewan.
Ayam KUB sendiri merupakan singkatan dari Ayam Kampung Unggulan Balitnak. Ayam jenis ini merupakan strain baru yang paling unggul dalam varietas ayam kampung. yang merupakan hasil penelitian Balai Penelitian Ternak Kementerian Pertanian sejak tahun 2009 silam. Saat ini ayam KUB cukup diminati masyarakat karena angka produksi telurnya yang lebih tinggi dibanding produksi telur ayam kampung biasa. Dalam satu tahun. produksi telur ayam KUB dapat mencapai 120-160 butir. Namun ayam KUB memiliki kelemahan hanya memiliki sedikit sifat mengeram. ayam KUB hanya mengeram sebentar kemudian bertelur lagi. Oleh karena itu biasanya penetasan telur ayam KUB biasanya dibantu mesin tetas.
Petugas instalasi ayam KUB dan tim kesehatan hewan dari BBPP Kupang memilih BPTP NTT sebagai tempat untuk mempelajari cara penetasan telur ayam KUB karena BPTP NTT merupakan salah satu tempat budidaya ayam KUB di NTT yang telah sukses menghasilkan DOC (day old chick) yang banyak diminati masyarakat khususnya untuk daerah Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.
Tiba di BPTP. Tim dari BBPP Kupang disambut oleh Ir. Paskalis Th. Fernandez. M.Si sebagai penanggung jawab instalasi ayam KUB BPTP NTT. Paskalis menjelaskan saat ini BPTP NTT memiliki kurang lebih 200 ekor ayam KUB dengan perbandingan ayam betina dan ayam jantan 5:1. Saat ini ayam KUB BPTP NTT dapat menghasilkan telur hingga lebih dari 100 butir sehari.
Ditambahkan Paskalis. telur ayam KUB BPTP ditetaskan dengan menggunakan mesin tetas dengan kapasitas 400 butir. Mesin penetas telur sendiri merupakan alat pengeraman tanpa induk dengan menggunakan lampu pijar sebagai penghangat. Mesin ini biasanya dilengkapi dengan tray?yang dapat mengatur kemiringannya sendiri untuk meratakan proses pemanasan.
Proses penetasan berlangsung selama 18 hingga 21 hari. Sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas. telur ? telur yang telah diambil dari kandang ditimbang beratnya. Telur yang dipilih untuk dimasukkan ke dalam mesin tetas adalah telur dengan kisaran berat 42 gr- 50 gr. Selain itu telur yang akan ditetaskan adalah telur yang memiliki kulit cangkang yang halus. tidak kasar dan warna kulit yang normal. tidak terlalu pucat ataupun terlalu coklat serta bentuk telur yang oval. tidak terlalu bulat ataupun terlalu lonjong. Dijelaskan Paskalis. telur yang memenuhi kriteria akan dimasukkan ke dalam mesin tetas sedangkan yang tidak memenuhi kriteria akan dijual sebagai telur konsumsi.
Telur yang dihasilkan. sebaiknya diambil dua jam sekali setiap hari untuk mencegah telur terinjak dan pecah. Telur yang akan ditetaskan sebelum dimasukkan ke dalam mesin tetas biasanya disimpan dalam wadah yang berisi sekam. agar menjaga suhu telur tetap hangat. Selain itu telur yang sudah dingin biasanya tidak dapat menetas. Setelah telur dihasilkan ayam. maka paling lambat 6 hari telur sudah dimasukkan ke dalam mesin tetas. Telur yang akan ditetaskan disusun di dalam tray yang sudah tersedia dalam mesin tetas dengan posisi telur bagian tumpul berada di atas. Penetasan telur ini dilakukan pada suhu kisaran 37?C - 38?C dan kelembaban 30%-40%. Selama masa penetasan suhu mesin tetas harus selalu dikontrol agar tetap stabil. Selain itu di dasar mesin ditambahkan waring untuk menghindari DOC yang baru menetas terpeleset pada lantai mesin yang licin dan dapat menyebabkan kecacatan.
Paskalis menjelaskan mesin tetas yang saat ini digunakan di BPTP memiliki angka keberhasilan dalam penetasan hingga 85%. Angka ini jauh lebih tinggi jika ayam KUB dibiarkan menetas secara alami. Paskalis juga menambahkan untuk mendapatkan telur tetas yang berkualitas ada beberapa hal yang perlu diperrhatikan. diantaranya adalah jenis pakan yang berkualitas untuk induk agar menghasilkan telur yang berkualitas pula. Selain itu kondisi kandang juga merupakan salah satu faktor penting dalam menjaga produktivitas ayam agar tetap bagus. Kandang yang memiliki suhu yang tidak terlalu panas biasanya akan menjaga ayam dari keadaan stress.
Pada akhir pertemuan Paskalis berharap Tim dari BBPP Kupang dapat menerapkan apa yang telah dipelajari di BPTP NTT ini di Instalasi ayam KUB milik BBPP Kupang. Paskalis juga menyatakan kesanggupannya untuk membimbing tim dari Instalasi ayam KUB BBPP Kupang terkait kegiatan budidaya ayam KUB.