Sumber : pertanianku.com
Budidaya bandeng?dapat dilakukan berbarengan dengan rumput laut, atau disebut juga polikultur. Pola ini dinilai mampu mendongkrak pendapatan petambak. Rumput laut yang dibudidayakan bersamaan dengan ikan bandeng dapat menjadi sumber pakan bagi ikan bandeng. Selain itu, pola polikultur ini mudah dan murah dilakukan.
Petambak perlu mengolah kolam terlebih dahulu, seperti mengangkat lumpur dan memperbaiki pematang. Pengolahan kolam selanjutnya ialah pemberian 600 kg kapur untuk satu petak kolam seluas 2,5 hektare. Pemberian kapur berfungsi untuk mengeraskan tanah. Petambak juga dapat menaburkan 200 kg TSP agar lumpur agak padat.
Selang 3?4 pekan setelah pemberian kapur dan TSP, petambak dapat langsung memasukkan air ke tambak. Selanjutnya, ikan bandeng ditebar terlebih dahulu, selang satu bulan barulah benih rumput laut?Gracillaria?sp ditebar.
Penebaran rumput laut tidak boleh lebih dahulu dari ikan bandeng karena dapat menyebabkan pertumbuhan rumput laut terhambat. Sebab, klekap membuat rumput laut muncul ke permukaan tambak. Pola polikultur ini dapat membuat populasi klekap lebih terkendali karena menjadi pakan alami bagi ikan bandeng.
Jumlah benih bandeng tidak boleh sampai lebih dari jumlah yang sudah ditetapkan karena bisa menyebabkan pertumbuhan rumput laut kurang maksimal. Untuk 1 hektare tambak, petani dapat menebar 2.000 benih bandeng dan 2 ton rumput laut.
Selama proses budidaya, petambak perlu melakukan perawatan dengan meratakan rumput laut ke lahan yang agak kosong agar pertumbuhannya merata.
Meskipun rumput laut masuk terakhir, rumput laut dipanen lebih cepat, sedangkan ikan bandeng baru dipanen setelah 7?9 bulan pemeliharaan. Rumput laut sudah bisa dipanen setelah 5 bulan ditebar. Rata-rata hasil panen yang didapatkan mencapai 4?6 ton rumput laut kering. Setelah itu, rumput laut bisa dipanen setiap dua bulan sekali.
Rumput laut yang bisa dipanen berulang bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi petambak sembari menunggu waktu panen bandeng tiba. Setelah banyak petambak yang berhasil, kini pola tersebut sudah semakin lazim dilakukan. Bahkan, sudah ada petambak yang menambahkan udang windu ke dalam tambak.
Pola polikultur yang digunakan juga dapat meningkatkan kualitas air dan ramah lingkungan. Pasalnya, rumput laut memasok oksigen melalui fotosintesis serta menyerap kelebihan nutrisi dan cemaran yang bersifat toksik.