Budidaya Maggot BSF Sebagai Solusi Sampah Organik

By: Hendro Cahyono

Permasalah lingkungan pada Masyarakat perkotaan adalah produksi sampah yang tinggi tetapi kurang diimbangi pengelolaan yang baik. Rendahnya kesarana Masyarakat akan kebersihan lingkungan tidak seimbang dengan manajemen pengelolaan sampah yang dijalankan oleh pemerintah setempat. Sehingga di kota-kota banyak Nampak tumpukan sampah disudut-sudut wilayah pemukiman. Disisi lain keberadaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak bertambah dikarenakan wilayah perkotaan yang semakin padat dengan pemukiman.

 Tanpa masyarakat sadari sampah limbah buangan rumah tangga semakin lama semakin menumpuk dan akan terus bertambah tanpa upaya penanggulangan yang efektif. Akibatnya akan menjadi masalah yang serius bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat. Berangkat dari hal tersebut, BBPP Kupang merintis melakukan upaya budidaya Maggot BSF (Black Soldier Fly) yang diyakini mampu menjadi salah satu solusi untuk menangani sampah organik rumah tangga dan sampah organic lainnya. Hal ini disampaikan Kepala Balai BBPP Kupang dalam pertemuan dengan petani melenial di BBPP Kupang.

 Berikut ini adalah pengenalan singkat tentang BSF

Black Fly Soldier. BSF (Black Fly Soldier) adalah lalat dipteran dari keluarga Stratiomyidae, dapat ditemukan di seluruh dunia. Secara fisik lalat ini mirip dengan lebah karena ukurannya yang cukup besar. Larva dan dewasa tidak dianggap sebagai hama. Sebaliknya, hewan ini memainkan peran yang mirip dengan cacing tanah sebagai pengurai penting dalam menghancurkan sampah organik. Selain itu, pada larva BSF banyak mengandung sumber protein yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak sehingga banyak yang melihat nilai ekonomis dari budidaya BSF ini. 

Keunggulan Budidaya BSF

SEBAGAI PENGURAI SAMPAH ORGANIK

Larva BSF sangat rakus, diperkirakan 1Kg larva mampu menghabiskan 1Kg sampah organik kurang dari 24 jam. Maka larva BSF dianggap menjadi salah satu solusi untuk menanggulangi sampah organik.

 TIDAK MEMBAWA PENYAKIT

Berbeda dengan lalat lainnya terutama lalat hijau, BSF tidak membawa dan menyebarkan penyakit. Karena lalat ini tidak menggigit ketika hinggap dan saat dewasa lalat ini hanya berkembang biak kemudian mati.

 SUMBER PENGHASILAN TAMBAHAN MASYARAKAT

Siklus hidup yang cepat (rata-rata 45 hari), perawatan yang cenderung mudah dilakukan, dan sumber pakan yang mudah didapatkan menjadikan budidaya ini salah satu potensi yang bagus bagi masyarakat sebagai penghasilan tambahan.

 Proses panen maggot BSF biasanya dilakukan saat usia sudah memasuki 35 hari atau bisa dilakukan sesuai dengan keperluannya. Maggot untuk pakan ternak bisa dijual dalam bentuk maggot basah/hidup atau dalam bentuk maggot kering yang dapat dilakukan dengan cara pengovenan. Setelah dikeringkan, maggot bisa langsung dikemas dan siap dipasarkan secara luas.

 Itulah pengenalan singkat tentang BSF dan pemanfaatannya. Pengeloalaan sampah organik menjadi media tumbuh dari maggot BSF dapat memberi pengaruh positif secara langsung terhadap masyarakat dan lingkungan.

Sumber : (https://bandarlampungkota.go.id/new/berita-11843-Budidaya-Maggot-BSF-Sebagai-Solusi-Sampah-Organik.html)

Dipublikasi Pada : 27-03-2024