OLEH IR. FRANSISKUS MBAPA
Usaha tani yang banyak dilakukan oleh para petani sebagai pelaku utama beraneka ragam. Ada yang bergerak di bidang tanaman pangan seperti padi sawah, jagung, maupun tanaman palawija seperti kacang hijau, kedele, serta yang bergerak di bidang budfidaya tanaman hortikultora seperti sayuran dan buah-buahan, maupun yang bergerak di sektor peternakan seperti ternak sa[pi kerbau maupun ternak kambing, serta budidaya ikan air tawar.
Banyak petani dalam kegiatan usahanya memerankan profesi ganda. Profesi ganda yang dimaksud adalah keberadaan petani sebagai petani yang bergelut sehari-hari sebagai petani yang melaksanakan kegiatan usaha tanaman pangan seperti petani jagung, petani padi, maupun petani yang bergelut di bidang komoditas hortikultura seperti tanaman sayuran dan buah-buahan. Kebanyakan dari mereka mengambil paruh waktuuntuk menjalankan kegiatan usahanya. Beberapa petani di pagi hari antara jam 06.00 sampai jam 10.00 melakukan kegiatan usaha penjualan ikan segar setelah itu mereka kembali ke rumahnya dan melaksanakan kegiatan usaha tani lainnya semisal usahatani sayuran, buah-buahan, ternak ayam, ternak kambing, babi, sapi, dan berbagai macam kegiatan usahatani lainnya.
Mengapa mereka mengambil doble job dalam kegiatan usaha? Beberapa petani menyatakan bahwa kegiatan menjual ika segar ternyata memberikan keuntungan yang cukup signifikan. Karena kalau di pasar mereka melakukan penjualan ikan secara eceran. Kronologisnya kurang lebih demikian, antara jam 03.00 pagi sampai jam 05.00 pagi kebanyakan mereka melakukan penimbangan ikan segar di pasar oeba. Kalau tidak ditimbang, mereka membeli secara borongan, biasanya mereka membeli dengan ukuran seember oker dengan harga yang disepakati antara mereka dan pengepul ikan segar.
Harga satu ember oker berkisar antara Rp200.000 sampai Rp300.000. kalau untuk ukuran ikan segar jenis ikan kembung (kombong) bisa memperoleh sekitar 250 ekor ukuran sedang. Sementara sampai di pasar mereka melakukan penjualan dengan sistem jual perkumpul dengan jumlah perkumpul 7 sampai 8 ekor dengan harga Rp20.000 per kumpul. Jelas terlihat di sini bahwa sesungguhnya mereka mendapat keuntungnan yang cukup signifkan. Kalau dihitung-hitung dalam satu ember oker berisi sekitar 250 ekor ukuran sedang, kalau dibagi per 7 ekor berarti mendapatkan sebanyak 35 kumpul dengan harga per kumpul 20.000 maka petani tersebut mendapat penerimaan usaha sebesar Rp700.000. kalau dikurangi dengan modal pembelian per ember oker antara 200.000 sampai 300.000 maka petani akan mendapatkan keuntungan kotor sekitar 400.000 sampai 500.000 per ember oker. Keuntungan tersebut masih harus dikurangi dengan pengeluaran lainnya sperti transportasi, dan biaya pemasaran lainnya.
Itulah yang menjadi alasan utama petani mengambil job sebagai penjual ikan, di samping kegiatan usaha pokoknya sebagi pelaku usaha di bidang pertanian tanaman pangan, hortikultura maupuan usaha ternak yang digelutinya setiap hari. Di sinilah letak kepiawaian petani untuk bisa melihat celah-celah usaha yang bisa digeluti untuk meningkatkan pendapatan. Karena dengan pendapatan yang meningkat, maka kebutuhan hidup bisa terpenuhi sesuai dengan ketersediaan pendapatan yang diperoleh petani.
Memang dewasa ini dalam dunia bisnis yang penuh dengan persaingan, kita sebagai pelaku usaha tidak bisa mengandalkan hanya satu macam usaha tunggal, tetapi kita perlu melihat peluang usaha lain yang bisa kita geluti untuk menambah pendapatan kita. Salah satunya yaitu bagaimana kita menjalankan dua jenis usaha dengan waktu yang berbeda. Di sinilah peran manajemen waktu agar bisa mendongkrak tingkat keuntungan yang lebih maksimal.
Bagi para pelaku usahatani yang sudah mengambil peran seperti ini tentunya kita perlu mengacungkan jempol, dengan satu harapan dan keyakinan bahwa usaha yang digeluti harus dijalankan dengan sungguh-sungguh agar bisa memberikan kontribusi positif dalam kehidupan rumah tangga petani.