Sumber : pertanianku.com
Salah satu tantangan yang harus Anda hadapi saat menanam sayuran di pekarangan rumah adalah serangan hama. Serangan hama tanaman sayur bisa terjadi karena penanaman satu jenis tanaman sayur (monokultur), masuknya jenis tanaman baru, masuknya spesies hama atau binatang baru dan iklim yang berlainan, pemanfaatan pupuk dan pestisida yang tidak sesuai, hasil pemuliaan tanaman, serta masa tanam.
Serangan hama harus dikendalikan dengan cara yang benar. Pengendalian tidak hanya mengedepankan penggunaan pestisida tanpa memperhatikan efek dan kondisi di lingkungan sekitar. Penggunaan pestisida kimia harus tepat, tidak boleh berlebihan.
Adapun jenis-jenis hama yang sering ditemui menyerang tanaman sayur yang ditanam di pekarangan sebagai berikut.
Ulat tanah
Ulat tanah (Agrotis sp.) sering menyerang tanaman tomat, cabai, bawang, dan kubis. Serangan ulat tanah ditandai dengan adanya pangkal batang yang terpotong pada batas permukaan tanah atau terjadinya penggerogotan batang.
Serangan ulat tanah dapat dikendalikan dengan Thiodan 35 EC 2 cc/l, Decis 2,5 EC 0,5–1 cc/l, Basamin G 300 gram/m2, dan Rhocap 10 G 0,1 persen.
Kutu daun
Kutu daun (Aphis sp.) dapat menyerang tanaman tomat, cabai, bawang merah, terung, dan kangkung. Serangan kutu daun menimbulkan gejala daun yang memucat, berkeriput, dan keriting. Gejala tersebut muncul karena adanya penusukan dan pengisapan cairan di dalam tanaman.
Serangan kutu daun dapat diatasi dengan pestisida Decis 2,5 EC 0,3–0,5 cc/l, Thiodan 35 EC 2 cc/l, Hostathuin 40 EC 2 cc/l, dan Ambush 2 EC, serta Curacron 500 EC.
Kutu kebul
Serangan kutu kebul sering ditemui pada tanaman kacang-kacangan. Tanaman yang sudah terserang akan mengalami kerusakan karena cairan daunnya diisap oleh kutu kebul. Selain itu, pada tanaman tampak adanya pertumbuhan cendawan jelaga yang dapat mengganggu fotosintesis. Serangan kutu kebul bisa diatasi dengan Decis 2,5 EC 0,3–0,5 cc/l, Thiodan 35 EC 2 cc/l, dan Hostathion 40 EC 2 cc/l.
Ulat perusak daun
Ulat perusak daun sering menyerang tanaman kubis, sawi, dan petsai. Serangan ulat perusak daun ditandai dengan adanya kerusakan yang spesifik, yakni terbentuk jendela-jendela putih tak beraturan pada daun. Pada fase selanjutnya akan terbentuk lubang pada daun. Ulat perusak daun akan memakan bagian tulang daun.
Serangan hama ini dapat dikendalikan dengan pestisida Decis 2,5 EC 0,5–1 cc/l, Hostathion 40 EC 2 cc/l, Thiodan 1–2 cc/l, dan Hopsin 2 cc/l.