Ikan Dewa, Ikan Langka yang Mulai Dibudidayakan

Sumber : pertanianku.com

Belum lama ini Kementerian Kelautan dan Perikanan mulai menggarap Kampung Budidaya Ikan Dewa di Sumedang. Hal ini dikarenakan daerah tersebut dianggap sebagai habitat alami dari ikan yang bernama Latin Tor soro.

Ikan dewa merupakan ikan endemik yang bernilai ekonomi tinggi. Bagi masyarakat di Kabupaten Sumedang, ikan ini memiliki nilai kultural. Di Jawa Barat, ikan endemik ini juga terkenal dengan nama ikan kancra. Di Jawa Timur, ikan ini dipanggil ikan tombro, sedangkan di Sumatera ikan ini disebut ikan semah. Masih banyak nama sebutan ikan endemik langka yang bernilai ekonomi tinggi ini.

Nama dewa diperkirakan karena ikan konsumsi ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Sejak dahulu ikan endemik ini sering ditemukan di kolam dan telaga yang terlarang dan dikeramatkan oleh masyarakat. Hal tersebut membuat ikan ini juga dikeramatkan sehingga ada kepercayaan bahwa ikan ini tidak boleh ditangkap sembarangan, penangkapan harus melalui ritual khusus.

Faktanya, ikan dewa tergolong sebagai ikan langka dan memiliki pertumbuhan yang tergolong lambat. Butuh waktu satu tahun untuk mencapai ukuran ikan konsumsi. Hal tersebut menjadi salah satu alasan kenapa ikan endemik ini dihargai hingga ratusan ribu per kilogramnya.

Harga ikan akan semakin melonjak saat menjelang perayaan tahun baru Imlek. Konon, harga per kilogramnya mencapai jutaan rupiah.

Di Indonesia telah ditemukan setidaknya empat jenis ikan dari genus Tor, yakni Tor tambroides, Tor tambra, Tor soro, dan Tor douronensis. Namun, informasi mengenai ikan genus ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Ikan dewa bisa Anda jumpai di Kalimantan, Sumatera, dan Jawa. Di habitat aslinya, ikan lebih senang hidup di sungai di daerah pegunungan dengan aliran sungai yang deras. Pada habitat aslinya ikan dapat tumbuh hingga sepanjang satu meter dengan berat 30 kg. Ikan yang sudah mencapai besaran tersebut diperkirakan sudah berumur belasan hingga puluhan tahun.

Ikan yang menjadi kebanggaan masyarakat Kuningan mulai dikonservasi dengan translokasi ikan yang masih anakan dari kolam pemijahan Cijeruk Bogor ke dalam kawasan TNGC (Taman Nasional Gunung Ciremai).

Dipublikasi Pada : 15-03-2024