Itik Ratu; Petelur Hibrida yang Unggul

Sumber : pertanianku.com

Jika Anda berkecimpung dalam dunia ternak itik. pasti pernah mendengar?itik ratu. itik hibrida yang dihasilkan dari kawin silang antara itik mojosari dan itik betina alabio. Itik hibrida jantan disebut raja. sedangkan yang betina menyandang nama ratu. Itik ini dikembangkan oleh peternak yang baru tersebar di beberapa provinsi di Indonesia dan masih dilakukan dalam skala kecil.

Itik ratu terkenal sebagai itik hibrida yang memiliki beberapa keunggulan dari kedua induknya. Berikut ini ulasan mengenai keunggulan dari itik ratu.

Cepat bertelur

Itik ratu mampu bertelur dengan cepat karena pertumbuhan tubuhnya juga terjadi dengan cepat sehingga pertumbuhan kelaminnya sudah dewasa saat itik masih berumur 4 bulan. Pada saat itu itik sudah bisa bertelur untuk pertama kalinya. Kelebihan ini diturunkan langsung oleh induk itik alabio.

Produksi tinggi

Selain cepat bertelur. itik hibrida ini juga memiliki tingkat produktivitas telur yang tinggi. Kondisi tersebut karena itik lebih tahan stres sehingga masa bertelurnya bisa lebih lama dengan rata-rata sekitar 91.5 persen per tahun. Puncak produksi telur mencapai 97 persen dan masa ini bisa bertahan selama 3 bulan lamanya.

Keunggulan ini diturunkan oleh itik mojosari yang terkenal tahan stres. produksi tinggi. dan umur bertelur lebih cepat.

Kualitas telur

Telur yang dihasilkan berukuran lebih besar daripada telur itik umumnya. Rata-rata berat telur pertama sebesar 56.7 gram/butir. Setelah itu. berat telurnya berkisar 65?75 gram/butir.

Penggunaan pakan lebih efisien

Itik ratu lebih tahan terhadap penyakit pencernaan sehingga pakan yang dikonsumsi bisa terserap lebih efektif. Selain itu. itik tahan terhadap gangguan lingkungan sehingga aktivitas makan minim mengalami gangguan dan itik bisa mengonsumsi pakan dengan baik meski kondisi kurang mendukung. Namun. itik bisa stres apabila pergantian pakan dan minum dilakukan secara mendadak. Itik ratu terkenal mampu beradaptasi dengan baik di berbagai kondisi lingkungan di Indonesia. Hal ini karena induk itik lokal yang digunakan kawin silang telah beradaptasi dengan iklim di Indonesia.


Dipublikasi Pada : 19-01-2021