Jenis-jenis Ikan Lele

Sumber : sinauternak.com

Ikan berwarna hitam yang sering kita olah menjadi pecel lele ini tentu sudah diketahui masyarakat luas. Rasanya juga enak jika dikonsumsi.

Ikan lele juga mudah ditemukan di pasaran, serta harganya terjangkau. Dari keunggulan-keunggulan tersebut, ikan lele sering dibudidayakan oleh masyarakat.

Ikan lele dengan nama latin Clarias sp, memiliki ciri-ciri fisik tubuh yang licin, bentuknya memanjang, tidak memiliki sisik, sera sirip punggung dan sirip anus juga berbentuk memanjang,

Sirip dan ekor lele terkadang menyatu hingga membuatnya tampak seperti sikat yang pendek.

Berikut ini jenis-jenis ikan lele

1. Ikan Lele Lokal

Ikan lele lokal, sering disebut juga lele kampung atau lele jawa termasuk jenis lele yang cukup banyak dibudidayakan di Indonesia.

Nama ilmiahnya adalah Clarias Batrachus, menyebar luas di Asia Tenggara, seperti Filipina. Lele lokal juga sering dijuluki Walking Catfish karena kemampuannya berjalan di daratan.

Lele Lokal memiliki patil beracun yang tajam, digunakan untuk menyerang mangsanya. Jika terkena manusia bisa menyebabkan demam dan bengkak.

Biasanya banyak ditemukan di wilayah aliran sungai Pulau Jawa. Sayangnya kini peternak lokal sudah jarang membudidayakan Lele Lokal.

Alasan Lele Lokal Sudah Jarang Dibudidayakan

tepat setelah kehadiran lele jenis lain, yaitu Lele Dumbo, Lele Lokal sudah tidak banyak dibudidayakan.

Alasan peternak lokal tidak tertarik lagi membudidayakan Lele Lokal, adalah karena dianggap kurang menguntungkan lagi.

Lele Lokal memilki Food Convertion Ratio (FCR) yang tinggi, artinya rasio pakan yang diberikan terhadap berat daging yang dihasilkan tinggi.

Perlu lebih dari satu kilogram pakan untuk menghasilkan satu kilogram daging dalam satu siklus budidaya.

Alasan lainnya, pertumbuhan Lele Lokal termasuk sangat lambat. Lele Lokla yang berusia satu tahun masih kalah besar dengan Lele Dumbo berumur 2 bulan.

Jenis-jenis Lele Lokal

Jenis-jenis Lele Lokal di Indonesia, diantaranya Lele Hitam, Lele Putih, atau Lele Belang Putih dan Lele Merah.

Di antaranya ketiga jenis tersebut, yang paling banyak dibudidaya adalah Lele Hitam. Sedang Lele Putih dan Lele Merah lebih banyak dipelihara sebagai ikan hias.

2. Lele Dumbo

Ikan Lele Dumbo pertama kali masuk ke Indonesia, dikirim dari Taiwan pada tahun 1985. Sejak itu Ikan Lele Dumbo menjadi favorit para peternak.

Pertumbuhan Lele Dumbo terhitung sangat cepat, tubuhnya mudah bongsor dibandingkan Lele Lokal.

Lele Dumbo merupakan hasil perkawinan antara ikan lele asal Taiwan, Clarias Fuscus¸denan ikan lele asal Afrika, Claris Mosambicus.

Catatan lain menerangkan, kalau Lele Dumbo sebenarnya berasal dari perairan Kenya, Afrika karena fisiknya yang mirip dengan Clarius Gariepinus.

Kondisi Fisik Lele Dumbo

Ikan Lele dumbo berwarna hitam kehijauan. Lele Dumbo juga sangat sensitif, ketika terkejut, warna kulitnya akan mengeluarkan bercak hitma atau putih, yang nantinya akan hilang sendiri.

Patil Lele Dumbo mirip Lele Lokal, namun tidak memiliki racun. Lele Dumbo akan cocok diperlihata di kolam tanah karena tidak memiliki kebiasaan membuat lubang.

3. Ikan Lele Sangkuriang

Pada tahun 2004, Ikan Lele Sangkuriang resmi dilepas oleh Departemen Kelautan dan Perikanan setelah dilakukan penelitian oleh Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPAT) tahun 2002.

Penelitian ini dilakukan karena kekhawatiran peternak melihat turunnya kualitas Lele Dumbo di masyarakat, ternyata ada kesalahan dalam menghasilkan benih,

Kesalahan tersebut karena dilakukannya persilangan terus-menerus. Akhirnya, penelitian melakukan upaya untuk mengembalikan sifat-sifat unggulnya dengan cara persilangan balik (back cross).

Penamaan Ikan Lele Sangkuriang

Ikan Lele Sangkuriang dihasilkan dari induk betina Lele Dumbo generasi 2 atau F2 dengan Lele Dumbo jantan F6.

Lele Dumbo betina berasal dari koleksi BBPAT, keturunan F2. Sedangkan indukan jantang merupakan keturunan F6 yang berasal dari induk betina F2.

Penamaan Sangkuriang sendiri berasal dari cerita rakyat Jawa Barat tentang seorang anak bernama Sangkuriang yang mengawini ibunya sendiri.

Dari ide tersebutlah, penamaan tersebut cocok digunakan untuk Ikan Lele hasil persilangan induk betina F2 dengan anak-anak jantannya di generasi F6

Hasil dari Persilangan Back Cross

Dari hasil perkawinan tersebut menghasilkan sifat-sifat unggul seperti kemampuan bertelur hingga 40.000 – 60.000 butir per sekali pemijahan.

Kelemahannya, peternak tidak bisa membenihkan lele Sangkuriang dari induk Lele Sangkuriang karena resiko kualitasnya akan menurut, jadi harus dilakukan persilangan back cross.

Varian Lele Sangkuriang II

Saat ini BBPAT sedang merencanakan varian baru Lele Sangkuriang yang disebut Sangkuriang II. Jenis ini merupakan perbaikan dari varian pertamanya.

Sangkuriang II merupakan persilangan antara indukan jantan F6 Sangkuriang I dengan indukan betina F2 yang asalnya dari Afrika.

Indukan Lele Afrika dipilih karena ukurannya yang besar, bisa sampai 7 kilogram, dengan harapan dapat memperbaiki sifat genetis Lele Sangkuriang.

Dari hasil persilangan tersebut,d ihasilkan pertumbuhan Lele Sangkuriang II 10% lebih besar daripada Sangkuriang I.

4. Ikan Lele Phyton

Sedikit berbeda dengan Ikan Lele varian lainnya, Lele Phyton biasa ditemukan di Kabupaten Pandeglang, Banten sejak tahun 2004.

Ikan Lele Phyton merupakan hasil persilangan antara Induk Lele eks Thailand F2 dengan Lele lokal. Sayangnya tidak ditemukan nama spesies indukannya dan dari generasi ke berapa indukan lele lokalnya.

Menurut literatur, Lele Phyton berasal dari induk betina lele eks Thailang F2 dengan induk jantan Lele Dumbo F6.

Keunggulaan karakter Lele Pyhton adalah ketahanannya terhadap cuaca dingin, serta kemampuan bertahan hidup bisa mencapai 90%.

FCR Lele Phyton mencapai 1, artinya satu kilogram pakan menjadi satu kilogram daging dihitung mulai dari benih ditebar sampai panen setelah pemeliharaan selama 50 hari.

Awal Mula Ikan Lele Phyton

Awalnya Ikan Lele Phyton merupakan jawaban atas keluhan para peternak lele di Desa Banyumundu, Kabupaten Pandeglang.

Peternak sering mengalami kerugian karena tingkat mortalitas yang tinggi dari benih lele yang dibeli di pasar, yaitu Lele Dumbo.

Benih lele tersebut ternyata tidak cocok dibudidayakan di Desa Banyumudu yang beriklim dingin, sekitar 17 derajat selsius di malam hari.

Setelah dua tahun trial & eror, akhirnya peternak menemukan varian Ikan Lele Phyton, yang lebih tahan terhadap cuaca dingin.

Karakteristik Lele Phyton

Sesuai dengan namanya, lele phyton memiliki bentuk kepala seperti ular phyton. Gerakannya lebih lincah dari lele dumbo dan rasa dagingnya lebih gurih, tidak lembek.

Dari segi rasa, lele phyton lebih mendekati lele lokal.

5, Lele Masamo

Ikan Lele Masamo merupakan hasil persilangan berbagai jenis lele seluruh negara, termasuk Lele Dumbo dan Clarias Macrochephalus, yaitu Lele Afrika yang dikembangkan di Thailang.

Lele Masamo memiliki pertumbuhan tinggi dan ketahanan tubuh juga tinggi.

Mungkin hal tersebut dikarenakan induknya, yaitu Lele Afrika yang juga memiliki ketahanan tubuh kuat terhadap perubahan lingkungan dan tahan penyakit.

Ciri Fisik dan Karakter Lele Masamo

Lele Masamo memiliki ciri-ciri fisik yang cukup berbeda dari lele dumbo. Namun, saat masih berukuran benih akan sangat sulit dibedakan dengan jenis ikan lele lainnya.

Ukuran tubuh yang lebih lonjong, menyerupai sepatu pantofel. Bagian sirip (patil) lebih panjang, badan ikan lebih panjang dan berwarna kehitaman.

Ciri lain dari Lele Masamo akan terlihat ketika ikan stres. Saat itu akan muncul warna keputihan atau keabu-abuan.

Selain itu, pada bagian kepala berbentuk lebih runcing dan terdapat tonjolan di bagian tengkuk kepala.

Nafsu makan Lele Masamo lebih kuat dan agresif. Manajemen pakan yang buruk dapat menyebabkan kanibalisme pada Lele Masamo dengan karakter rakusnya.

Oleh karena itu, ikan ini harus dibudidayakan secara intensif dan serius. Lele Masamo kurang cocok dibudidayakan secara tradisional.

Kapan Waktu Tepat Mengembangbiakkan Ikan Lele?

Ikan lele biasa melakukan pemijahan atau melepaskan telur dan sperma untuk pembuahan pada saat hujan turun.

Hujan diangap ikan lele mampu memberikan feromon, atau sesuatu yang mampu merangsang, yaitu bau tanah.

Karakteristik ikan lele manjadi terangsang untuk melakukan aktivitas seksual pada saat mencium bau tanah tersebut. Saat hujan datang, akan terjadi perkawinan pada ikan lele yang sudah matang gonad.

Jenis Pakan Ikan Lele

Ikan lele yang lahir di area pengembangan, maka akan berbeda dengan karakteristik ikan lele yang lahir di habitat aslinya.

Ikan lele yang lahir di habitat aslinya, akan menjadi jenis ikan lele omnivore, memakan apapun yang ada di lingkungannya.

Biasanya makanan yang dimakan lele adalah pellet dengan protein tinggi sebanyak 70% dan daging-daingan juga sering diberikan oleh para peternak.

Ikan lele yang sering diberi daging-dagingan akan memiliki karakteristik ikan lele cenderung kanibal, saat benar-benar sudah tidak ada makanan di lingkungan sekitarnya.

Dipublikasi Pada : 15-05-2023