Sumber : sinauternak.com
Pernahkan anda melihat pacuan kuda? Atau pernahkah anda menunggang kuda? Kebanyakan orang akan merasa keren ketika pernah menunggang kuda. Hal ini dikarenakan kuda merupakan hewan yang besar, kuat dan terlihat gagah. Di Indonesia kuda umumnya dipelihara untuk diambil tenaganya, seperti menarik delman dan olahraga pacuan kuda. Fungsi lain kuda juga biasa diambil dagingnya. Produk olahan sate menjadi menu paling lazim dalam pemanfaatan daging kuda.
Manfaat Kuda untuk Kehidupan Manusia
Selain tenaga dan dagingnya, taukah anda bahwa kuda juga dapat dimanfaatkan susunya? Ya, ternyata hewan yang terkenal dengan kekuatannya ini juga dapat diperah dan dimanfaatkan susunya. Di Indenesia susu kuda lebih dikenal dengan istilah susu kuda liar. Daerah Sumbawa, Nusa Tenggara Barat merupakan daerah sentra produksi susu kuda liar.
Penamaan susu kuda liar bukan berarti berasal dari kuda yang benar-benar liar, tak bertuan dan belum terdomestikasi (dijinakkan). Kuda yang diambil susunya adalah kuda ternak yang cara pemeliharaannya diumbar atau dilepas secara bebas. Ketika dibutuhkan tenaga dan susunya kuda akan dikumpulkan dan diperah biasa seperti halnya sapi. Letak dan kondisi geografis daerah Sumbawa yang sebagian besar merupakan daerah dataran tinggi dan berbukit-bukit tandus dengan curah hujan rendah hanya ditumbuhi rumput serta tanaman perdue yang dikenal sebagai sabana memungkinkan sekali dan sangat cocok untuk peternakan sistem ekstensif (diumbar). Kira-kira bagaimana ya rasa susu kuda ini? Penasaran kan. Yuk kita bahas lebih lanjut.
Komposisi Susu Kuda
Apabila dilihat dari komposisinya, kandungan susu kuda tidak jauh beda dengan ternak lain, seperti sapi dan kambing yang mengandung protein, karbo-hidrat, lemak, kalsium dan mineral seperti kalium dan magnesium. Akan tetapi dalam hal kadar dan susunannya, susu kuda berbeda dengan lainnya. Susu kuda mempunyai komposisi nilai gizi yang paling mirip dengan air susu ibu (ASI). Bahkan banyak rumah sakit bersalin di Perancis yang menggunakan susu kuda sebagai pengganti ASI untuk meningkatkan kekuatan dan kekebalan tubuh bayi baru lahir, terutama yang lahir prematur. Namun, penggunaan susu kuda sebagai pengganti ASI ini mulai mengalami pengurangan setelah perang dunia kedua selesai.
Secara fisik susu kuda berwarna putih dan berbau khas. Selain itu susu kuda mempunyai rasa yang lebih manis daripada susu dari ternak lain seperti sapi kambing dan domba. Hal ini disebabkan susu kuda memiliki kandungan rata-rata laktosa (karbohirat) sebesar 6,26%, lebih tinggi daripada susu sapi, kambing dan domba. Susu kuda memiliki kandungan lemak dan protein yang rendah yaitu 1.09% dan 1.89%. Kemudian susu kuda bersifat asam karena mempunyai angka pH berkisar 3 – 4. Sifat asam ini disebabkan oleh kemampuan susu kuda Sumbawa melakukan autofermentasi.
Nilai tambah lain yang dimiliki susu kuda adalah dapat bertahan lama tanpa proses pasteurisasi. Selama penyimpanan pada suhu kamar susu kuda tidak mengalami kerusakan atau pembusukan. Pada umumnya susu segar selain susu kuda akan mengalami kerusakan atau pembusukan dan tidak dapat dikonsumsi lagi apabila disimpan lebih dari 6 jam pada suhu kamar. Hal ini menunjukkan adanya suatu senyawa anti pembusukan di dalam susu kuda yang biasa disebut dengan enzim lisozim.