Sumber : pertanianku.com
Buah naga atau?Hylocereus polyrhizus?bukan merupakan buah asli Indonesia. meskipun begitu bisa tumbuh subur di Indonesia yang beriklim tropis. Tanaman buah ini tumbuh subur di ketinggian 800 mdpl dan bisa dipanen sepanjang tahun. Pada musim hujan. tanaman rentan terkena serangan penyakit?kanker batang?yang dapat membuat petani mengalami gagal panen.
Penyakit kanker buah disebabkan oleh cendawan Neoscytalidium dimidiatum. Serangan cendawan tersebut dapat menurunkan tingkat produksi buah naga hingga menyebabkan tanaman mati.
Beberapa daerah yang rentan terkena serangan penyakit kanker batang buah naga adalah Sumatera Barat. Kalimantan Timur. Subang. dan Banyuwangi.
Penyakit ini dapat menyerang bagian batang dan buah. Tanaman yang sudah terserang akan memiliki gejala seperti bintik-bintik atau bercak-bercak putih yang terdapat di batang muda. Bercak tersebut mirip seperti tusukan halus dan cekung di bagian tengah batang.
Bercak tersebut lama-kelamaan bisa menyatu. lalu berubah warna menjadi kuning hingga kecokelatan. Batang yang sudah terserang akan membengkak seperti bisul dan dapat meletus. Setelah meletus. batang akan mengeras dan mengalami perubahan warna menjadi hitam. lalu mengering.
Gejala-gejala tersebut juga terjadi pada buah naga. Bercak akan menyatu dan menutupi permukaan sehingga membuat kulit buah menghitam dan mengering.
Penyakit dapat dipengaruhi oleh faktor cuaca dan kebersihan kebun dari sisa-sisa tanaman atau bagian tanaman yang sudah terserang. Sisa tanaman tersebut seharusnya dimusnahkan dari kebun untuk memutuskan perkembangan penyakit. Oleh karena itu. tindakan pengendalian harus segera dilakukan agar penyakit tidak semakin berkembang.
Bagian tanaman yang terkena harus segera dipotong dan dibakar. Bagian bekas potongan diolesi dengan bubur bordo.
Pengendalian bisa dilakukan secara alami dengan pemantauan gejala serangan awal. Tindakan pemantauan harus dilakukan dengan rutin untuk mengidentifikasi penyakit lebih awal. Pelihara tanaman secara optimal. mulai dari pemberian pupuk berimbang hingga pengairan yang cukup.
Pengendalian juga bisa dilakukan dengan musuh alami untuk meringankan pekerjaan petani. Pengendalian organisme penggangu tumbuhan (OPT) harus dilakukan secara terpadu. serentak. dan menggunakan cara yang ramah lingkungan agar penyakit dapat diatasi dengan tuntas.