By : Eni Mulyanti, S.Pt., M.Si
Hijauan merupakan pakan utama ternak ruminansia. Ketersediaannya mutlak harus dipikirkan dalam usaha budidaya ternak ruminansia. Tuntutan perkembangan dunia peternakan saat ini menuntut adanya banyak inovasi sesuai kebutuhan, salah satunya adalah Hijauan Pakan Ternak. Hijauan Pakan Ternak yang sudah umum dikembangkan para peternak saat ini diantaranya rumput raja, rumput gajah, rumput setaria, rumput odot dan lain-lain.
Saat ini telah dikenal salah satu jenis turunan rumput gajah yang telah dikembangkan di beberapa tempat di Indonesia, yaitu Rumput Napier Pakchong yang berasal dari Thailand. Produksi Rumput Pakchong ini sangat tinggi dibandingkan jenis rumput lainnya yakni dapat berproduksi hingga 1500 ton / ha / tahun jauh diatas produksi rumput yang ada saat ini. Rumput Pakchong atau sering disebut juga sebagai supernapier grass, merupakan jenis rumput hibrida yang dihasilkan dari persilangan antara rumput gajah (Pennisetum purpureum) dengan Pennisetum glaucum. Persilangan tersebut menghasilkan rumput yang memiliki pertumbuhan sangat cepat, sehingga siklus panen bisa lebih sering dilakukan. Ini sangat menguntungkan bagi peternak karena pasokan pakan ternak akan selalu terjamin. Varietas ini dikembangkan oleh Prof. Krailas Kiyotong di daerah Pak Chong, Thailand, sehingga namanya pun diambil dari lokasi pengembangannya.
Rumput Pakchong dikenal memiliki produktivitas biomassa yang sangat tinggi, jauh di atas jenis rumput gajah lainnya. Ini artinya, dalam satu area penanaman, kita bisa mendapatkan hasil panen hijauan yang jauh lebih banyak. Selain produktivitasnya yang sangat tinggi Rumput Pakchong ini juga memiliki kandungan Protein Kasar yang tinggi. Protein merupakan zat gizi penting yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan maupun produksi ternak. Rumput ini tahan terhadap kekeringan, sehingga dapat ditanam di berbagai daerah yang kondisi alamnya berbeda beda. Komposisi nutrisi Rumput Pakchong seperti pada tabel berikut :
Tabel 1. Komposisi Nutrisi Rumput Pakchong
Sumber |
BK |
PK |
NDF |
Abu |
Ca |
P |
TDN |
(%) |
|||||||
Turano et al,(2016) |
24,20 |
6,40 |
73,20 |
8,90 |
0,17 |
0,22 |
46,50 |
Siiripon et al. (2016) |
23,72 |
6,65 |
72,21 |
8,37 |
|
|
|
Longlawan et. al (2022) |
17,16 |
10,13 |
70,13 |
11,99 |
|
|
|
BPTU Baturaden 2022 |
15,34 |
13,10 |
|
18,30 |
0,78 |
0,42 |
55,24 |
Rumput Pakchong umumnya tahan terhadap berbagai jenis hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman pakan. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan karena mengurangi biaya perawatan. Tanaman ini juga memiliki sistem perakaran yang kuat, sehingga mampu menahan erosi tanah dan menjaga kesuburan tanah. Keunggulan lain dari rumput Pakchong adalah memiliki umur yang panjang, sehingga tidak perlu sering melakukan penanaman ulang. Rumput Pakchong juga dapat tumbuh dengan baik di berbagai jenis tanah dan iklim, sehingga cocok ditanam di berbagai wilayah di Indonesia.
Budidaya rumput Pakchong tergolong mudah. Penanaman rumput Pakchong dengan menggunakan stek batang atau bibit. Perawatannya pun tidak terlalu rumit, cukup dilakukan pemupukan secara berkala dan penyiraman yang cukup. Rumput Pakchong merupakan pilihan yang sangat tepat untuk meningkatkan produktifitas ternak. Dengan segala keunggulannya, rumput ini mampu memberikan banyak manfaat bagi peternak.