KEMASAN BAHAN PANGAN

By: Fitri M. Manihuruk, M.Si

Kemasan pangan menurut Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2011 tentang Pengawasan Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan untuk mewadahi dan/atau membungkus pangan baik yang bersentuhan langsung dengan pangan maupun tidak. Kemasan meliputi tiga hal yaitu: 1) Kemasan memenuhi syarat keamanan dan manfaat; 2) Kemasan dapat melaksanakan program pemasaran; dan 3) Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan penghasilan perusahaan. Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual dan dipakai. Adanya kemasan dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya, melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan, benturan, getaran).

Kerusakan yang terjadi mungkin saja spontan, tetapi ini sering disebabkan keadaan di luar. Pengemasan biasanya digunakan untuk untuk menunda proses kerusakan dalam jangka waktu yang diinginkan dengan membatasi sentuhan langsung antara bahan pangan dengan kondisi lingkungan. Jadi, semua bahan pangan yang berhubungan dengan pengemasan pangan harus mempertimbangkan proses kerusakan dan pembusukan produk itu sendiri. Cara terjadinya kerusakan harus diteliti dan pengaruh cara distribusi seperti kondisi-kondisi transpor, penyimpanan dan penjualan pada tahapan mana kerusakan akan terjadi harus dapat diduga.

Fungsi utama kemasan adalah untuk mewadahi, memberikan perlindungan dan memperpanjang masa simpan produk yang dikemas, sehingga tidak rusak. Kemasan berfungsi untuk menjamin barang atau produk dari produsen sampai kepada konsumen, sehingga berperan sebagai wadah dan tempat, sebagai pelindung terdapat udara air, zat volatile, oksigen, bahan yang terkarbonisasi, cahaya, serangga dan rodent, serta bahan yang rapuh. Ada enam fungsi utama kemasan yang harus dipenuhi oleh suatu bahan pengemas yaitu:

  1. Mempertahankan produk agar tetap bersih dan memberikan perlindungan terhadap kotoran dan pencemaran lainnya.
  2. Melindungi produk terhadap kerusakan fisik, air, oksigen dan penyinaran.
  3. Mempunyai fungsi yang baik, aman untuk lingkungan, efisien dan ekonomis dalam proses pengepakan yaitu selama pemasukan bahan pangan ke dalam kemasan. Hal ini berarti bahan pengemas harus sudah dirancang untuk siap pakai pada mesin-mesin yang ada atau yang baru akan dibeli atau disewa untuk keperluan tersebut.
  4. Mempunyai suatu tingkat kemudahan untuk dibentuk menurut rancangan, dimana bukan saja memberi kemudahan dalam membuka atau menutup kembali wadah tersebut tetapi juga harus dapat mempermudah pada tahap selanjutnya selama pengelolaan di gudang dan selama distribusi.
  5. Mempunyai ukuran, bentuk dan berat yang sesuai dengan standar yang ada, mudah dibuang dan mudah dibentuk.
  6. Menampilkan identifikasi, informasi, daya tarik dan penampilan yang jelas sehingga dapat membantu promosi dan penjualan.

Dalam memilih bentuk dan bahan kemasan yang akan digunakan, pengemasan sebaiknya memenuhi beberapa syarat. Syarat tersebut sebagai pertimbangan sehingga menghasilkan kemasan yang berfungsi dengan baik. Syarat pengemasan tersebut antara lain:

  1. Tidak toksik

Bahan kemasan tidak mengganggu kesehatan manusia secara langsung maupun tidak langsung, seperti kandungan timbal.

  1. Harus cocok dengan bahan yang dikemas

Kemasan yang dipilih harus cocok dengan produk yang dikemas sehingga tidak menimbulkan kerugian. Misalnya produk yang seharusnya dikemas dengan kemasan transparan, tetapi dikemas dengan kemasan tidak transparan sehingga harus merusak segel kemasan yang merugikan produsen.

  1. Sanitasi

Bahan kemasan tidak boleh digunakan bila dianggap tidak dapat menjamin sanitasi. Misalnya karung adalah kemasan yang paling banyak digunakan, tetapi penggunaan karung untuk mengemas produk yang dikonsumsi tanpa proses pencucian atau pemasakan terlebih dahulu merupakan hal yang tidak dibenarkan.

  1. Dapat mencegah pemalsuan

Kemasan berfungsi sebagai pengaman dengan cara membuat kemasan yang khusus sehingga sukar dipalsukan dan bila terjadi pemalsuan dengan cara menggunakan kemasan yang telah digunakan, akan mudah dikenali.

  1. Kemudahan membuka dan menutup

Umumnya konsumen memilih produk dengan kemasan yang mudah dibuka, seperti kemasan tetra pack daripada kemasan botol yang lebih sukar dan memerlukan alat khusus untuk membuka tutupnya.

  1. Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi

Kemudahan dan keamanan dalam mengeluarkan isi perlu dipertimbangkan, sehingga isi kemasan dapat diambil dengan mudah dan aman, tidak banyak tercecer, terbuang atau tersisa di dalamnya.

  1. Kemudahan pembuangan kemasan bekas

Kemasan bekas adalah sampah dan masalah yang memerlukan biaya cukup besar untuk penanganannya, misalnya kemasan-kemasan bekas dari bahan plastik. Bahan kemasan plastik tidak dapat hancur oleh mikroba dan bila dibakar akan menyebabkan polusi udara. Bahan logam dan kertas sebagian besar dapat diproses kembali. Bahan nabati seperti kayu dapat dipakai sebagai bahan bakar.

  1. Ukuran, bentuk dan berat

Ukuran kemasan berhubungan sangat erat dengan penanganan selanjutnya, baik dalam penyimpanan, transportasi dan sebagai alat untuk menarik perhatian konsumen. Kemasan didisain sedemikian rupa sehingga bentuknya sangat indah dan menarik, dibuat untuk memberi kesan bahwa isinya lebih banyak dari kemasan lainnya yang serupa, misalnya botol yang ramping dibandingkan dengan botol yang pendek. Bentuk kemasan sangat mempengaruhi efisiensi penggunaan ruang penyimpanan, cara penyimpanan, daya tarik konsumen, cara pembuatan, dan bahan kemasan yang digunakan. Produsen selalu berusaha untuk mengurangi berat kemasan, sehingga energi yang dibutuhkan untuk transportasi akan berkurang dan menurunkan harga jual dari produk.

  1. Penampilan dan pencetakan

Kemasan harus memiliki penampilan yang menarik, baik dari segi bahan, estetika maupun dekorasi. Dalam hal ini produsen harus tahu dengan tepat ke lokasi mana produk akan dipasarkan, karena selera masyarakat berbeda-beda. Pencetakan erat dengan dekorasi dan label sebagai sarana komunikasi antara produsen dan konsumen, leveransir maupun pengecer. Bahan kemasan harus memiliki sifat mudah dicetak dan hasilnya dapat dipertahankan, tidak luntur atau hilang.

  1. Biaya rendah

Salah satu cara mempertahankan produk terjangkau oleh daya beli konsumen dengan menurunkan biaya pengemasan sampai batas dimana kemasan masih dapat berfungsi dengan baik. Hal ini penting karena konsumen akan melakukan pemilihan terhadap produk yang sama yang ditawarkan dengan harga yang lebih rendah.

Sumber:

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2011. Pengawasan Kemasan Pangan. Jakarta. Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Indraswati, D. 2017. Pengemasan Makanan. Ponorogo. Forum Ilmu Kesehatan.

Mukhtar, S, Nurif, M. 2015. Peranan packaging dalam meningkatkan hasil produksi terhadap konsumen. Jurnal Sosial Humaniora, 8(2).

Sucipta, IN, Suriasih, K. 2017. Pengemasan Pangan. Bali. Udayana University Press.

Dipublikasi Pada : 18-09-2023