Sumber : pertanianku.com
Tahukah Anda ada satu fauna endemik Sumatera Selatan yang terancam punah. namanya?kerbau pampangan?atau Bubalus bubalis. Kerbau endemik ini termasuk kelompok kerbau besar yang ada di dunia dan kerbau sungai. Saat ini kerbau pampangan telah diakui oleh pemerintah sebagai sumber daya genetik (SDG) ternak lokal Indonesia karena sudah dibudidayakan secara turun-temurun.
Kerbau pampangan memiliki ciri khas. yaitu gemar berenang dan menyelam di daerah rawa gambut yang terdapat di Bumi Sriwijaya. Anda bisa menjumpai kerbau besar ini di Kecamatan Pedamaran. Jawi. Pangkalan Lampam. dan Pampangan di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Selain itu. Anda juga bisa menemukannya di Kecamatan Tanjung Senai dan Kecamatan Rambutan di daerah Kabupaten Banyuasin.
Dilansir dari Indonesia.go.id.?dalam Keputusan Menteri Pertanian Nomor 694/Kpts/PD.410/2/2013 tentang Penetapan Rumpun Kerbau Pampangan disebut bahwa plasma nutfah tersebut merupakan rumpun kerbau lokal asli Indonesia. Kerbau lokal ini berasal dari kerbau India yang dibawa pada abad ke-19. Selajutnya. kerbau India tersebut disilangkan dengan kerbau lokal.
Pada masa Kesultanan Palembang di abad ke-19. sejumlah indukan kerbau didatangkan dari kawasan Teluk Benggala beserta dengan penggembalanya. Indukan tersebut kemudian dikawinkan dengan kerbau lokal.
Jenis kerbau ini sering dimanfaatkan masyarakat sebagai hewan ternak dwifungsi. yakni sebagai penghasil susu dan daging. Susu yang dihasilkan kerbau pampangan sering digunakan sebagai bahan baku
gulo puan. sejenis fermentasi susu kerbau dan gula. Fermentasi susu kerbau ini termasuk makanan favorit pada masa kesultanan.
Pemerahan susu kerbau bertubuh besar ini terbilang sulit. Peternak perlu menghadirkan anak kerbau atau gudel dalam proses pemerahan. Anak kerbau akan dibiarkan menyusu pada induknya terlebih dahulu. Setelah itu. anak kerbau dipisahkan agar induk dapat diperah.
Susu kerbau bertubuh besar ini juga sering diolah menjadi sagon puan.?juadah puan. srikaya puan. dan minyak kerbau.
Sayangnya. saat ini hewan endemik tersebut terancam punah karena berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut di antaranya menyempitnya luas lahan penggembalaan karena kebakaran hutan dan lahan. alih fungsi lahan menjadi kebun kelapa sawit yang terkenal rakus air sehingga menyebabkan lahan gambut mudah kering dan terbakar. dan menurunnya sumber pakan alami berupa rumput hijau.
Selain itu. usia produktivitas indukan kerbau pampangan semakin lambat. Induk baru bisa bunting saat berusia 15 tahun. padahal normalnya induk sudah bisa bunting saat berumur 8?9 tahun. Kondisi tersebut menyebabkan kelestarian kerbau mengalami hambatan.