Sumber : pertanianku.com
Mungkin Anda sudah tidak asing dengan jamur kuping, salah satu jenis jamur yang paling sering digunakan dalam masakan. Biasanya, jamur ini digunakan dalam masakan Tionghoa. Nama kuping diberikan untuk jamur ini karena bentuk fisiknya mirip seperti telinga. Basidiocarp atau tubuh buahnya memiliki lebar 4–10 cm dengan bentuk yang berlekuk-lekuk.
Permukaan atas jamur berwarna sedikit mengilap, sedangkan bagian bawahnya berbulu halus. Saat basah, jamur ini terasa kenyal dan licin, sedangkan pada kondisi kering jamur kuping terasa kaku.
Tangkai jenis jamur ini menempel pada substrat. Ukuran tangkainya sangat pendek sehingga jamur ini sering terlihat seolah-olah tak memiliki tangkai.
Salah satu menu makanan yang sering menggunakan jamur kuping adalah sup, seperti sup kimlo. Meskipun bentuknya biasa saja, bila diolah menjadi sup, ternyata jamur ini mengandung gizi yang cukup tinggi. Kandungannya antara lain karbohidrat sebanyak 61,68 persen, protein 13,8 persen, serat 3,5 persen, lemak 1,41 persen, kandungan mineral, dan vitamin lainnya.
Tahukah Anda, jamur kuping tak hanya dapat dijadikan sebagai bahan pangan, jenis jamur ini juga bisa digunakan sebagai obat herbal. Penyakit yang dapat diatasi antara lain melancarkan dan memperbaiki peredaran darah, mencegah atherosclerosis (penebalan dinding pembuluh darah), menurunkan kadar gula dalam darah pada penderita diabetes, menetralisir racun, mengatasi penyakit ambeien dan wasir, serta melancarkan pencernaan.
Di Indonesia, jamur kuping dikenal oleh kalangan masyarakat setelah popularitas jamur merang. Masyarakat pedesaan masih mencari jamur ini dari alam, terutama ketika musim hujan. Biasanya, jamur tumbuh pada batang-batang kayu yang lapuk.
Namun, saat ini jenis jamur ini sudah banyak dibudidayakan dengan cara modern dalam baglog-baglog serbuk kayu. Terutama, untuk jenis jamur kuping hitam (Auricularia polytricha).
Jamur kuping dapat tumbuh baik di ketinggian 600–900 m dpl. Jamur membutuhkan suhu 20–30C dengan tingkat kelembapan 60–75 persen pada fase pertumbuhan miselium atau inkubasi. Sementara itu, pada fase pertumbuhan, jamur membutuhkan suhu 15–28C dengan kelembapan 80–90 persen.