Oleh : Ir. Fransiskus Mbapa, M.Si
Usaha yang bergerak di bidang pertanian bisa dijalankan dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan usaha yang dijalankan. Korbanan yang dicurahkan dalam kegiatan usahatani sangat menentukan cikal bakal penerimaan, maupun keuntungan yang bakal diperoleh. Namun dalam melaksanakan kegiatan usahatani perlu mempertimbangkan aspek lain yang turut memberikan sumbangsih baik berupa keuntungan secara finasial maupun kelestarian alam. Untuk mengulas hal ini mari kita melihat sedikit usaha yang dilakukan oleh salah seorang pelaku usaha di Desa Noelbaki yang bernama mama Piere.
Pertengan Agustus 2010 merupakan awal inspirasi Mama Piere memulai kegiatan usahanya. Usaha yang dilakukan Mama Piere adalah berkaitan dengan usaha budidaya ternak lele. Cikal bakal kegiatan usaha berawal dari ketika suatu waktu Mama Piere beranjangsana ke Rumah Ama Ruben Wila yang berdomisili di bilangan Oesapa.
Tanpa disadari ketika masuk ke rumahnya bapa Ruben, terlihat bapa Ruben keluar menemui mama piere sambil bergumam kalau ama ruben datang agak terlambat oleh karena beliau barusan selesai menabur bibit lele di kolamnya. Akhirnya mama piere juga terinspirasi untuk ikutan memelihara lele, karena diceritakan oleh ama ruben bahwa kalau kita pelihara lele dan sudah tiba saatnya untuk dijual, maka kita dapat menjualnya ke mas Nur yang menyediakan benih lele tersebut.
Bermula dari situ mama piere pun memulai usaha budidaya lele dengan kapasitas 1000 ekor. Tanpa terasa waktu terus bergulir lele bertumbuh terus dan semakin besar. Usaha budidaya lele yang dilakukan mama piere berlokasi di pekarangan rumah tinggal yang memiliki luas tanah sekitar 12 x 10 meter. Karena dalam sistem budidaya lele dalam waktu-waktu tertentu yang harus mengganti air kolam, maka air dari kolam lele yang sudah begitu pekat perlu dikeluarkan untuk diganti dengan air yang baru.
Tanpa disadari setiap kali ketika membuang air peliharaan lele air tesebut meluber sekitar pekarangan yang ditumbuhi tanaman pepaya, bayam, kemangi, binahong, labu besi, dan cabai yang tumbuh secara liar di pekarangan tersebut. Performa yang terlihat adalah tanaman-tanaman tersebut tumbuh dengan amat suburnya. Iseng-iseng mama piere memetik bayam yang sudah pas waktunya untuk disayuri, ternyata citarasanya luar biasa enaknya, gurih, dan lembut teksturnya. Begitupula denga tanaman lainnya pada memberikan respon yang luar biasa dari aspek pertumbuhannya. Pokoknya subur semua.
Daun bayam dan daun pepaya, serta daun binahong dan daun labu besi ketika diberikan ke kolam lele, minta ampun betapa rakusnya lele mengkonsumsi pemberian tersebut. Perlu diketahui dari berbagai hasil kajian termasuk yang dilakukan oleh mama piere, kalau melakukan budidaya lele dengan sistem full pelet, maka kebutuhan pelet untuk 1000 ekor sampai pada ukuran panen, 5/6 ekor per kg membutuhkan pelet 781 samapai 7 karung. Namun dengan kombinasi pakan itu ternyata kebutuhan pelet hanya 4 samapai 5 karung selama masa pemeliharaan.
Berdasarkan narasi yang ada di atas, teman-teman sebagai inisiator dan pegiat pertanian di wilayah masing-masing yang hendak memberikan pemahaman, motivasi, maupun inspirasi kepada para pelaku usahatani agar melakukan usahatani berkelanjutan yang ramah lingkungan. Teman-teman diminta untuk merancang model usahatani terpadu selaras alam sesuai dengan komoditas basis yang tersedia di wilayah teman-teman sekalian.
SELAMAT MENDISAIN MODEL USAHATANI SELARAS ALAM
“ GOOD LUCK”