Langkah Mudah Budidaya Cabai Taiwan

Sumber : pertanianku.com

Cabai Taiwan atau lebih dikenal dengan cabai TW merupakan jenis cabai besar dengan tingkat produksi tinggi dan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Kualitas yang tinggi menyebabkan harga jual jenis cabai ini tergolong mahal. Selain kualitasnya yang bagus, perawatan cabai Taiwan memang terbilang sulit. Cabai ini memerlukan perawatan intensif, terutama bila ditanam pada musim hujan.

Pengolahan tanah

Pengolahan tanah untuk lahan penanaman cabai Taiwan sama seperti cabai besar pada umumnya. Proses pengolahan diawali dengan membajak tanah, kemudian membuat bedengan dengan lebar 1,2 m, tinggi 15–20 cm (untuk daerah dengan curah hujan tinggi dianjurkan 30–40 cm), dan panjang sekitar 10 m.

Bedengan cabai diberikan kapur dolomit sebanyak 0,3–0,4 kg sampai 3–4 kg per bedengan. Setelah pemberian kapur, tanah dibiarkan selama satu minggu. Selanjutnya, berikan pupuk kandang.

Pemasangan MPHP

Bedengan yang sudah diolah kemudian ditutup dengan mulsa plastik hitam perak (MPHP). Penggunaan MPHP dapat diganti dengan mulsa jerami yang lebih ekonomis. Penanaman cabai bisa dilakukan setelah 20 hari pemasangan mulsa plastik.

Penyiapan bibit

Bibit cabai didapatkan dari penyemaian benih. Benih tersebut bisa didapatkan dengan cara membeli di toko-toko pertanian atau membibitkan sendiri dari buah terpilih. Pada hari pertama penanaman, benih perlu disimpan di tempat yang terlindungi tetapi tetap mendapatkan sinar matahari yang cukup. Lakukan penyiraman setiap sore setelah dua hari penanaman. Bibit perlu, disemprot pestisida dan pupuk daun.

Penanaman

Pada dasarnya cara bertanam bibit cabai Taiwan tidak berbeda dengan cabai besar lainnya. Benih yang sudah berumur sebulan dapat dipindahkan ke lahan pertanaman. Setelah menanam bibit, lakukan penyiraman lewat lubang tanam.

Perawatan

Tanaman perlu dirawat secara intensif. Petani di Bobotsari menyiram tanaman dengan larutan air dan pupuk NPK setiap 10 hari sekali. Larutan dibuat dengan melarutkan 100 kg NPK ke dalam air secukupnya hingga pupuk menjadi bubur, kemudian pupuk dilarutkan kembali dengan 200 liter air. Penyiraman dilakukan setelah pemberian pupuk padat berupa campuran pupuk ZA, TSP, dan KCl dengan perbandingan yang sama.

Setiap satu hektare lahan membutuhkan campuran pupuk sebanyak 3–4 ton. Pupuk diberikan 7 kali pada masa prapanen dan 12 kali setelah panen pertama.

Untuk mengendalikan hama pengganggu tanaman cabai, Anda bisa menggunakan pestisida yang diberikan saat tanaman berumur 10 hari setelah tanam. Penyemprotan pestisida bisa dilakukan setiap 10 hari sekali.

Panen

Produksi cabai Taiwan Indonesia berkisar 16–18 ton per hektare. Namun, terkadang petani bisa mendapatkan hasil panen lebih dari angka tersebut.

Dipublikasi Pada : 03-11-2023