By: Yunindah Lapihu
Manajemen pemberian ransum ayam broiler terdiri dari tiga jenis, yakni: Triple feeding system, Dual feeding system dan Single feeding system. Triple feeding system yaitu pemberian ransum pre-starter, starter dan finisher selama periode pemeliharaan broiler, di mana pre-starter diberikan umur 1-7 hari, starter umur 8-21 hari, dan finisher pada umur 22 hari sampai panen (30-45 hari). Dual feeding system yaitu pemberian ransum starter (umur 1-21 hari), kemudian dilanjutkan dengan ransum finisher (umur 22 hari sampai panen). Sedangkan, Single feeding system yaitu menggunakan full ransum starter dari awal pemeliharaan hingga panen.
Pada umumnya, ransum ayam pedaging biasanya diberikan dalam bentuk Single feeding system atau pemberian makan tunggal, atau memberikan ransum starter penuh dari awal hingga panen. Peternak lebih sering menggunakan Single feeding system karena alasan praktis. Walaupun penggunaan sistem ini sebenarnya tidak dianjurkan. Manajemen pemberian ransum dengan Triple feeding system dan Dual feeding system lebih direkomendasikan dengan beberapa alasan sebagi berikut:
- Nutrisi yang diberikan sesuai kebutuhan
Pertambahan umur ayam sangat mempengaruhi kebutuhan nutrisinya, dimana semakin tua umur ayam, kebutuhan protein yang dibutuhkan ayam semakin rendah, sedangkan kebutuhan energi semakin tinggi. Biasanya ransum pre-starter dan starter mengandung protein yang lebih tinggi dibanding ransum finisher, karena dibutuhkan untuk melakukan perbanyakan sel (hiperplasia) pada 14 hari pertama pemeliharaan. Sedangkan mulai umur > 14 – 21 hari, proses hiperplasia berangsur-angsur menurun dan mulai terjadi proses pembesaran ukuran sel (hipertropi). Akhirnya setelah ayam berumur > 21 hari atau memasuki fase finisher, aktivitas hipertropi lebih dominan terjadi sehingga ayam tidak membutuhkan protein sebesar 14 hari pertama,melainkan butuh energi lebih tinggi untuk keperluan maintenance (hidup pokok). Inilah mengapa pada fase finisher ayam tidak cocok diberikan ransum jenis starter (penerapan single feeding system).
- Efisiensi biaya ransum
Kandungan asam amino (penyusun protein) dalam ransum starter tinggi, sementara kebutuhan akan protein di fase finisher sudah menurun. Pemberian berlebih asam amino yang mahal tersebut tidak dapat dideposisi sebagai protein secara imbang. Artinya akan ada asam amino/protein yang dibuang bersama feses ke luar tubuh. Oleh sebab itu, pemberian ransum starter pada fase finisher merupakan pemborosan, sebab harga ransum starter lebih tinggi dibanding ransum finisher. Protein yang terbuang pun bisa beresiko menimbulkan masalah baru, yaitu hasil perombakannya oleh bakteri dalam feses akan meningkatkan kadar amonia. Jika tidak bisa diatasi dengan baik, maka kadar amonia yang tinggi akan memicu timbulnya gangguan pernapasan ayam.
- Mengoptimalkan konsumsi (feed intake)
Sebelumnya perlu diketahui bahwa selain jenis ransum pre-starter, starter, dan finisher memiliki kandungan nutrisi yang berbeda-beda, bentuk ransum dari ketiga jenis ransum ini pun berbeda. Ransum pre-strater berbentuk fine crumble, starter berbentuk crumble, dan ransum finisher berbentuk pellet (butiran panjang). Berdasarkan hal tersebut, dapat dijelaskan bahwa jika peternak memberikan ransum starter (single feeding system) berbentuk crumble pada ayam broiler yang sudah masuk fase finisher, maka konsumsi ayam akan kurang maksimal. Yang terjadi justru feed intake akan berkurang karena daya patuk ayam juga menurun, padahal di satu sisi ayam fase finisher harus memakan ransum starter dalam porsi lebih banyak agar kadar energi yang masuk mampu mencukupi kebutuhan ayam di fase tersebut. Untuk itu, penting memberikan ransum finisher (bentuk pellet) karena salah satu fungsinya ialah untuk merangsang feed intake ayam menjadi lebih baik.
- Mencegah stres metabolisme
Ayam broiler memiliki kemampuan genetik tumbuh cepat dan hal ini membutuhkan proses metabolisme yang cepat pula. Kondisi ini pada akhirnya akan memicu munculnya stres metabolisme. Dengan adanya penggunaan ransum starter seumur hidup ayam, maka stres metabolisme justru akan bertambah, karena saat umur tua (masuk fase finisher) ayam mendapatkan tambahan beban untuk mengeluarkan kandungan protein yang berlebih dari ransum starter.
Penerapan triple atau dual feeding system merupakan transisi pergantian antar jenis ransum (ransum pre-starter ke starter, atau starter ke finisher) oleh sebab itu harus dilakukan secara bertahap. Adapun metode pergantian ransum, sebagai berikut:
- Hari pertama = 75% ransum lama: 25% ransum baru
- Hari kedua = 50 % ransum lama: 50% ransum baru
- Hari ketiga = 25% ransum lama: 75% ransum baru
- Hari keempat = 100% ransum baru
Untuk menekan stres pergantian ransum, sebaiknya sebelum, selama dan sesudah pergantian jenis ransum, berikan ternak diberikan multivitamin seperti Vita Stress untuk mencegah ayam stres. Produktivitas ayam broiler akan optimal jika ayam diberi nutrisi sesuai fase pemeliharaannya, salah satunya melalui penerapan triple feeding system atau dual feeding system.
Sumber: Info.Medion.co.id