By: Ami Daiman
Kementerian Pertanian (Kementan) terus berusaha menggenjot produksi pangan dalam negeri. Tak hanya mengandalkan lahan pertanian yang telah tersedia tapi juga memanfaatkan lahan tidur baik di pedesaan maupun perkotaan dan kini hadir di ruang-ruang baru, salah satunya adalah di lingkungan perkantoran.
Brbagai cara dapat dilakukan untuk memanfaatkan lahan terutama lahan-lahan tidur atau lahan tidak produktif bisa di jadikan sumber pertanian contoh seperti pembuatan OPAL atau Obor Pangan Lestari, green house, hidroponik ataupun lahan untuk menanam padi, jagung dan hijauan pakan ternak kegiatan ini merupakan program Kementan dengan memanfaatkan lahan tidur di perkantoran sebagai lahan pertanian. Seluruh instansi Kementerian Pertanian pun berusaha melaksanakan program tersebut. Tak terkecuali Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan melalui Upaya optimalisasi lahan, pemanfaatan lahan tidur atau lahan tidak produktif dan pompanisasi upaya-upaya seperti ini, Indonesia mampu menjaga inflasi dengan baik. Saat ini inflasi tercatat di angka 2,5 persen saat negara lain seperti Turki mencapai 75 persen bahkan 100 persen di Argentina.
"Ingat, tidak ada pangan, tidak ada negara, tidak ada peradaban. Mati hidup negara ditentukan oleh pangan. Jadi harus melakukan upaya-uaya untuk menjaga inflasi dengan baik yaitu terus menerus melakukan perubahan dan tindakan nyata salah satunya optimalisasi lahan baik lahan yang tersedia maupun lahan tidur,lahan tidak produktif dan juga pompanisasi’ ujar Amran
Dikesempatan berbeda Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian itu harus menghasilkan.
“ Saya tidak bosan mengingatkan sektor pertanian merupakan tumpuan dan harapan bagi kelangsungan hidup bangsa. Oleh karenanya, pertanian tidak boleh berhenti dengan meningkatkan produktivitas pertanian dan jangan membiarkan ada lahan-lahan kosong ataupun telantar “ ujar Dedi
Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang sebagai salah satu UPT di Kementerian Pertanian selalu mendukung dan berkontribusi terhadap program-program Kementerian pertanian salah satunya yaitu dengan melakukan optimalisasi lahan yang ada di area lingkungan kantor yaitu pemanfaatan Lahan tidur untuk sumber pertanian.
Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang Dr. Ir. Yulia Asni Kurniawati menyampaikan agar lahan tidur yang ada di BBPP Kupang harus di optimalkan agar produktif dan menghasilkan.
“ Pegawai BBPP Kupang terutama Widyaiswara harus punya terobosan untuk menciptakan sesuatu gak usah yang muluk-muluk lihat aja sekeliling kantor ini apa yang bisa di lakukan perubahan contoh lahan yang ada di kantor banyak yang kosong dan menjadi lahan tidur itulah yang dimanfaatkan menjadi sesuatu yang produktif’ ujar Yulia.
Lahan tidur di BBPP Kupang termasuk dalam lahan kering Pemanfaatan lahan merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan produksi pertanian. Produktivitas lahan kering rata rata saat ini mempunyai tingkat produktivitas masih lebih rendah karena tingkat kesuburan yang rendah, namun potensi luasannya sangat tinggi. Selain produktivitas yang rendah indek pertanamannya juga belum maksimal karena ketersediaan air merupakan faktor pembatas dalam usahatani, sehingga tidak dapat dilakukan sepanjang tahun.
Lahan kering di Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang terdapat beberapa spot lahan dengan luasan ± 8000 M² dimana lahan tersebut sebagian telah dimanfaatkan untuk Hijauan Pakan Ternak, Hortikultura, Opal atau Obor Pangan Lestari, green house, hidroponik dan tanaman jagung sedangkan lahan kering lainnya ± 1.300 M² yang belum di manfaatkan dan menjadi lahan tidur sekarang telah di optimalkan menjadi lahan produktif sebagai lahan sawah.
BBPP Kupang melalui Divisi Hortikulturan dan Tanaman Pangan di bawah Tim Kerja Sertifikasi profesi, layanan Konsultasi dan Pengelolaan Inkubator Agribisnis, mebuat sawah ± 1300 M² di lahan kering dengan menanam padi jenis ciherang dengan Sistem tanam jajar legowo 6:1 dan pengelolaannya selama 3 bulan lebih dengan hasil yang cukup lumayan yaitu dengan hasil panen 700 kg gabah kering giling, dan setelah di giling menjadi 450 Kg dan beras ini di jual ke koperasi kantor BBPP kupang dan animonya sangat baik dari pegawai BBPP kupang untuk membelinya.