MENGAIS KEUNTUNGAN DENGAN BETERNAK BEBEK

By: Ir. Fransiskus Mbapa, M.Si

Keadaan ekonomi yang tidak menentu memaksan kita untuk berpikir keras bagaimana mengatasi persoalan ekonomi yang sedang kita alami. Persoalan ekonomi menyangkut pemenuhan kebutuhan dasar manusia terutama kebutuhan akan konsumsi makanan yang layak baik jumlah maupun mutunya yang tgergapai  secara pribadi maupun dalam skala keluarga. Kita menyadari bahwa saat ini harga-harga kebutuhan pokok terutama produk pangan meroket terus dari waktu ke waktu. Ambil contoh saja harga beras medium di pasaran saat ini berkisar antara Rp 17.000. kondisi ini kelihatannya akan terus melonjak ke depannya, sementara rata-rata daya beli masyarakat tidak menjangkau.

Kondisi di atas diperparah oleh tingkat pendapatan masyarakat masih tergolong rendah., sehingga akses mereka untuk memperoleh sumber-sumber kebutuhan pokok sangat bermasalah. Pertanyaannya bagaimana agar kita mempunyai harapan untuk dapat menjangkau kebutuhan pokok dengan kriteria layak. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah bagaimana kita berpikir untuk melakukan kegiatan usaha agar kita memiliki sumber pendapatan yang cukup sehingga mampu untuk akses pada kebutuhan pokok kita, misalnya membeli beras dengan kualitas yang baik. Salah satu cara yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan kegiatan usaha agar dengan usaha yang kita laksanakan dapat meningkatkan pendapatan kita. Salah satu usaha yang bisa kita lakukan adalah usaha budidaya ternak bebek.

Bebek merupakan salah satu jenis ternak unggas yang banyak dibudidaya oleh masyarakat sebagai usaha sampingan dan tidak berorientasi komersial. Padahal kalau dikelola dengan baik maka akan mnendapatkan penerimaan yang signifikan dengan korbanan yang kita keluarkan. Korbanan yang kita gunakan dalam melakukan usaha budidaya ternak bebek berupa bibit bebek, pakan, kandang, obat-obatan, dan sebagainya.

Buddaya ternak bebek yang dilakukan secara intensif akan memberikan keuntungan bagi kita dengan memperhitungkan semua jenis komponen usaha yang dikeluarkan, baik komponen usaha yang bersifat tetap seperti perkandangan, maupun komponen usaha yang bersifat operasional seperti bibit, pakan dan obat-obatan.

Dengan menerapkan sistem budidaya yang sesuai dengan petunjuk teknis, tentunya akan menghasilkan sejumlah penerimaan yang bakal diperoleh. Jumlah penerimaan inilah yang merupakan cikal baka pendapatan yang akan kita terima dengan menekuni usaha ini. Menghadapi kondisi sperti ini kita dihadapkan dengan pertanyaan “apakah bisa”. Di sini mau ditekankan bukan soal bisa dan tidaknya, atau bukan soal mampu atau tidak mampu melainkan soal mau atau tidak mau.

Jika kita memiliki semangat dan spirit yang kuat untuk berusaha, maka pertanyaan-pertanyaan di atas tentu dapat dijawab dengan jawaban saya mau. Jawaban ini akan menghantar kita pada suatu pilihan kegiatan usaha yang harus dilakukan. Kalau kita sudah memiliki sikap mental seperti demikian, maka sesungguhnya jalan sukses sudah terbuka di depan kita  

Oke, itu hanya sekedar pengantar untuk menyemangati kita dalam berusaha. Sekarang kita akan lebih fokus membahas seluk-beluk usaha ternak bebek secara lebih teknis. Baiklah kita bahas aspek teknisnya. Umpamakan saja pada tahap awal kita melakukan budidaya ternak bebek sejumlah 6 ekor dengan rincian 1 ekor jantan dan 5 ekor betna siap telur. Rata-rata harga bebek betina Rp 100.000 per ekor dan jantan Rp 150.000. kandang menggunakan bahan lokal. Pakan digunakan BR2 dengan harga per kg Rp 12.000. Ratarata per ekor bebek betina dapat bertelur antara 15 sampai 16  butir dengan prosentase tetasan sekitar 80% maka rata-rata perinduk akan menghasilkan 12 ekor DOD, yang apabila ditangani dengan intensif niscya akan hidup semuanya.

Dengan menggunakan pakan pelet BR2 maka dalam waktu pemeliharaan 2  bulan rata-rata bebek memiliki berat badan per ekor antara 1,2 kg untuk betina dan 1,5 kilo gram untuk jantan. Dengan jumlah konsumsi rata-rata 3 kg pakan per ekor. Dengan jumlah betina 5 kor dan masing-masing memiliki 12 ekor anak nerarti ada 60 ekor bebek muda yang siap dijual. Sementara kebutuhan pakan untuk masa pemeliharaan 2 bulan adalah 60 ekor kali 3 kg, kurang lebih 180kg dengan harga perkg Rp 12.000 dikali 180 kg = Rp 2.160.000. dengan harga jual bebek umur 2 bulan dengan harga rata-rata Rp 80.000 dikali 60 ekor = Rp 4.800.000, maka keuntungan yang diperoleh sebesar Rp 2.640.000.

Hasil perhitungan di atas mau memberikan gambaran kepada kita bahwa ternyata berbudidaya ternak bebek  memberikan tingkat keuntungan yang signifikan, asal dilakukan dengan untensif agar tidak membuang-buang waktu. Ayo tingkatkan pendapatan dengan melakukan usaha budidaya ternak bebek.

 

DAFTAR PUSTAKA

 Analisa Usaha Ternak Bebek Pedaging 100 ekor. 6 Agustus 2021.

 Hidayat, 2019. Diversifikasi Usahatani Dalam Meningkatkan Pendapatan Petani Dan Ketahanan Pangan Lokal. Jurnal Universitas Medan Area Indonesia.

 Magelangkota.go.id. 2017. Diversifikasi Tanaman. http//Pertanian.Magelangkota.go.id. 29 Desember 2017.

Santoso, dkk 2019. Cited by 2----2. Buku Ajar. Kewirausahaan Pertanian.http//repository.lppm. unila.ac.id. Pusahka Media Perpustakaan RI. Katalog Dlam Terbitan (KDT).cetakan April 2019. Penerbit Pstaka Media jl. Endro SuratminBandarlampung 082280035489. Email : csultural [email protected].

Yosia, Legibalon dkk. 2020. Sikap Mental petani dalam Kegiatan Usaha tani Tanaman Pangandi Desa Jirene, Kabupaten Lanny Jaya. Propinsi Papua. Jurnal Volume 13 nomor 2 /April-Juni 2020

Dipublikasi Pada : 07-03-2024