MENGENAL AWETAN PAKAN DALAM BENTUK HAY

By: Eny Mulyanti

Indonesia merupakan negara yang terletak di daerah katulistiwa dan mempunyai iklim tropis, dengan dua musim, yaitu musim penghujan  dan musim kemarau. Pada musim penghujan tentunya ketersediaan Hijauan Pakan Ternak (HPT) sangat berlimpah karena memang sangat dipengaruhi oleh distribusi air hujan disetiap bulannya, sebaliknya produksi HPT menurun baik kualitas maupun kuantitasnya pada musim kemarau bahkan dengan semakin kurangnya air, produksi HPT terhambat sampai tidak berproduksi sama sekali. Namun demikian, HPT yang merupakan pakan utama ternak ruminansia mutlak harus disediakan demi kelangsungan hidup ternak dan untuk kelangsungan berproduksi.

Kondisi fluktuasi ketersediaan HPT yang besar sangat berpengaruh bagi

kelanjutan usaha ternak ruminansia sehingga harus ada upaya agar HPT tersedia

sepanjang tahun dengan kualitas nutrisi tidak jauh berbeda karena mempengaruhi fisiologi tubuh ternak (Kartadisastra, 2001).  Salah satu upaya tersebut dapat dilakukan dengan pembuatan awetan hijauan dalam bentuk hay.  Hay adalah hijauan yang di awetkan dengan cara di keringkan dibawah sinar matahari kemudian di simpan dalam bentuk kering dengan kadar air 12%-30%. Pengawetan dengan cara ini jarang di lakukan oleh peternak di Indonesia, mungkin karena jumlah hijauan yang tersedia relatif tak terbatas. Lain halnya dengan di negara empat musim, dimana hijauan yang tersedia pertahun sangat amat terbatas. 

Hay dapat berupa rumput atau tanaman leguminosa yang dikeringkan untuk dijadikan pakan ternak, terutama ruminansia seperti sapi, kambing, dan domba. Hay merupakan metode pengawetan pakan yang paling umum dan mudah dilakukan, dan dapat menjadi sumber pakan yang berharga di musim kemarau atau saat ketersediaan hijauan segar terbatas.  Pembuatan hay dapat dilakukan melalui 3 tahap, yaitu :

  1. Panen:

Tahap pertama dalam pembuatan hay adalah pemanenan hijuan

  1. Pengeringan:

Hijuauan yang telah dipanen selanjutnya dikeringkan dengan cara dijemur di bawah sinar matahari hingga kadar airnya mencapai 12-20%. Pengeringan yang baik akan menghasilkan hay dengan warna hijau kekuningan, tidak berbau busuk, dan daunnya tidak mudah rontok.

  1. Penyimpanan:

Hay disimpan di tempat yang kering, sejuk, dan terhindar dari air hujan. Hay dapat disimpan dalam tumpukan, balok, atau gudang

Pembuatan awetan pakan dalam bentuk hay memiliki banyak keuntungan, antara lain :

  • merupakan sumber pakan yang kaya serat dan nutrisi penting lainnya seperti protein, vitamin, dan mineral.
  • mudah disimpan dan didistribusikan.
  • dapat disimpan dalam waktu lama tanpa mengalami kerusakan.
  • dapat membantu meningkatkan kesehatan pencernaan ternak.

Namun demikian terdapat beberapa kelemahan pembuatan hay, antara lain :

  • Proses pembuatan hay membutuhkan waktu dan tenaga kerja yang cukup banyak.
  • Hay dapat kehilangan beberapa nutrisi selama proses pengeringan.
  • Kualitas hay dapat bervariasi tergantung pada kondisi panen dan pengeringan

Untuk itu, agar hay yang dihasilkan dapat berkualitas, perlu dipertimbangkan hal-hal berikut :

  • Pilihlah tanaman yang berkualitas baik untuk dijadikan hay.
  • Panenlah tanaman pada waktu yang tepat.
  • Lakukan pengeringan dengan benar dan merata.
  • Simpanlah hay di tempat yang kering dan sejuk.

 

DAFTAR PUSTAKA

 Kartadisastra, H. R. 2001. Penyediaan dan Pengelolaan Pakan Ternak  Ruminansia. Kanisius. Yogyakarta.

 Parakkasi, A. 2012. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. UI Press. Jakarta

 Reksohadiprodjo, S. 2011. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada.

 Sutedi. 2002. Drying and storing herbage as hay. In: Chemistry and \ Biochemistry of Herbage. Volume 1:(2)

Dipublikasi Pada : 26-06-2024