By: M. Noor
Kementerian Pertanian (Kementan) terus berkomitmen meningkatkan produksi pertanian di Indonesia, salah satunya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Adapun salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memperketat pengawasan terhadap program perluasan areal tanam (PAT) Padi melalui berbagai kegiatan seperti optimasi lahan rawa, pompanisasi dan penanaman padi gogo.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan krisis pangan yang sedang di hadapi dunia harus segera ditangani dengan sungguh-sungguh, salah satu langkah cepat yang diambil pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pertanian adalah dengan Perluasan Areal Tanam (PAT). Di mana optimalisasi lahan yang ada dengan PAT ini bertujuan untuk mewujudkan swasembada pangan nasional dan lumbung dunia.
"Ingat saat ini ada banyak negara yang mengalami penurunan produksi dan ada banyak penduduk dunia yang menderita kelaparan. Karena itu harus kita mitigasi dengan solusi cepat," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti menegaskan, Peran penyuluhan dalam pengawalan PAT juga sangat krusial untuk memastikan bahwa teknik dan metode yang digunakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.
Sejalan dengan pernyataan Mentan dan Kepala BPPSDMP, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Tata Kelola dan Pengembangan Lahan Pertanian Dr. Sukriansyah S Latief, S.H., M.H. bersama dengan Kepala BBPP Kupang, Kepala BSIP NTT, Kepala SMK PP Negeri Kupang, Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Tanaman Pangan, Plt.Kadistan Prov.NTT, dan Kadistan Kab. Kupang melakukan monitoring keberadaan pompa dan PAT di Kabupaten Kupang, NTT, Kamis (15/8).
“NTT ini kan baru 28% dan hampir berada diposisi terbawah, dan harus mengejar target yang telah ditetapkan oleh Kementan. Makanya kita terjun langsung ke lapangan, mau tau betul apa penyebabnya. Sehingga kita bisa tingkatkan PAT lebih tinggi lagi. Dan untuk itu kita akan berangkat hampir ke semua Kabupaten yang ada di NTT,” Ungkap Sukriansyah.
Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang yang turut mendampingi mengungkapkan bahwan PAT, khususnya pompanisasi ini sangat penting untuk menjamin ketersediaan air bagi lahan pertanian, terutama di daerah yang memiliki keterbatasan sumber air di NTT. Sehinga dengan adanya kunjungan langsung dari Tenaga Ahli Menteri Pertanian ini dapat membantu mengurai beberapa permasalahan yang menghambat PAT ini nantinya. Dan sebagai unit pelaksana teknis (UPT) dari BPPSDMP Kementan, BBPP Kupang siap berkontribusi dan mengawal PAT ini.
Dari hasil 2 hari peninjauan langsung di Kabupaten Kupang diperoleh hasil dimanfaatkannnya pompa dengan baik selain untuk mengairi sawah tadah hujan juga untuk penyelamatan lahan sehingga bisa menghasilkan komoditas yang produktif.
Rencananya, monitoring lapangan di Provinsi NTT ini akan dilakukan staf ahli Mentan selama sebulan ke depan hingga September 2024.