By: drh. Fitri Salih
Pemanfaatan lokasi yang luas sebagai lahan tanaman pertanian demi memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia harus diikuti dengan usaha-usaha teknik pertanian modern menggunakan alat dan mesin pertanian dalam pengolahan lahan serta pemanfaatan kembali bahan- bahan pertanian hasil sisa panen seperti batang jagung. tongkol jagung. jerami padi dan dedak padi untuk dapat dijadikan bahan pakan ternak maupun pupuk organik. Pemilihan Kabupaten Sumba Tengah sebagai lokasi Food Estate di Nusa Tengga Timur tentu didasarkan pada potensi lahan yang sangat mumpuni namun dalam pelaksanaannya Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian dari masyarakat harus terus ditingkatkan mengingat dalam pelaksanaan program Food Estate tidak semata-mata berfokus pada penyiapan lahan dan proses tanam namun secara lebih luas juga harus dipersiapkan metode pengolahan limbah hasil panen produk pertanian demi mendukung program kerja zero waste atau minimum limbah.
Di NTT sendiri tanaman yang cukup menjadi primadona adalah tanaman padi dan jagung namun hingga saat ini kedua jenis tanaman ini hanya dimanfaatkan biji-bijian dan bulirnya saja dan sisa hasil panennya kemudian langsung dibakar oleh masyarakat. Hal ini tentu sangat mengganggu keberlangsungan ekosistem dan mengurangi nilai estetika lingkungan. Mengingat pengolahan limbah hasil panen produk pertanian merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam mendukung program Food Estate di Kabupaten Sumba Tengah. Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang Drh Bambang Haryanto. MM beserta jajaran widyaiswara dan pejabat lainnya turun langsung kelapangan untuk memberikan pelatihan terkait pengolahan limbah pertanian demi peningkatan SDM Pertanian masyarakat Sumba Tengah yang akan menjadi garda terdepan dalam melaksanakan program Food Estate di Sumba Tengah.
?Tujuan dilaksanakannya pelatihan oleh BBPP Kupang adalah agar masyarakat mampu melakukan pengolahan pertanian secara modern bukan hanya karena adanya program Food Estate namun untuk pelan-pelan merubah pola kerja masyarakat demi pertanian yang lebih maju mandiri dan modern? Ujar Bambang. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa sistem pengolahan pertanian yang dilakukan dengan teknologi yang mumpuni oleh orang-orang yang memiliki SDM Pertanian yang matang akan menghasilkan produk-produk pertanian berkualitas yang terus ada sepanjang masa.
Pelatihan pengolahan limbah pertanian di Kabupaten Sumba dikoordinir oleh widyaiswara asal BBPP Kupang Longginus Lengi. SP.MP yang memberikan materi terkait pemanfaatan batang jagung dan dedak padi menjadi pupuk organik yang sangat bermanfaat bagi tanaman serta diolah dengan cara yang mudah menggunakan bahan-bahan yang mudah di temui di NTT khususnya di Kabupaten Sumba Tengah.
?Manfaat dari Pelatihan ini tentunya untuk mempersiapkan sejak dini pola pengolahan limbah dari hasil panen proyek food estate Kabupaten Sumba Tengah sehingga tidak mengganggu estetika dan kesehatan lingkungan?Ujar Longginus. Lebih lanjut beliau menjelaskan manfaat ekonomi yang didapat dari pelatihan pengolahan limbah pertanian ini yakni masyarakat tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk membeli pupuk kimiawi yang kurang ramah lingkungan dan diganti dengan pemanfaatan bahan-bahan organik hasil sisa panen produk pertanian menjadi pupuk organik yang lebih sehat dan ramah lingkungan sehingga keberlanjutan usaha pertanian dapat terjaga dengan lingkungan dan Sumber Daya Alam yang terus dipelihara.