Pengendalian Penyakit ASF Ditentukan dari Komitmen Bersama Penerapan Biosecurity

By: drh. Fitri Salih

Kejadian wabah penyakit African Swine Fever (ASF) yang menyerang ternak babi khususnya di Indonesia hingga saat ini masih belum mampu dimaksimalkan pengendaliannya.

Kejadian ini menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat besar khususnya bagi masyarakat yang berprofesi sebagai peternak babi dikarenakan tingkat mortalitas yang tinggi serta belum tersedianya obat-obatan dan vaksin khusus sebagai bentuk pencegahan terhadap serangan virus penyebab penyakit ASF.

Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu provinsi yang sangat terdampak dengan adanya wabah penyakit ASF dikarenakan sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai peternak babi bahkan banyak pula masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari usaha beternak babi.

Kejadian penyakit ASF tidak hanya menimbulkan kerugian ekonomi namun juga pengaruh sosial budaya mengingat pentingnya nilai ternak babi bagi sebagain besar masyarakat NTT.

Melihat besarnya akibat buruk yang ditimbulkan oleh kejadian penyakit ASF. Komisi IV DPR RI bekerja sama dengan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian melaksanakan program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF.

Kemasan program kerjasama ditunjukkan dalam bentuk pelatihan teknis bagi peternak sehingga masyarakat diharapkan mampu memahami secara detail sifat dan cara penularan virus ASF sampai menimbulkan kejadian penyakit di peternakan.

Dengan pemahaman yang baik terhadap sifat dan cara penularan virus penyebab penyakit ASF. program pengendalian dan pencegahan dapat disusun dengan baik dan efisien.

Peningkatan Sumber Daya Manusia Pertanian masyarakat menjadi faktor penting yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan sektor pertanian dan peternakan Indonesia.

Menteri Pertanian Indonesia . Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam berbagai kesempatan selalu mengatakan. peningkatan kualitas SDM menjadi salah satu fokus Kementerian Pertanian.

?Salah satu fokus kita adalah meningkatkan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut. kita akan meningkatkan pertanian.? ujar Mentan Syahrul.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa BPPSDMP berada di garis terdepan dalam pembangunan SDM pertanian. Itu berati segala sesuatu yang terkait peningkatan kapasitas SDM merupakan tugas BPPSDMP.

Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Kupang sebagai salah satu lembaga pelatihan dibawah BPPSDMP yang berlokasi di Kabupaten Kupang Provinsi NTT terus memaksimalkan perannya ditengah masyarakat dengan melaksanakan berbagai pelatihan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Hal ini demi peningkatan SDM Pertanian sehingga permasalahn-permasalahan yang dialami oleh masyarakat dilapangan dapat di selesaikan dengan lebih efisien.

BBPP Kupang juga berperan aktif dalam melaksanakan pelatihan terkait pengendalian Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ASF baik bagi masyarakat di Daratan Timor maupun masyarakat Kabupaten lain di Provinsi NTT.

Kabupaten Sikka yang merupakan salah satu daerah terdampak kejadian penyakit ASF menjadi lokasi pilihan pelaksanaan pelatihan pengendalian dan pencegahan penyakit ASF yang digelar oleh BBPP Kupang atas kerjasama yang baik antara Komisi IV DPR RI dengan BPPSDMP Kementerian Pertanian.

Kegiatan yang dilaksanakan sejak tanggal 20 September 2021 ini ditujukan bagi 30 peserta non aparatur dan direncanakan untuk dilaksanakn selama 3 hari.

Menghadirkan widyaiswara yang berkompeten dari BBPP Kupang yang berprofesi sebagai dokter hewan. pelatihan ini diharapkan mampu memebrikan manfaat sebasar-besarnya bagi kemajuan dalam pengendalian kejadian penyakit ASF di Kabupaten Sikka.

Anggota Komisi IV DPR RI Julie S. Laiskodat yang berkesempatan membuka kegiatan pelatihan secara daring menyampaikan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap perjalan penyakit ASF serta tata cara pencegahan dan pengendaliannya sehingga kedepannya peternakan milik masyarakat tidak akan mudah terserang penyakit yang tentu akan menimbulkan kerugian bagi masyarakat.

?Pentingnya sektor peternakan babi bagi masyarakt NTT dalam peningkatan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat maka pelatihan terkait pencegahan dan pengendalian penyakit ASF ini menjadi kegiatan yang sangat penting untuk dilaksnakan dan diharapkan masyrakat mampu menyerap manfaat sebanyak-banyaknya dari pelatihan yang dilaksanakan ini.? uarnya.

Kepala BBPP Kupang drh Bambang Haryanto. MM dalam kegiatan pembukaan pelatihan juga menyampaikan pentingnya komitmen bersama dalam menerapkan sistem biosecurity secara tepat di lingkungan perkandangan merupakan salah satu hal esensial yang mesti dilakukan dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ASF.

Lebih lanjut beliau menambahkan pentingnya program pengendalian penyakit ASF dalam memperbaiki kondisi sektor peternakan babi di NTT sehingga kondisi ekonomi dan kesejahteraan masyarakat juga dapat ditingkatkan.

Dipublikasi Pada : 20-09-2021