PENGGUNAAN TEPUNG LAMTORO SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI DAN PEMBINAAN BAGI P4S ABDI LABORATUS

By: Manix E. Manafe dan drh. Helda Gadja

Kebutuhan akan protein hewani khususnya dari konsumsi daging semakin hari mengalami peningkatan. Oleh karena itu, pemerintah gencar meningkatkan produksi protein khususnya daging sapi melalui program Inseminasi Buatan (IB) untuk mendorong terjadinya peningkatan populasi ternak sapi. Selain itu, faktor yang juga memiliki peranan penting untuk peningkatan hasil produksi ternak adalah Hijauan Pakan Ternak (HPT) yang berpotensi meningkatkan bobot ternak. Salah satu contoh HPT yang dapat dimanfaatkan, yaitu Lamotoro.

Lamtoro memiliki banyak keunggulan seperti pertumbuhan yang cepat, dapat bertumbuh pada daerah dengan iklim kering atau bercurah hujan rendah, daun lamtoro sangat disukai ternak dan memiliki kandungan nutrisi yang baik.
Menyadari banyaknya manfaat dari Lamtoro, maka Widyaiswara BBPP Kupang mensosialisasikan penggunaan tepung lamtoro sebagai pakan konsentrat untuk ternak sapi sekaligus memberikan pembinaan dan motivasi untuk menerapkan teknology integrated farming di P4S Abdi Laboratus (Kelas Madya) yang diketuai oleh Yohanes Lalang.

Pembinaan P4S ini sejalan dengan arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bahwan pembinaan P4S dimaksudkan sebagai upaya meningkatkan kapasitas P4S.

“P4S dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta membentuk sikap positif petani terhadap perkembangan teknologi yang berorientasi agribisnis dan berbabsis kearifan lokal,” ujar Mentan SYL

Ditambahkannya bahwa jika ingin meningkatkan produktivitas atau mengembangkan pertanian, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mengembangkan kualitas SDM. Hal ini bisa dilakukan melalui sejumlah pemberdayaan, salah satunya memaksimalkan P4S.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M. Agr mengatakan bahwa sudah selayaknya P4S memperoleh perhatian yang tinggi terkait perannya dalam transfer of knowledge dibidang pertanian. Bukti nyata menunjukkan bahwa metode yang paling tepat untuk mengajak petani untuk menerapkan suatu teknologi baru adalah dengan menunjukkan bukti keberhasilan petani yang menerapkan. Dimana pembaharuan desa harus di awali dari P4S di seluruh Indonesia.

“Berbicara mengenai pembangunan Desa berarti yang harus kita genjot adalah P4S,” ujar Dedi.

BBPP Kupang memiliki Widyaiswara dengan sejumlah kompetensi salah satunya kompetensi produksi ternak maupun nutrisi dan pakan ternak. WI dengan kompetensi tersebut telah melakukan kajian pada tahun 2020 terkait pemanfaatan tepung lamtoro sebagai konsentrat hijau untuk meningkatkan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBh) pada ternak sapi Bali.

Dr. Ir. Yulia Asni Kurniawati, M.Si selaku Kepala BBPP Kupang sangat mengapresiasi kinerja WI BBPP Kupang terlebih dengan telah melakukan serangakaian kajian dan juga berperan aktif dengan turun langsung melakukan sosialisasi serta pembinaan di P4S.

“Saya selaku pimpinan sangat mengharapkan agar Widyaiswara BBPP Kupang dapat terus kreatif dan berinovasi dalam rangka menciptakan perubahan-perubahan yang bermanfaat bagi pembangunan pertanian Indonesia,” Ujar Yulia

Disamping itu, menurut Manix E. Manafe yang merupakan WI BBPP Kupang, kajian pemanfaatan tepung lamtoro sebagai pakan ternak alternatif.

“Hasil kajian ini sangat signifikan meningkatkan PBBh sapi Bali dengan memanfaatkan lamtoro menjadi tepung sebagai sumber pakan alternatif berprotein tinggi. Hal ini didukung dengan NTT memiliki potensi lamtoro yang sangat besar untuk dioptimalkan sebagai stok pakan ternak,” ucap Manix

Tepung lamtoro sebagai salah satu pakan konsentrat disosialisasikan kepada P4S Abdi Laboratus yang sedang membudidayakan sapi Bali sebanyak 7 ekor dengan rincian 2 ekor jantan dan 5 ekor betina.

“Selama ini P4S Abdi Laboratus masih memberikan lamtoro dalam bentuk segar dan belum mengaplikasikan penggunaan tepung lamtoro sebagai pakan ternak sehingga kami datang untuk memberikan sosialisasi terkait penggunaan tepung lamtoro sebagai pakan, mengingat tepung lamtoro dapat memberikan PPBh yang cukup signifikan,” jelas Manix.

Tim WI BBPP Kupang kemudian memberikan pembinaan serta saran untuk menerapkan penggunaan tepung lamtoro maupun integrated farming. Sesuai arahan dari WI BBPP Kupang bahwa Lamtoro dijadikan tepung sebagai stok pakan konsentrat hijau bagi ternak sapi dengan cara lamtoro dipanen, dicacah, dikeringkan dan digiling menjadi tepung. Selanjutnya, tepung lamtoro bisa dicampurkan dengan dedak/pollard untuk diberikan pada ternak sapi 1-1,5 % dari bobot badan sebelum pemberian pakan hijauan segar. Berdasarkan hasil uji coba pemberian tepung lamtoro, sapi sangat menyukainya. Pembuatan tepung lamotoro diharapkan bisa berjalan dengan baik mengingat di P4S Abdi Laboratus memiliki mesin multiguna (Yanmar) dengan fungsi mencacah pakan sekaligus menggiling pakan menjadi tepung.

Selain itu juga disampaikan oleh Tim WI BBPP Kupang bahwa pemanfaatan limbah/kotoran ternak menjadi pupuk organik untuk diberikan baik untuk tanaman hortikultura maupun lahan hijauan pakan ternak milik P4S Abdi Laboratus sebagai bentuk apklikasi dan penerapan integrated farming ternak dengan tanaman hortikultura.

Dipublikasi Pada : 08-06-2023