By : Ir. Wiwiek Yuniarti Costa, M.Si
Perluasan Areal Tanam (PAT) melalui kegiatan pompanisasi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan indeks pertanaman (lP) dan memperluas area tanam padi nasional di tengah gempuran masalah cuaca. Permasalahan yang terjadi di antaranya yaitu, potensi sawah tadah hujan, Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) untuk pengadaan pompa dan kebutuhan benih selama pelaksanaan program.
Langkah-langkah konkrit perluasan areal tanam dengan pompanisasi mencakup identifikasi potensi lahan yang dapat dikembangkan dan diperluas untuk pertanian, perencanaan sistem pompanisasi yang sesuai dengan karakteristik topografi dan kebutuhan air tanaman di setiap lokasi serta pembangunan infrastruktur pompa air dan jaringan irigasi untuk mendistribusikan air secara efisien ke lahan pertanian. Dengan pompanisasi dapat meningkatkan luas lahan yang ditanami oleh petani, peningkatan indek pertanaman (IP) padi tanpa kekurangan air, mengubah pola tanam menjadi lebih awal, meningkatkan intensitas tanam dan produktifitas tanaman padi dan menekan impor.
Penggunaan sistem pompanisasi dan manajemen pengelolaan air serta pengawasan dan pemeliharaan rutin infrastruktur pompanisasi untuk memastikan kinerja yang optimal dan kelangsungan produksi pertanian juga merupakan hal penting yang harus dipastikan tersedia di daerah yang akan menjalankan program pompanisasi dan pengetahuan teknis pompanisast melalui pelatihan. Agar penyelenggaraan pelatihan teknis pompanisasi dapat memberikan manfaat dan menghasilkan alumni pelatihan yang terampil dalam pengelolaan dan pemanfaatan pompa irigasi. Sehubungan dengan hal tersebut, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Kupang sebagai salah satu UPT Pusat Pelatihan - Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) akan melaksanakan “Pelatihan Tematik Pompanisasi bagi Petani Angkatan VII di Kabupaten Sumba Tengah”
Adapun tujuan dari penyelenggaraan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kompetensi petani dalam penggunaan pompa untuk mendukung peningkatan areal tanam dan produksi pertanian di kabuopaten sumba tengah dengan sasaran 30 orang petani dari berbagai kelompok tani yang tergabung dalam kelompok tani penerima bantuan pompa .
Nara sumber dari kegiatan pelatihan ini adalah berasal dari unsur widyaiswara pada Balai Besar pelatihan Peternakan Kupang dan perugas dari Dinas Peranian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba tengah. Materi yang diberikan adalah tentang pengenalan pompa air dan jenis- jenis pompa, bagaimana teknis penggunaan pompa, perawatan pompa agar tidak mudah rusak dan bagaimana memperbaiki pompa yang bermasalah.
Tempat pelatihan dilakukan di aula Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumba Tengah yang dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pertanian dengan memberikan beberapa arahan terkait pembangunan pertanian di kabupaten sumba tengah. Beberapa arahan tentang kondisi pertanian di kabupaten sumba tengah yang perlu mendapatkan perhatian adalah sebagai berikut :
- Kabupaten sumba tengah adalah kabupaten termiskin untuk seluruh kabupaten di kepulauan sumba meskipun unggul di produksi beras karena ada surplus beras di tahun 2024 sebesar 1.063 ton.
- Khusus untuk pangan beras, angka konsumsi 300 gr per keluarga per sekali makan. Sementara jumlah penduduk di sumba tengah adalah 92.354 jiwa. sehingga kebutuhan beras untuk setahun di kabupaten sumba tengah adalah 10.112,763.000/g/org/tahun.
- Produksi padi tahun 2024 adalah 17.185 ton cukup tinggi sehingga terjadi surplus beras sejumlah 1.063 ton
- Hasil ternak dan hortikulturan untuk kabupaten sumba tengah sangat sedikit sehingga hasil produksi hanya untuk kebutuhan makan keluarga dan tidak sampai untuk dijual.
Oleh sebab itu, kepala dinas menghimbau padaara peserta pelatihan, agar bersemangat mengikuti pelatihan dan bisa menyerap materi dengan baik sehingga penggunaan pompa lebih efektif dan dapat meningkatkan hasil produksi pertanian di kabupaten sumba tengah.
Metode yang digunakan dalam pelatihan ini adalah menggunakan pendekatan pendidikan orang dewasa (andagrogg), Experiental Learning Cycle (ELC) atau Alami, Kemukakan, Olah, Simpulkan, Aplikasikan (AKOSA); Pendekatan yang digunakan dalam bentuk ceramah, diskusi, pendapat, simulasi, studi kasus, praktik, magang, bermain peran, dan/ atau penugasan
Pada prinsipnya pelatihan berjalan dengan baik, dimana peserta selain mendapatkan teori tentang pompa, tetapi juga praktek di lapangan untuk peserta lebih memahami tentang perawatan dan perbaikan pompa yang rusak dimana di lapangan dilkukan demontrasi langsung. Para peserta bersemangat melakukan praktek dan diskusi karena banyak kelompok yang mengalami gangguan pada pompa bantuan dan nara sumber langsung memberikan petunjuk cara menangani kerusakan yang ada.
Pelatihan ditutup oleh kepala dinas pertanian dan ketahanan pangan kabupaten sumba tengah dengan menitik beratkan pada peserta penerima bantuan pompa untuk dapat memanfaatkan ilmu yang ada dan menrapkan nya pada usaha taninya terkhusus pada penggunaan pompa bantuan, yang nantinya akan meningkatkan produksi pertanian komoditas padi.